Kegagalan Membuat Yasa Singgih Menjadi Jutawan Muda

shares


Ketika banyak orang yang menunggu lulus kuliah untuk memulai bekerja atau berbisnis dan memiliki penghasilan. Yasa Singgih pria kelahiran Bekasi,  23 April 1995 ini memiliki omzet  ratusan juta saat berusia 19 tahun.

Yasa membangun brandnya sendiri yang ia berinama Mens Republic, menjual berbagai kebutuhan fashion pria mulai dari kaos, jaket, sepatu, sandal, hingga underwear. Yasa memulai bisnis ketika masih duduk di bangku SMA, ketika itu ia memiliki kondisi dimana orang tuanya sakit sehingga ia kepepet mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.

Awal mula mencari uang Yasa tidak langsung terjun pada dunia bisnis, tetapi ia menjadi MC di acara-acara ulang tahun. Setelah itu ia mulai berjualan menjadi reseler dari barang pinjaman yang dijual secara online.

Terjun pada dunia bisnis memang tidak semudah yang dibayangkan, terlebih saat itu Yasa memulai bisnisnya secara otodidak di usia belia. Yasa pernah mengalami beberapa kali kegagalan dalam berbisnis contohnya ketika berbisnis lampu hias. Usaha lampu hias terpaksa gulung tikar karena ia kehilangan supplier.

Dari semua kegagalan, kerugian paling parah dialami Yasa ketika duduk di SMA kelas 3. Saat banyak anak yang tegang bahkan stres menghadapi Ujian Nasional, Yasa justru harus menanggung beban yang lebih berat karena dirinya mengalami kerugian hingga Rp 100 Juta dari bisnis kuliner.

Namun kegagalan demi kegagalan justru membuat mahasiswa Binus ini banyak belajar dan makin mantap untuk fokus membangun bisnis. Kegagalan justru mengantarkan Yasa pada kesuksesan usia muda, karena ia memiliki prinsip tidak mau kuliah dengan uang orang tua. Maka mau tak mau ia harus bangkit dari kegagalan.


Setelah sukses berbisnis dan mewujudkan mimpi-mimpinya di usia muda. Yasa juga tak pelit untuk berbagi ilmu dan pengalamannya melalui buku Never Too Young To Become A Billionaire,  ia juga kerap kali diundang untuk mengisi seminar dari kampus ke kampus, bahkan membuat seminar sendiri mengenai enterpreneur dari pengalamannya tersebut.

Setiap orang memiliki jatah gagal masing-masing kalau kita bisa menghabiskan jatah gagal di usia muda kenapa harus tunggu tua? Lebih baik kehilangan masa muda dari pada masa depan – Yasa Singgih-

Related Posts