Film Mars Akan di Putar di Indonesia dan London

shares



Bagi pecinta film Indonesia, saat ini film Indonesia memiliki kualitas yang patut di acungi jempol. Sebut saja film The Raid 2 (2014) dapat mencapai 1 juta penonton di Indonesia dan masuk di urutan 11 box office Amerika yang meraup pendapatan sebesar USD 956 ribu (sekitar Rp 10,9 miliar).

Melihat kesuksesan film Indonesia yang mulai mampu bersaing dengan film luar negeri, bukan tidak mungkin suatu saat industri film Indonesia memberikan kontribusi yang besar dan sejajar dengan film-film Hollywood.

Mars salah satu film Indoensia yang akan hadir pada 4 Mei 2016 mendatang, film ini diangkat dari sebuah novel laris karya Aishworo Ang. Bercerita tentang perjuangan seorang Ibu bernama Tupon (Kinaryosih) yang membesarkan anak perempuannya Sekar Palupi (Acha Septriasa) untuk menempuh pendidikan hingga sarjana.

Film ini mengambil dua lokasi pertama berlokasi di Yogyakarta, tepatnya di desa gunung kidul yang terkenal sebagai salah satu desa termiskin di dunia. Untuk tempat kedua film Mars mengambil beberapa lokasi di London Inggris.

Film ini disutradarai oleh Sahrul Gibran seorang  sutradara pendatang baru dan  Mars adalah film pertama yang ia sutradarai. 

Sebagai  seorang sutradara baru, tidak mudah rasanya untuk meyakinkan aktris besar seperti Acha Septriasa. Bahkan Acha sempat meragukan kemampuan Sahrul, mengingat belum ada satupun film yang pernah ia sutradarai

Namun keinginan kuat menjadi sutradara adalah cita-cita  sejak lama yang sempat di tentang oleh sang Ibu. Maka Sahrul berhasil meyakinkan Acha untuk bermain di filmnya dengan berbagai cara.

Acha melihat walaupun Sahrul adalah sutradara baru, ia sangat profesional. “Bahkan ia bisa memberi tahu kita para pemain secara mendetail dan imajinatif layaknya film Hollywood, sehingga saya bisa membayangkan film ini seperti apa” jelas Acha pada peluncuran trailer, poster dan soundtrack film Mars (6/8) di Epicentrum, Jakarta.

Untuk melakukan syuting di London, film yang diproduksi Multi Buana Kreasindo ini sempat mengalami kesulitan untuk masalah perizinan. Namun akhirnya film Mars berhasil syuting di London secara legal dengan melakukan izin kebeberapa instansi yang melibatkan rumah produksi lokal di London.



Mars  merupakan film pertama Indonesia dan film kedua di dunia setelah Harry Potter yang bisa syuting di Oxford University. Bahkan film ini harus memberikan jaminan insurance senilai 10 juta Poundsterling ( sekitar Rp 185 miliar) jika ada kerusakan.

Meski sudah mengantongi izin dan sudah memberikan jaminan, proses syuting juga harus dilakukan ekstra hati-hati. Perpustakaan Oxford, menyimpan buku dan naskah kuno yang sudah berumur ratusan tahun sejak zaman filsafat Aristoteles.

Para pemain ataupun kru tidak diperbolehkan menyentuh buku-buku disana karena sensor alarm di perpustakaan cukup sensitif. Bahkan ketika mengucapkan “take action” Sahrul sang sutradara harus melakukannya secara pelan-pelan dan menggantinya dengan mimik mulut karena sensor alarm akan berbunyi apabila ada suara-suara yang terlalu keras.



Tak sabar menyaksikan film Indonesia yang menginspirasi pendidikan? Kamu bisa menontonnya mulai 4 Mei 2016, berdekatan dengan Hari Pendidikan Nasional . Pada peluncurannya film ini juga akan diputar di beberapa bioskop di London.

Acha berharap film ini bisa memberikan dapak positif yang menginspirasi  penonton tentang pentingnya pendidikan. “Film ini mengajak kita untuk bisa maju, aku harap setelah menonton ini mereka bisa memajukan pendidikan di Indonesia,” ungkap Acha Septriasa.

Related Posts