Itang Yunasz: Perancang Mode Harus Jeli Melihat Momen

shares

Dalam industri mode khususnya pada pakaian muslim, nama Itang Yunasz memang sudah tak asing lagi. Pria kelahiran 31 Desember 1958 ini seolah menjadi ikon busana muslim di tanah air, karena konsistensinya menjadi seorang perancang mode sejak 34 tahun lalu.

Debut pertamanya ketika dirinya berhasil menjadi juara II pada lomba Perancang Muda Indonesia yang diselenggarakan oleh Femina Gadis tahun 1981.

Sebelum mendirikan PT Yunasz Ata Brata, ia pernah menempuh pendidikan di sekolah Academic of Fashion Roma, Italia. Ia pun juga berkesempatan magang di salah satu rumah mode milik perancang  dunia terkenal Renato Balestra.

Pada mulanya, perusahaan yang ia dirikan dengan bendera “Itang Yunasz” hanya menjual busana eksklusif dengan target pasar kelas atas, serta memproduksi seragam untuk berbagai perusahaan seperti perusahaan penerbangan, perhotelan dan juga perbankan.

Namun sejak tren busana muslim semakin berkembang dan banyak diminati masyarakat luas, maka pada tahun 2000 ia memfokuskan diri pada pakaian atau busana muslim.
Ditemui oleh Smart-Money di acara Pesona Ramadhan Fashion Delight (7/6) di Senayan City, Jakarta, perancang mode kenamaan ini mengaku kalau bulan Ramadhan memiliki arti tersendiri.  

“Ramadhan sebagai Hari Raya dalam bentuk ibadah kepada Yang Maha Kuasa, karena banyak sekali pahala di bulan ini” tuturnya.

Selain itu pada bulan Ramadhan banyak sekali rangkaian acara mulai dari pengajian hingga acara buka puasa bersama. Banyaknya acara selama bulan Ramadhan membuat mereka, khususnya kaum hawa membutuhkan pakaian yang sopan dan nyaman. Saat Idul Fitri tiba, pada hari kemenangan umat Islam tersebut hampir semua orang menggunakan baju baru mulai dari salat Ied hingga saat bersilaturahmi.

Kita sebagai perancang mode harus jeli melihat momen, memikirkan bagaimana membuat pakaian indah dengan gaya modis, mengikuti tren namun tetap memiliki harga yang terjangkau.

Itang Yunasz memiliki 4 lini dalam membuat pakaian siap pakai di luar produk premium berlabel ‘Itang Yunasz’. Lini kedua tersebut di antaranya ‘Preview Itang Yunasz’, ‘Tatum by Itang Yunasz’, ‘Kamilaa Itang Yunasz’ yang membidik pasarmiddle-low yang diproduksi secara masal. Dan pada awal Ramadhan 2014 tahun lau dibentuk ‘Moshaict by Itang Yunasz’ yang membidik wanita muda usia 20-35 tahun.

“Ramadhan tahun ini saya menaikkan jumlah produksi lini Kamilaa yang membidik pasar middle low hingga 100%. Hal itu disebabkan oleh minat dari pembeli yang makin menyenangi koleksi Kamilaa,” ujarnya.

“Saya berharap di Ramadhan kali ini, walau kondisi ekonomi agak menurun, InsyaaAllah tetap ada peluang untuk meraih penjualan dan omzet yang diinginkan. Karena sebagai desainer saya memiliki banyak lini, dan jeli melihat peluang dan terus berinovasi dalam desain,” tutur perancang mode yang paling produktif memproduksi pakaian muslim ini.

by: rizafirli , smart-money.co, 10 jun '15

Related Posts