Bisnis-bisnis yang Semakin Meredup Ditengah Perkembangan Teknologi
Teknologi memberikan banyak kemudahan dalam kehiduapan sehari-hari. Seperti saat berkomunikasi menjadikan jarak yang semakin dekat, memudahkan kegiatan bisnis serta transaksi Perbankan dengan cepat dan aman. Hingga dengan bantuan teknologi dapat memudahkan kita menyelesaikan berbagai pekerjaan.
Namun karena perkembangan teknologi juga, dapat membuat bisnis-bisnis berikut ini semakin meredup :
Wartel
Pada era 1990an hingga awal 2000an warung telekomunikasi atau wartel merupakan bisnis yang cukup banyak diminati. Apalagi saat regulasi kepemilikan wartel kala itu semakin mudah, banyak wartel berdiri bahkan jaraknya sangat berdekatan.
Wartel sempat ramai karena dahulu harga sebuah ponsel masih terbilang cukup tinggi dan tarifnya masih belum terjangkau seperti sekarang. Banyak orang menggunakan wartel seperti anak-anak mahasiswa yang berada di perantauan untuk mengabarkan keluarga di kampung halaman.
Sekarang bisnis wartel mulai terseok-seok krena semua orang sudah memiliki handphone..
Warnet
Setelah wartel, bisnis warnet atau warung internet juga memiliki nasib yang sama. Ditengah pengguna internet dengan ponsel pintar sudah semakin murah, banyak orang lebih memilih browsing dan chatting menggunakan ponsel karena bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Fasilitas w-ifi gratis yang disediakan diberbagai tempat seperti restoran dan café juga membuat orang-orang dengan mudah dapat mengakses internet melalui laptop atau gadget yang mereka miliki.
Toko Musik
Industri musik di Indonesia memang mengalami banyak penurunan, sejak makin berkembangnya dunia digital dan pembajakan melalui internet sulit dihindari. Toko musik terbesar di Indonesia seperti Aquarius contohnya, toko musik yang berdiri sejak tahun 1987 ini terpaksa harus menutup semua tokonya pada tahun 2013.
Meski banyak toko musik yang tutup, banyak musisi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang menjual albumnya tidak hanya di toko musik, tetapi mereka menjualnya melalui jaringan mini market dan restoran siap saji.
Rental VCD/DVD
Kapan terakhir kali kamu menyewa film dalam bentuk VCD atau DVD? Bisnis penyewaan film atau rental video ini dahulu menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Bahkan kamu tak perlu memiliki tempat yang besar sudah bisa membukanya, karena yang terpenting sebuah rental video harus menyediakan koleksi film yang beragam.
Bisnis penyewaan DVD semakin meredup sejak pembajakan film di Indonesia sudah tidak bisa dihindari. Bayangkan satu film bajakan yang dijual dalam bentuk DVD dipinggir jalan hanya dijual Rp.5000 – 7.000 . Selain sudah sangat murah, kamu dapat menonton film langsung melalui Youtube atau mengunduhnya dariberbagai situs dan bertukar film melalui hardisk eksternal.
Counter Pulsa
Jumlah pengguna ponsel Indonesia menurut data US Census Bureau pada 2014 mencapai 281 juta pengguna, itu artinya jumlah pengguna pinsel sudah melebihi jumlah penduduk. Melakukan pengisian pulsa sudah pasti menjadi kebutuhan wajib yang rutin dilakukan. Maka banyak masyarakat terutama mereka yang berada dikota-kota besar lebih memilih mengisi pulsa melalui ATM, Internet Banking dan Mobile Banking karena lebih praktis dibanding harus mencari counter pulsa ketika pulsa kita habis.
Namun karena perkembangan teknologi juga, dapat membuat bisnis-bisnis berikut ini semakin meredup :
Wartel
Pada era 1990an hingga awal 2000an warung telekomunikasi atau wartel merupakan bisnis yang cukup banyak diminati. Apalagi saat regulasi kepemilikan wartel kala itu semakin mudah, banyak wartel berdiri bahkan jaraknya sangat berdekatan.
Wartel sempat ramai karena dahulu harga sebuah ponsel masih terbilang cukup tinggi dan tarifnya masih belum terjangkau seperti sekarang. Banyak orang menggunakan wartel seperti anak-anak mahasiswa yang berada di perantauan untuk mengabarkan keluarga di kampung halaman.
Sekarang bisnis wartel mulai terseok-seok krena semua orang sudah memiliki handphone..
Warnet
Setelah wartel, bisnis warnet atau warung internet juga memiliki nasib yang sama. Ditengah pengguna internet dengan ponsel pintar sudah semakin murah, banyak orang lebih memilih browsing dan chatting menggunakan ponsel karena bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Fasilitas w-ifi gratis yang disediakan diberbagai tempat seperti restoran dan café juga membuat orang-orang dengan mudah dapat mengakses internet melalui laptop atau gadget yang mereka miliki.
Toko Musik
Industri musik di Indonesia memang mengalami banyak penurunan, sejak makin berkembangnya dunia digital dan pembajakan melalui internet sulit dihindari. Toko musik terbesar di Indonesia seperti Aquarius contohnya, toko musik yang berdiri sejak tahun 1987 ini terpaksa harus menutup semua tokonya pada tahun 2013.
Meski banyak toko musik yang tutup, banyak musisi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang menjual albumnya tidak hanya di toko musik, tetapi mereka menjualnya melalui jaringan mini market dan restoran siap saji.
Rental VCD/DVD
Kapan terakhir kali kamu menyewa film dalam bentuk VCD atau DVD? Bisnis penyewaan film atau rental video ini dahulu menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Bahkan kamu tak perlu memiliki tempat yang besar sudah bisa membukanya, karena yang terpenting sebuah rental video harus menyediakan koleksi film yang beragam.
Bisnis penyewaan DVD semakin meredup sejak pembajakan film di Indonesia sudah tidak bisa dihindari. Bayangkan satu film bajakan yang dijual dalam bentuk DVD dipinggir jalan hanya dijual Rp.5000 – 7.000 . Selain sudah sangat murah, kamu dapat menonton film langsung melalui Youtube atau mengunduhnya dariberbagai situs dan bertukar film melalui hardisk eksternal.
Counter Pulsa
Jumlah pengguna ponsel Indonesia menurut data US Census Bureau pada 2014 mencapai 281 juta pengguna, itu artinya jumlah pengguna pinsel sudah melebihi jumlah penduduk. Melakukan pengisian pulsa sudah pasti menjadi kebutuhan wajib yang rutin dilakukan. Maka banyak masyarakat terutama mereka yang berada dikota-kota besar lebih memilih mengisi pulsa melalui ATM, Internet Banking dan Mobile Banking karena lebih praktis dibanding harus mencari counter pulsa ketika pulsa kita habis.