Sambut Hardiknas, Life for Edu Berikan Kontribusi untuk Dua Edu Terpilih

shares

Melalui Program Contribute for A Good Cause, Komunitas Life for Edu Senantiasa Memberikan Semangat dan Dukungan kepada Anak-Anak Sekolah Dasar

 Bertempat di SDN Kramat Jati 19 Pagi, Jakarta Timur, Life for Edu kembali memberikan kontribusi untuk Edu terpilih. Juga, dalam rangka menyambut hari pendidikan nasional, program Contribute for A Good Cause kali ini memutuskan untuk memberikan kontribusi kepada dua Edu terpilih sekaligus. Kedua Edu terpilih tersebut adalah Lia Ayu Hapsari dan Andika Dwi Setiawan.

Lia Ayu Hapsari adalah siswa kelas 1 SDN Kramat Jati 19 Pagi, Jakarta Timur. Lia, panggilan akrab orang tua dan teman-temannya, merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Lia merupakan anak dari Ibu Sumiyem (40 tahun) yang telah ditinggal suaminya sejak Lia berusia 2 tahun. Ibu Sumiyem bekerja sebagai pedagang warung di rumah kontrakan kecilnya. Warung kecil tersebut menjadi satu-satunya mata pencaharian keluarga Ibu Sumiyem, pendapatan yang tidak tetap tidak berbanding dengan kebutuhan sehari-hari seperti makan dan membayar sewa kontrakan. 

Lia sebagai anak bungsu sangat mengerti keadaan ibunya sebagai satu-satunya pencari nafkah di keluarga. Sepulang sekolah, Lia selalu membantu ibunya berjualan di warung. Selain rajin membantu ibunya, Lia termasuk anak yang periang dan lincah di sekolahnya. Lia aktif bertanya di kelas ketika pelajaran dan mudah menangkap pelajaran. Bakat nya terlihat saat pelajaran kesenian. Ia terampil menggambar, mewarnai dan menyanyi. Ketika ditanya mengenai cita-cita Lia di masa depan, Lia menjawab ingin menjadi seorang Guru Agama “Aku ingin jadi guru agama supaya Ibu dan Kakak bangga” ujar Lia.

Edu terpilih lainnya, yaitu Andika Dwi Setiawan. Ia adalah siswa kelas 5 SDN Kramat Jati 19 Pagi, Jakarta Timur. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kedua orang tua Andika bercerai saat ia duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Semenjak itu, ia dan kedua saudaranya tinggal dan diasuh oleh kakek dan neneknya.



Ibunya yang melanjutkan hidup dengan bekerja sebagai pedagang, dan ayahnya yang telah kembali berumah tangga membuat Andika sangat sulit untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Berdasarkan pengakuannya, Andika hanya dikunjungi oleh kedua orang tuanya antara satu atau dua kali dalam setahun. Perceraian ini tak lantas membuat Andika dan kedua saudaranya menjadi putus sekolah. Mereka kemudian melanjutkan keinginan dan cita-citanya dengan dukungan dari kakek dan neneknya.

Kakeknya (Ahmad Khotib) bekerja sebagai pedagang sayur di Jatinegara. Setiap pagi ia selalu berangkat ke pasar dengan semangat ingin menyekolahkan cucu-cucunya. Sementara nenek Andika (Painah), adalah satu-satunya orang yang sangat dekat dengan Andika. Sosok Mbah mampu menciptakan motivasi tersendiri bagi Andika untuk lebih rajin dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Cita-citanya menjadi arsitek kemudian menjadi bukti kesungguhannya dalam belajar. “Saya enggak mau nyakitin hati Mbah. Saya mau berangkatin Mbah ke Mekkah”, kalimat itu yang sering kali ia ucapkan setiap kali merasa kehilangan motivasi diri.

Dalam pemberian kontribusi tersebut hadir pula Kepala Sekolah SDN Kramat Jati 19 Pagi, Jakarta Timur, Ibu Suminah, S.Pd., “Kami sangat berterima kasih kepada Komunitas Life for Edu yang telah mau peduli dan memberikan semangat serta dukungannya untuk dua anak didik kami, Lia dan Andika. Kami sangat mendukung dengan kegiatan-kegiatan komunitas sosial dari dari anak-anak muda seperti ini.” Tuturnya.
 
Co-founder dan PR Manager Life for Edu, Ayu Nurul Huda dalam sambutannya menyatakan, “Kami senang dapat membantu dan memberikan semangat serta dukungan kepada Lia dan Andika, anak yang berprestasi dan bersemangat tinggi dalam bersekolah. Kami berharap semangat seperti ini tidak luntur di tengan jalan. Agar hal itu tidak terjadi, tugas kitalah untuk terus memberikan dukungan dan semangat kepada mereka dan anak-anak lain di luar sana.”

Related Posts