Membangun citra di media sosial lewat fotografi

shares



Content is the king, begitulah kira-kira ungkapan yang sering dilontarkan para netizen di era digital. Ketika isi konten memiliki keunikan, dapat menghibur, informatif, dan inspiratif maka konten akan mampu menarik perhatian dan menjadi viral di dunia maya.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2016 telah mencapai 132,7juta. Tiga konten paling sering di akses adalah media sosial, hiburan, dan berita.

Dari 132,7 juta pengguna internet Indonesia,97,4% di antaranya merupakan pengakses media sosial. Tak heran, bila Indonesia menjadi negara ke-4 paling aktif menggunakan Facebook di dunia.

Selain Facebook, media sosial favorit lainnya adalah Instagram. Dari 700 juta pengguna aktif global Instagram saat ini, lebih dari 45 juta penggunanya berasal dari Indonesia.

Sebelumnya pada 2016, Indonesia memiliki jumlah pengguna Instagram sebesar 22 juta dan 59% di antaranya adalah anak muda berusia 10-24 tahun yang terdidik dan mapan.

William Sudhana Founder dan CEO Vos Foyer pada kelas lokakarya di Social Media Week (SMW) Jakarta, Rabu, (13/09/2017) menjelaskan kalau media sosial saat ini bukan lagi sekadar tren, tetapi media sosial menjadi cara baru dalam berkomunikasi.

"Fotografi menjadi tools ketika kita berbicara di media sosial karena sebuah foto memiliki banyak cerita di dalamnya," ungkap pria yang mendalami fotografi sejak 2008.

Dalam perjalanannya di dunia fotografi, William sudah mencoba berbagai tipe dan jenama kamera. Mulai dari kelas pemula hingga kelas professional, dari teknologi DSLR hingga kamera mirrorless.

Dari semua kamera, ternyata yang memengaruhi hasil foto bukanlah kamera yang canggih. Melainkan orang di balik lensa, ide kreatif seorang fotografer menjadi pembedanya, bagaimana dapat menghasilkan foto yang bercerita.

Kamera hanyalah penunjang kebutuhan, foto seperti apa yang ingin dihasilkan. "Tidak ada yang namanya kamera pemula, jika ingin serius di dunia fotografi, lebih baik investasilah pada lensa. Sebab body kamera dapat berganti-ganti dan harganya akan turun tetapi lensa harganya bisa naik di kemudian hari," jelasnya.

Untuk membuat konten foto di Instagram, Edi Hartono Liem Co-Founder Vos Foyer menekankan pentingnya membuat perencanaan yang matang agar konten lebih terstruktur.

"Instagram saat ini digunakan sebagai personal branding. Jadi, Anda harus tahu betul apa minat Anda, siapa target market, demografi, dan usianya. Sebab itu semua akan memengaruhi konten yang akan diberikan," ungkap Edi.

Suasana kelas "Social Media Photography & Concept Creation for Your Social Media Business"

Selanjutnya, kelas lokakarya "Social Media Photography & Concept Creation for Your Social Media Business" bersama CEO dan Co-Founder VosFoyer tersebut membahas masalah teknis mengenai komposisi dalam pengambilan foto, beberapa trik editing foto dengan beberapa aplikasi, hingga masalah-masalah yang sering dihadapi ketika mereka menjadi konsultan jenama.

Untuk membangun citra sebuah jenama maupun seseorang di media sosial dibutuhkan waktu, perencanaan dan konsisten yang tinggi. Sebab, tidak ada rumus pasti untuk menanganinya. Setiap orang maupun jenama memiliki sisi unik tersendiri dan itulah yang akan diangkat.

by: Riza Firli/ 14 Sep 2017

Related Posts