Al McKay siap tampil di Jazz Goes To Campus ke-40


 Jazz merupakan genre musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20, musik ini merupakan perpaduan antara musik orang Afrika dan Eropa. Dalam perkembangannya di Indonesia, musik jazz saat ini semakin disukai oleh berbagai kalangan.

Sebagai wujud keberlanjutan dari idealisme agar musik jazz dapat dinikmati seluruh kalangan, acara Jazz Goes To Campus (JGTC) akan kembali digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan tema "Jazzing Through Decades". 

JGTC Opening and Press Conference, JGTC Roadshow to Yogyakarta, JGTC Gatehering and Charity Night, dan JGTC Community Night akan menjadi rangkaian acara pembuka sebelum puncak acara JGTC dilangsungkan pada 26 November 2017.

Pada pagelaran JGTC yang ke-40, sejumlah musisi dari dalam dan luar negeri turut meramaikan acara ini, di antaranya adalah Fariz RM, RAN, Mondo Gascaro, Sentimental Moods, The Groove, Remi Panassion Trio (Perancis), Sri Hanugara feat. Dira Sugandi: Indonesia Vol.1, Chaseiro, Rendy Pandugo, Tulus, Maliq D'Essentials, dan musisi jazz-funk legendaris Amerika Serikat Al McKay.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Soemantri Brodjonegoro yang hadir dalam pembukaan JGTC ke-40 kemarin (Kamis, 26 Oktober 2017) di Institut Francais d'Indonesie (IFI), Jakarta Pusat, menjelaskan bahwa JGTC bukan hanya sekadar konser musik, tetapi ini adalah festival.

"Kalau boleh dibilang acara ini seperti Java Jazz, tapi versi kampus. Selain menghadirkan musisi-musisi dalam dan luar negeri, JGTC memberikan kesempatan bagi musisi-musisi muda untuk menunjukkan bakatnya sehingga JGTC menjadi wadah untuk melahirkan bibit-bibit baru di industri musik jazz tanah air," ungkap Bambang yang pernah menjadi ketua JGTC 1989.

Arya Prisatria, Project Officer JGTC ke-40, menjelaskan bahwa tahun ini JGTC akan berlangsung di tempat yang lebih besar dengan daya tampung hingga 22.000 pengunjung. Menurutnya, hingga saat ini sudah 13 musisi yang mengkonfirmasi kehadirannya termasuk Al McKay.

"Awalnya saya hanya bermimpi bisa menonton Al McKay secara langsung. Namun tak disangka saya dan tim JGTC bisa mengundang mereka ke Indonesia. Awalnya kami sempat pesimis, namun setelah menghubungi dan menjelaskan konsep acara JGTC akhirnya pihak mereka menyetujui," ujarnya.

Pada acara puncak nanti, JGTC ke-40 akan menghadirkan JGTC Choice Award yaitu penghargaan kepada orang-orang yang membawa pengaruh terhadap musik jazz di Indonesia. Ada pula JGTC museum yang memperkenalkan budaya jazz sehingga mereka yang datang ke acara ini mendapatkan informasi lebih tentang jazz.

Tiket JGTC Festival dijual seharga Rp87.000 dan sudah bisa dibeli melalui situs https://www.jgtc-festival.com/.

pop.u

pop.u adalah kontribusi kreatif yang bertujuan untuk membawa indonesia ke pasar mode dunia, menggabungkan gagasan konsep gaya hidup modern dan budaya pop, dengan mengadopsi tren saat ini dan mengubahnya menjadi desain yang menakjubkan untuk dinikmati oleh para penggiat fashion.

Dalam mewujudkan visi ini, pop.u menghadirkan produk fashion berkualitas yang unik namun simpel juga tidak lupa memasukkan budaya dan tradisi indonesia yang kaya dengan desain yang dinamis, segar dan kontemporer.

DAY TO NIGHT
Kontradiksi berlawanan menjadi kebiasaan umum. Batas kabur antara siang dan malam menawarkan pandangan yang berbeda secara dramatis tentang bagaimana kita berpakaian.

Mengubah malam hari ke hari kita akan mengalami aktivitas malam dan arena bermain baru. Malam menjadi waktu untuk lebih aktif secara fisik, oleh karena itu siang hari yang santai disesuaikan untuk aktivitas malam hari dan atribut tailor mengilhami unsur "tengah malam di siang hari" untuk menciptakan pakaian formal informal.







Smooth Criminal Tribute to Michael Jackson

no’om|no’mi  kembali menghadirkan koleksi  terbarunya (2017/2018)  bertema “Smooth Criminal” dengan menampilkan label pakaian jadi pria (no’om) dan wanita (no’mi) di Plaza Indonesia Men’s Fashion Week.

Tribute to Michael Jackson (King of POP)  di season ini menjadi inspirasi terbaru untuk no’om | no’mi 17-18 , revisiting era 80’s dengan sentuhan modern/ street (Powerfull and Nostalgic) . Selalu dengan DNA    no’om | no’mi tetap konsisten dalam style yang contemporary , eccentric  dan genderfree.

Koleksi terbaru no’om (men’s wear) dan no’mi (women’s wear) “Smooth Criminal”  di presentasikan dengan look Black , White dan Blue plus tambahan accessories dari material batu alam yang di buat dalam bentuk kalung dan ikat pinggang.

Untuk Pria, Jas dan Vest di berikan aksen crop top dan tumpuk  serta celana panjang oversize dan double pants dengan sentuhan blue maupun stripe hitam putih (unisex). Selain itu ada pun poncho jacket dengan icon no’om | no’mi yaitu Crabby.

Untuk Wanita, tetap dengan cutting edge twist. blue pants dan  jas structured shoulder pads (unisex)  Semua dengan warna Black, Putih dan Metalik  Tetap selalu menggabungkan ide menswear tanpa menghilangkan kesan ‘sexy’ untuk perempuan Jakarta.

Koleksi no’om | no’mi by Soetjipto Hoeijaja  menunjukan manusia urban yang modern , strong dan open mind.










Wong Hang Tailor x Nike X Rama Dauhan


Men’s Fashion Week dari Plaza Indonesia sudah merupakan event tahunan yang sangat ditunggu oleh pelaku dunia fashion Indonesia. Konsep kali ini mengacu pada ide “Men with Style” dimana pria bisa mengenakan fashion untuk sehari-hari. Ini merupakan kali pertama Wong Hang berkolaborasi dengan designer lokal Indonesia, Rama Dauhan dan brand ternama Nike. Kolaborasi ini diinisiasi oleh Plaza Indonesia untuk menampilkan design fashion laki yang modern, casual namun tetap edgy.

Tema kolaborasi mengangkat “Sneakers Culture” dimana semua koleksi akan dipadukan dengan sepatu sneakers yang terkesan casual. Biasanya, pada setiap sesi fashion show, Wong Hang akan selalu menampilkan kesan formal dan rapi; namun kali ini dengan sentuhan desain dan styling dari Rama Dauhan, koleksi-koleksi akan lebih fun dan youthful.
Jas dan kemeja akan dimainkan dengan style unik, mengadopsi gaya fashion streetwear anak muda kekinian.

Rama Dauhan dan Wong Hang menyiapkan seluruh koleksi fashion show dalam waktu 2 minggu dengan jumlah total sekitar 44 potong pakaian, termasuk jas, kemeja lengan panjang, celana panjang atau pendek, dan rompi. Koleksi ini juga menggabungkan konsep sporty dari beberapa koleksi pakaian Nike seperti sweater, jogger olahraga dan topi.

Semua koleksi ini akan ditampilkan dalam satu sesi. Kali ini, setelan jas celana tidak akan menggunakan satu warna seperti lazimnya, namun akan dimix and match dengan warna yang berani, contohnya, jas pink akan dipadukan dengan celana biru dengan sweater hoodie abu Nike dan sepatu Air Max 90. Juga, koleksi sepatu Nike legendaris seperti Air Huarache, Nike Sock Dart  KJCRO, Nike air, Nike Cortez dan Tennis Classic akan ditampilkan dengan padu padan sartorial yang unik. Warna yang digunakan adalah warna summer yang menonjolkan sisi anak muda, seperti oranye, pink, hijau dan ungu. Rama tidak segan untuk bermain dengan motif dan desain model pakaian yang tidak slim fit; dan hasilnya juga tetap stylish.

Keunikan fashion show ini terletak pada runway-nya dimana koreografi siluet akan digabungkan dengan musik akustik; ditampilkan pada layar led sepanjang runway tersebut. Ide ini mengangkat musik off-beat yang menunjukkan kepribadian anak muda yang menyenangkan. Dalam sesi ini juga akan memberikan surprise dimana Dion Wiyoko dan Morgan Oey akan membawakan koleksi ini.









Intersection Fall Winter 17/18


Apa yang terjadi di sebuah titik pertemuan dengan tingkat laju aktivitas tertinggi di dunia seperti Shibuya Intersection? Pertukaran informasi begitu cepat terjadi setiap detiknya. Tanpa ada kata yang saling terlontar, antar manusia saling berkomunikasi melalui tatap dan gerak. Fenomena ini tertangkap mata oleh Tri Handoko, selaku Creative Director dari Austere by 3 Handoko untuk mengangkat humanisme kedalam koleksi Fall/Winter 17/18 bertajuk, “Intersection”.

Melihat manusia sebagai sosok yang penuh dengan eksplorasi, Austere menyuguhkan ekspresi keseharian manusia diantara kesibukan dan tekanan tinggi kehidupan modern. Wajah datar dan langkah tergesa-gesa telah terpola sebagai sebuah standard humanis. Namun diantara ribuan kepala yang saling bertemu pandang, apakah setiap individu merasa bersama atau malah sebaliknya?

Pada koleksi kali ini, Austere kembali menyuguhkan potongan berstuktur dengan siluet modern dan klasik. Teknik bordir berbentuk huruf kanji dipilih untuk menjadi hidden detail di beberapa pieces. Perpaduan motif camo pada bahan-bahan nyaman seperti katun dan linen memberikan kesan “strong”, pada permukaan warna-warna natural seperti; coklat, hijau, biru muda, abu dan putih. Potongan lengan drop shoulder, sentuhan buckle dengan tali menjuntai di setiap celana, serta perpaduan kain bermotif membaur pada palet natural monokrom.


Diantara ribuan manusia yang membentuk pola acak saling bertemu di persimpangan shibuya, setiap individu berkamuflase dibalik individu yang lain. Dibalik ekspresi datar tersembunyi kesendirian dan kelelahan, tapi juga kemandirian dan ketenangan. Mengusung value Modeling the humanist.”, Austere merepresentasikan humanisme dalam bentuk lain. 






Puma berkolaborasi Dengan Amotsyamsurimuda

PUMA Indonesia dengan bangga berkolaborasi dengan salah satu desainer muda tanah air, Amot Syamsuri untuk lini busana pria, dalam ajang Plaza Indonesia Men Fashion Week yang akan diselenggarakan 29 September 2017. PUMA sebagai salah satu merek olahraga global yang selalu berkomitmen dalam mengembangkan inovasi pada kesempatan kali ini memperkenalkan koleksi Tsugi Blaze dan Mostro yang merupakan dua koleksi teranyarnya.

TSUGI Blaze merupakan salah satu terobosan PUMA pada koleksi klasik Blaze of Glory yang diubah menjadi menjadi sebuah  koleksi yang lebih modern. Dalam bahasa Jepang, TSUGI yang diartikan “terobosan” memiliki IGNITE FOAM yang memberikan kenyamanan ekstra dengan material rajut di bagian atas serta tali B.O.G yang ikonik.

Selain itu, PUMA juga menghadirkan kembali sneakers ikon yang lebih clean dengan tampilan sleek, PUMA Mostro. Sebuah peleburan dari desain yang inovatif dengan material yang berkualitas bagi para pecinta fashion tanah air.


Secara desain amotsyamsurimuda memang memiliki soul yang mampu merepresentasikan jiwa dari PUMA. Tampilan street namun tetap maskulin menjadi kunci dari kolaborasi yang dilakukan untuk Plaza Indonesia Mens Fashion Week 2017.  









All the things i've done x Converse

Allthethingsivedone dibuat oleh Dewi Asthari dan Alek Kowalski. Menggabungkan 2 karakter yang berbeda,  Dewi Asthari, lulusan sekolah fashion yang seringkali terinspirasi oleh sejarah fashion and segala tentang hasil karya buatan tangan yang indah didalamnya, dan Alek Kowalski yang tumbuh dan membentuk cita rasanya di jalan dan mempunya keyakinan yang kuat dalam spontanitas dalam berkarya dan budaya New Wave, telah membuat karya mereka menjadi utuh dan berbeda.

Di Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2017 Sneakers Culture, Allthethingsivedone sangat senang berpasangan dengan Converse karena Converse atau CONS telah hadir dan menemani perjalan mereka dalam berkarya selama ini.

Koleksi kali ini, kami menamainya "MANIFESTO"  , akan menunjukkan asal mula sekaligus spirit yang telah kita yakini sejak 10 tahn yang lalu.
Kebebasan dan Obsesi adalah highlight dari koleksi "Manifesto".








Kolaborasi dan Evolusi Terbaru adidas Originals Hadir di PIMFW 2017



Melalui kolaborasi dan inovasi, adidas terus berevolusi untuk menyediakan ragam produk yang terus mendobrak definisi mode terkini, dimana koleksi terbaru dari adidas Originals akan hadir meramaikan Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2017. Berkolaborasi dengan Austere, sebuah koleksi ready to wear rancangan dari desainer Indonesia Tri Handoko, adidas akan menampilkan tiga koleksi adidas Originals yaitu adidas EQT, adidas Tennis Hu = Stan Smith, dan adidas Tubular yang di rilis di bulan ini.

Membawakan inspirasi dalam setiap koleksi adidas Originals, adidas EQT memberikan mode ikonik yang menguatkan integritas pada  desain klasik  dan mengabungkannnya dengan elemen-elemen esensial untuk desain terdepan. EQT yang progresif menjadi simbol perubahan dan permulaan baru yang memicu landasan dari adidas Originals, dimana  hal tersebut tercermin dari setiap desain adidas EQT, sebuah pendekatan yang memadukan siluet klasik adidas Equipment dengan konstruksi teksil rajutan serta aksen sulam untuk menampilkan model futuristik. 

Pilihan lain dari adidas Originals untuk Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2017 adalah Tennis Hu = Stan Smith yang merupakan sebuah kolaborasi dari dua desain ikonik. Melalui ‘Hu’ yang diambil dari suku kata pertama ‘Human’, Tennis Hu membawa keyakinan dan visi untuk menyatukan kita sebagai manusia untuk merayakan perbedaan dan kekuatan bersama, dimana musisi ternama Pharrell William memadukan inspirasi Tennis Hu dengan adidas Stan Smith yang telah melampaui fungsi utamanya sebagai sepatu tenis lapangan hingga menjadi ikon bagi gaya masa kini. Kolaborasi ini hadir untuk koleksi musim semi 2017 dan mengkukuhkan adidas Originals dalam membawakan kembali gaya klasik dengan warna-warni berani seperti Tactile Rose, Icey Blue, dan Linen Green untuk kreasi gaya terbaru.

 Sebagai simbol dari revolusi dimana streetwear telah menjadi ikon penting dalam industri high fashion masa kini, adidas Tubular mendobrak status quo melalui desain agresif  yang berevolusi dari desain pendahulunya. Melalui tiga iterasi terbaru dari siluet FW17 yang akan tampil dalam acara Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2017,  peluncuran ini melambangkan ekspresi paling berani yang membawa elemen utama Tubular ke dalam konteks baru.

 “adidas Originals selalu membawakan evolusi dalam setiap koleksi terbarunya, seperti memadukan desain klasik dengan inovasi yang menjadikannya bagian dari mode esensial terkini.  Merupakan sebuah kebanggan bagi kami untuk dapat berkolaborasi dan menghadirkan koleksi terbaru adidas Originals bersama dengan Austere pada salah satu ajang fashion terkemuka di Indonesia.” tutup Ivon Liesmana, Senior Manager Brand Activation, adidas Indonesia