Bhinneka.com, Pelopor E-Commerce yang Bangkit dari Krisis Ekonomi

shares


source: satujam.com

Sebelum situs e-commerce bermunculan di Indonesia seperti sekarang, Bhinneka.com merupakan pelopor situs e-commerce di Indonesia sebelum Abad 21 (1996-1999). Awalnya, PT. Bhinneka Mentari Dimensi didirikan pada 1993, sebagai toko biasa yang berjualan secara offline.

Fokus utama perusahaan ini adalah sebagai distributor produk IT seperti PC build up dan PC compatible, perangkat lunak jasa jaringan (LAN/WAN), video editing hingga pusat servis. Pada saat krisis 1998, Bhinneka nyaris lumpuh hingga kemudian Nicholas Tio dan Hendrik Tio melihat perkembangan internet yang luar biasa di Amerika.

Mereka membuat website Bhinneka.com sebagai profil perusahaan, yang kemudian digunakan sebagai model bisnis toko online. Dampak krisis ekonomi 1998 bagi Bhinneka cukup terasa, dari 129 karyawan yang dimiliki Bhinneka hanya tersisa 24 karyawan.

Pada 1 Juni 1999, Bhinneka menggalang semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Bermodal 24 karyawan yang tersisa, Bhinneka membuat model bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer yang di jual melalui internet, meski para karyawan Bhinneka saat itu tidak mengerti internet.

Pada tahun-tahun pertama, berbagai keraguan terhadap masa depan terus menghantui. Bagaimana tidak? Koneksi internet masih mengandalkan dial-up yang sangat lambat dan website Bhinneka masih berbasis HTML sederhana.

Namun karena sudah terlanjur, Bhinneka terus maju dan melakukan berbagai cara untuk tetap survive. Setelah satu tahun, banyak bermuculan perusahaan e-commerce dengan investasi besar baik lokal maupun luar negeri.

Bubble economic of e-commerce membuat banyak raksasa bisnis saat itu berjatuhan dalam waktu singkat. Melihat situasi tersebut, Bhinneka sadar bisnis murni online belum mampu bertahan karena masyarakat belum percaya untuk berbelanja online.

Ditambah, sistem pembayaran daring belum canggih seperti sekarang. Infrastruktur pendukung e-commerce seperti jasa pengiriman, infrastruktur internet, perangkat komputer dan lainnya pun terbilang cukup mahal.

Dalam meningkatkan transaksi pembelanjaan, Bhinneka membuka toko berkonsep agar citra mereka tetap terjaga. Mereka melakukan pelayanan sepenuh hati , bekerja dengan senang  dan menggunakan selera humor pada waktu kerja, terutama saat masa sulit. Hal-hal tersebut kemudian menjadi nilai budaya perusahaan.

Sebagai e-commerce pertama di Indonesia, Bhinneka memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja. Misalnya menyediakan fasilitas COD (cash on delivery) tanpa perlu khawatir barang tidak sesuai keinginan, karena Bhinneka memiliki beberapa store di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Bhinneka memiliki bisnis model B2B (business to business) maupun B2C (business to customer), walaupun banyak transaksi yang terjadi merupakan B2C.

Kemudahan metode pembayaran juga menjadi perhatian Bhinneka. Jika awalnya hanya menggunakan layanan transfer dan COD, kini Bhinneka memiliki banyak metode seperti pembayaran internet banking, kartu kredit, cicilan 0%, dan uang elektronik dihadirkan demi kenyamanan konsumen.

Perusahaan yang didirikan oleh 5 orang dengan modal Rp 100 juta ini tumbuh menjadi situs e-dagang dengan nilai transaksi  Rp 806 miliar pada 2015. Seiring akan dilakukannya IPO (Initial Public Offering) pada 2018, Bhinneka akan menggandeng para investor besar. 

Sebelumnya Bhinneka telah mendapat suntikan dana senilai Rp 300 miliar dari Ideosource, perusahaan pemodal ventura asal Jakarta.



Related Posts