Yuk, simak 7 fakta menarik mengenai Marionjola

Marion Rambu Jola Pedy, lahir di Kupang 12 Juni 2000. Gadis bekulit sawo matang ini, merupakan penyanyi  yang lahir dari ajang Indonesian Idol musim Kesembilan (2018).

Meski, hanya keluar sebagai lima besar. Kehadirannya di industri musik memberikan warna tersendiri dan ia begitu menyita perhatian para netizen.

Berikut, 7 fakta mengenai Marionjola (Lala) yang menarik untuk kamu simak :

1. Dipuji juri saat audisi 
via: Youtube
Saat audisi Indonesian Idol, para juri begitu terpukau dengan penampilan Lala. Saat itu, Lala menyanyikan lagu "That's What I Like" yang dinyanyikan oleh Bruo Mars. Judika menilai, Lala sangat enjoy dalam bernyanyi, ia sangat menikmati lagunya dan itu terlihat pula dari body language yang ia tunjukan.


2. Mengisi sountrak film "Menunggu Pagi"
via: suara
Single perdana Lala "Jangan" feat. Rayi Putra (Rayi RAN) dipilih sebagai ost. film Menunggu Pagi. Film tersebut disutradarai olehTeddy Soerimadja. Berceita tentang kisah satu malam, tiga cerita, dan ketiganya mempunyai satu tujuan yaitu ke festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP).

Video clip "Jangan", yang di unggah di akun Youtube miliknya sejak 14 Juni 2018 pun mendapat respon  positif dari  penikmat musik tanah air. Selama tiga bulan, video tersebut telah di tonton sebanyak 20 juta viewers dan mendapat kan lebih dari 19 ribu komentar.


3. Wajah polos tanpa make-up
via: dream.co.id
Inilah wajah polos Lala, sebelum menggunakan mak-up. Foto ini diunggah oleh make-up artist (MUA) Meima. Wajah Lala nampak lebih muda, lebih girly dan terlihat polos.

4. Makin cantik dengan makeup
via: dream.co.id
Namun, setelah di make-up wajahnya  berubah dan terlihat lebih dewasa dibanding umurnya. Mengingat, saat ini ia baru berusia 18 tahun. Meski demikian, Lala memiliki wajah cantik khas Indonesia. Riasan wajah seperti lipstik ombre, eye shadow gradasi  dan eye liner berbentuk eye cat membuat dirinya semakin tampil mempesona ketika perform diatas panggung.

5. Heboh video panas yang mirip dirinya
via: Tribunnews

Perjalanannya di ajang Indonesian Idol, sempat mendapatkan pemberitaan yang kurang mengenakan. Pasalnya ada video syur berdurasi 45 detik yang dikatikan dengan wajah dirinya.

Sontak, netizen pun heboh dengan video yang beredar melalui media sosial tersebut. Akhirnya, Lala mengklarifikasi dan angkat bicara soal video tersebut, yang tak lain itu bukanlah dirinya.


6. Keluarga Pejabat Daerah
via: Tribunnews
Tak disangka, Marion Jola ternyata datang dari keluarga pejabat daerah. Ayah Lala, Ari Umbu beberapa kali pernah berganti jabatan. Pertama, Ari Umbu menjabat sebagai staf SIE PMD pada kantor pemerintah Kec. Ngabada Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua, ia naik menjadi staf Bidang Produksi dan Pemasaran pada Badan Penanaman Modal Daerah Provisinsi NTT. Ketiga, ia menjabat Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol pada Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sumba Tengah, NTT.

Keempat, Ayah Lala diangkat  sebagai Kepala Bidang Produksi dan Pemasaran pada Badan Penanaman Modal Daerah Provisinsi NTT.

Terakhir, dirinya menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM pada Pemda Sumba Tengah, NTT.

7. Komentar Pedas Para Netizen 
via: Tribunnews
Marionjola lahir ketika teknologi dan pengguna internet di Indonesia sedang berkembang. Maka, sama dengan artis senior lainnya, Lala kerap ditimpa komentar dan cibiran negatif dari netizen di instagram.

Banyak netizen yang mengomentari cara Lala ber-makeup seperti tante-tante, terlalu tua, terlalu lebay dan lain-lain.

Sebelumnya, Lala sering membalas komentar negatif yang masuk. Namun, sekarang ia hanya membaca komentar negatif tersebut dan tidak mau ambil pusing dengan apapun yang dikatakan netizen.

Sebab baginya "Make-up itu semacam art", ungkap Lala seperti dilansir Liputan6.

Samsung Galaxy Note 9 terbakar pertama kalinya sejak diluncurkan

Samsung Galaxy Note 9
via: pcworld
Samsung Galaxy Note 9  yang dirilis pada 24 Agustus 2018 lalu, banyak mendapat pujian dan diklaim tahan api. 

Namun  tiba-tiba, smartphone canggih tersebut terbakar di dalam tas seorang wanita yang berada di Long Island, sebuah wilayah di tenggara New York, Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari New York Post, tepat tengah malam pada 3 September 2018. Diane Chung yang merupakan seorang agen real estate sedang berada di dalam lift gedung Bayside dan tiba-tiba smartphone baru yang ia gunakan menjadi amat panas.

Akhirnya, Chung pun berhenti mengoperasikan smartphone yang memiliki baterai berkapasitas 4000 MAH tersebut dan memasukannya ke dalam tas.

Tiba-tiba, Chung mendengar suara seperti siulan yang melengking sebelum asap sempat keluar dari dalam tasnya.

Chung pun menaruh tasnya di lantai lift dan menggosok-gosokan tasnya hingga jari-jarinya terbakar. Jari Chung terbakar karena menyentuh ponsel.

Saat terjebak dalam  lift seorang diri, Chung mencoba menekan tombol lift yang sudah penuh dengan kepulan asap. Setelah sampai di lobi gedung, Chung menendang ponsel tersebut agar keluar dari dalam  lift.

"Kemudian, seseorang  mengambil ponselnya dengan menggunakan kain dan memasukannya ke dalam ember yang sudah berisi air", cerita Chung yang ditulis dalam gugatan ke Pengadilan Tinggi Queen

Insiden ini merupakan yang  pertama sejak Samsung Galaxy Note 9 di luncurkan.

Insiden serupa, mengingatkan kita pada kasus Samsung galaxy note 7 yang sempat ditarik dari peredaran karena baterainya mudah meledak. 

Kala itu, sejumlah maskapai penerbangan di berbagai negara melarang para penumpangnya membawa Galaxy Note 7 kedalam pesawat dan akhirnya Samsung harus menarik 2.5 juta ponselnya dari peredaran.



6 penyebab orang Indonesia malas membaca buku


Jika berbicara mengenai budaya membaca, saat ini literasi Indonesia sangat jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara.

Bahkan, sejumlah penelitian yang dilakukan lembaga nasional maupun internasional. Literasi orang Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Penelitian tersebut, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World yang dilakukan Central Connecticut State University (2016).

Sedangkan peniliatn UNESCO, menunjukan minat baca di Indonesia hanya 0,001.

Lalu, apa  sebenanya yang membuat orang Indonesia malas membaca? Berikut 6 hal penyebabnya :

1. lebih senang menonton
Youtuber Indonesia via IDN TIMES
Orang Indonesi gemar sekali menonton dibanding membaca, hal ini nampaknya tidak pelu bukti-bukti penelitian. Coba saja tengok berapa jumlah viewers  video yang diunggah Ria Ricis, Awkarin dan Raditya Dhika di channel Youtube mereka. Bahkan, jumlahnya subscriber mereka sudah menembus jutaan bukan?

Belum lagi, tayangan televisi seperti reality show hingga sinetron. Setiap hari stasiun televisi berlomba-lomba meningkatkan rating pada jam-jam prime time. Bahkan, pada bulan Ramadan acara sahur yang ditayangkan pada dini hari menjadi acara paling seru yang banyak ditonton.


2. Lebih senang bersosial media
Social media platform via: BBC

Data APJII menunjukan jumlah pengguna internet Indonesia (2017) sudah menembus angka 143 juta. Sedangkan, jumlah penduduk kita hanyalah 265,4 juta.

Hootsuite dan We are social pun mengungkap data jumlah pengguna aktif social media di Indonesia. Hingga Januari 2018, jumlahnya mencapai 130 juta dan mereka aktif menggunakan facebook, twitter, instagram dan lainnya.

Coba saja kamu tengok  seleb atau public figure yang berasal dari Indonesia. Jumlah follower Instagram mereka bisa menembus belasan hingga puluhan juta. Diantaranya seperti Ayu Ting-ting, Laudya Cintya Bella, Agnez Mo dan masih banyak lagi.

Banyaknya pengguna aktif media sosial di negeri ini, kerap membuat para seleb pusing tujuh keliling. Pasalnya, selain mendapat pujian mereka juga sering mendapatkan hujatan dari para netizen di instagram.

2. Lebih suka bergosip
Syahrini via : Detik
Orang Indonesia senang bergosip, sepertinya ini ada benarnya. Coba saja tengok pada pagi, siang hingga sore hari. Berapa jumlah tayangan televisi yang menyajikan acara infotaiment news? Pastinya cukup banyak bukan dan berita yang disajikan mirip-mirip.

Kehiduapan para selebritis nampaknya memang sangat sayang untuk dilewatkan. Bahkan acara infotaiment news, sering membagikan award kepada para artis yang sering menjadi pemberitaan terpanas hingga selebriti yang paling banyak dibenci.


3. Harga buku mahal dan semakin tidak terjangkau
 via: thinkstock
Coba kamu cek berapa harga buku-buku anak SD saat ini, rasanya lumayan mahal bukan? Tidak semua orang tua loh mampu membeli buku pelajaran sekolah untuk anak mereka. Jika buku pelajaran sekolah yang wajib masih sulit terjangkau, bagaimana buku-buku bacaan lainnya.

Mahalnya harga buku biasanya disebabkan oleh bahan baku kertas yang terus naik. Belum lagi ongkos produksi, biaya pengiriman dan lainnya.

4. Minimnya fasilitas perpustakaan
via: Pexels
Selain membeli, meminjam atau membaca buku di perpustakaan bisa menjadi solusi. Akan tetapi, tidak semua sekolah memiliki fasilitas perpustakaan yang memadai. Beruntunglah bagi kamu yang tinggal di kota besar, karena biasanya kota-kota besar memiliki perpustakaan umum atau perpustakaan daerah dengan koleksi beragam.

5. Tidak dibiasakan dari kecil
via: Pexels
Membiasakan budaya membaca memang harus ditanamkan sejak kecil. Banyak orang tua mungkin tidak sadar, mereka lebih memilih membelikan anak-anaknya sepeda atau mainan ketika anak mereka naik kelas.

Padahal, hadiah buku bisa menjadi kado yang baik dan itu mengenalkan mereka pada dunia membaca sejak dini.

6. Stigma kutu buku
 via: informasi 212

Stigma mengenai anak kutu buku di Indonesia juga sangat kuat. Biasanya tipe orang seperti ini sering dianggap culun, tidak mudah bergaul atau bersosialisasi dan bersifat membosankan.

Padahal tidak semua orang yang hobi membaca seperti itu. Sebab hobi membaca buku memiliki berbagai manfaat yang sangat positif misalnya kita bisa belajar dan memiliki daya berpikir yang lebih baik.