Yuk Berkunjung Ke Museum Bank Indonesia

shares



Orang bilang uang adalah sumber masalah karena masalahnya lagi-lagi uang. Ya, uang memang seperti pisau bermata dua. Uang bisa membuat orang dimabuk kepayang, lupa sahabat dan kerabat. Akan tetapi uang juga bisa memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Siapa manusia yang tidak butuh uang? Mungkin ia adalah manusia yang lahir pada zaman batu atau Mesolithikum dimana sistem barter dimulai, yaitu sekitar 6000 SM.

Jika ingin mengetahui serjarah uang di Indonesia, kita bisa mengunjungi Museum Bank Indonesia yang berada di Kota Tua. Untuk menuju kesanapun cukup mudah menggunakan noda Transportasi Trans Jakarta jurusan Blok M-Kota atau menggunakan commuter line dan turun di Stasiun Jakarta Kota.

Museum Bank Indonesia masih mempertahankan bangunan asli De Javasche Bank (DJB) yakni bank swasta peninggalan Hindia Belanda yang didirikan pada 24 Januari 1828. Tujuan di dirikannya DJB saat itu, untuk membantu perekonomian Kolonial Hindia Belanda pasca kebangkrutan VOC.

Meski bangunan museum ini sudah sangat tua,  bagian luar dan dalamnya masih sangat terawat. Museum BI juga sudah sangat modern karena dilengkapi dengan teknologi dan multimedia interaktif yang menarik bagi anak-anak hingga orang dewasa untuk mempelajari sejarah.

Untuk memasuki museum Bank Indonesia, dipungut biaya Rp 5000,- saja. Namun kita sudah bisa menikmati museum yang dipandu oleh Pemandu Museum yang sangat informatif untuk mengelilingi museum dengan luas bangunan 18000 meter persegi.






Museum BI sempat di tutup sekitar dua tahun dikarenakan pandemi, dan pada 7 Juli 2022 lalu, museum ini akhirnya dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Yang baru dari Museum Bank Indonesia adanya area foto kekinian seperti 3d museum dan foto digital  dengan green screen yang hasilnya bisa dikirim melalui email. 


Di Museum Bank Indonesia kita bisa melihat uang-uang kuno dari zaman kerajaan yang ada di Indonesia. Seperti uang dari kain tenun bernama Kampua yang berasal dari kerjaan Buton pada abad ke-14. Uang tenun tersebut konon dijahit sendiri oleh Puteri raja Buton bernama Bulawambona yang juga jadi penerus tahta kedua kerajaan Buton.

Selain uang kain, ada juga uang yang menyambung atau disebut uang Plano (Uncut Banknotes) yakni uang yang belum di gunting. Uang plano bisa loh kita dapatkan untuk menjadi uang koleksi dengan menghubungi kantor kas Bank Indonesia. Info lengkap pembeliannya bisa cek disini.

Hal menarik lainnya yang bisa kita jumpai di Museum Bank Indonesia, yakni tempat penyimpanan uang. Dimana ditempat ini pintunya terbuat dari baja tebal dengan ketebalan 65cm dengan berat 12 ton peninggalan De Javasche Bank

Uniknya walau di zaman tersebut belum ada CCTV, tetapi sudah ada CCTV manual yang terbuat dari cermin untuk menjaga ruangan tersebut loh. Cara kerjanya setiap sudut celah berangkas dipasang cermin sehingga semua kegiatan yang terjadi dapat terpantau tanpa harus mengitari seluruh ruangan.


Bagaimana tertarik untuk berkunjung ke Museum Bank Indonesia?
Yuk cek info dan jadwalnya di https://linktr.ee/MuseumBI




Related Posts