Tampilkan postingan dengan label bong chandra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bong chandra. Tampilkan semua postingan

Perjuangan Hidup Bong Chandra Menjadi Motivator dan Pebisnis Properti

source: Elshinta

Bong Chandra pria kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1987 ini dikenal sebagai pebisnis, pembicara, dan motivator sukses di Indonesia. Putra kedua dari pasangan Aditya dan Bong Sugo ini pernah menyandang gelar motivator termuda se-Asia 2010 di usia 23 tahun.
Dalam usia yang masih muda, Bong juga memimpin beberapa perusahaan seperti PT. Perintis Triniti Property (Triniti Property Group), PT. Bong Chandra Success System, PT. Free Car Wash Indonesia, dan PT ABC Kuliner Indonesia dengan total lebih dari 250 karyawan.
Kesuksesan Bong, merupakan buah kerja kerasnya sejak ia duduk di bangku SMP. Kala itu usaha Ayahnya terkena dampak krisis moneter 1998. Pabrik kue keluarganya terancam bangkrut dan rumah mereka nyaris terjual.
Untuk membantu perekonomian keluarga, Bong kecil menjual sisa-sisa kue yang dibuat parbrik ayahnya ke sekolah. Selain berjualan kue, Bong juga pernah berjualan parfum, baju, bisnis multilevel marketing (MLM), menjadi guru les privat dan lain-lain.
Hobinya membaca buku-buku biografi dan motivator sukses dunia membuat keinginannya untuk sukses bertambah besar. Bong sering memberikan motivasi kepada sesama teman yang mengalami patah semangat.
Menyadari bakatnya dalam memberikan motivasi kepada orang lain, akhirnya Bong mendirikan perusahan event organizer (EO) untuk pelatihan dan motivasi bersama lima temannya. Awalnya ia memberikan seminar secara gratis ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan motivasi untuk sales dan marketing.
Selama bertahun-tahun ia tidak mengambil keuntungan dan hanya memungut biaya operasional dari acara-acara yang diadakan. Bong menganggap bisnis ini menjadi investasinya untuk membangun networking di kemudian hari
Suatu hari di tahun 2009 ketika mengisi seminar di Surabaya, Bong betemu dengan Matius Jusuf, CEO Podomoro Land. Dengan bermodal negoisasi akhirnya mereka membeli sebuah lahan seharga 30 miliar rupiah dengan cara mencicil.

Ubud Village perumahan yang berlokasi di Ciledug, Tangerang merupakan proyek properti pertama Bong dengan modal seadanya. Saat memasarkan Ubud Village yang belum dibangun, Bong memberikan kelas seminar kepada 100 orang. Dari 100 orang, 8 diantaranya meninjau lokasi dan 4 diantaranya menjadi pembeli pertama.
Saat peninjauan lokasi, Ubud Village masih berupa kebun dan belum ada rumah contoh. Namun dengan kemampuannya, Bong berhasil meyakinkan calon pembeli untuk berinvestasi pada proyeknya yang belum terlihat. Setelah pembeli pertama, Bong mulai membangun dan setahun kemudian berhasil menjual 300 rumah dan 65 ruko.


Bisnis yang dijalani Bong tidak selamanya berjalan mulus.  Pada 2010 hingga beberapa tahun setelahnya Bong sempat mengalami sepi proyek. Sampai akhirnya proyek apartemen Brooklyn yang dibangun di Jalan Boulevard, Alam Sutera menjadi lonjakan kesukesannya kembali.
Apartemen tersebut laris terjual 900 unit hanya dalam waktu 45 hari (Januari – Maret 2014) dengan total penjualan 1,2 triliun.
Dalam memasarkan produk, Bong memanfaatkan ribuan networking yang sudah dimilikinya saat menjadi trainer dan motivator.
Bong juga banyak merekrut para sales agent properti. Namun karena perusahaan developernya tergolong baru, tidak banyak agen properti berpengalaman yang mau bergabung. Bong lebih banyak mendapatkan agen yang belum berpengalaman dalam menjual produk properti. Ternyata hal tersebut membawa keuntungan tersendiri. Para sales yang belum berpengalaman di properti lebih mudah dibentuk dan diarahkan. Mereka juga tidak membeda-bedakan calon klien dari penampilan dan melayaninya dengan sebaik mungkin.
Pernah suatu ketika, ada calon pembeli dengan penampilan kurang meyakinkan datang melihat-lihat. Pakaian yang dikenakan pria paruh baya tersebut sangat sederhana dan memiliki bekas luka di kaki karena terjatuh dari motor. Merasa mendapatkan pelayanan sangat baik dan penawaran menarik, akhirnya pria tersebut langsung mengambil apartemen sebanyak empat unit.
Berdasarkan pengalaman Bong mempromosikan apartemen Brooklyn melalui radio, aspek kejujuran adalah hal penting yang harus dijunjung.  Bong mengakui kalau perusahaannya adalah developer baru yang sedang berkembang. Meski demikian, lokasi yang dimilikinya sangat strategis dan Ia bisa memberikan harga lebih murah dibanding developer lain di lokasi yang sama.
Harga lebih murah dan tempat strategis memang menjadi pertimbangan penting bagi calon pembeli properti. Selain itu, Bong menyadari kekurangannya sebagai pengembang baru. Ia pun berinovasi dengan menyediakan beragam fasilitas.
Misalnya, jika para developer hanya menyediakan lahan parkir kendaraan 50 persen dari total unit. Apartemen Brooklyn menyediakan fasilitas parkir hingga 900 unit. Meski pembuatannya bukan hal yang mudah, tetapi nantinya setiap penghuni akan merasa nyaman karena memiliki tempat parkir untuk kendaraannya.



Bong Chandra Menjadi Motivator Termuda Se-Asia


Bong Chandra merupakan salah satu dari jutaan anak muda Indonesia, yang meraih kesuksesannya di usia muda. Pada usianya ke-23 di tahun 2010, Bong  di daulat sebagai motivator termuda se-Asia. Kini pria kelahiran Jakarta 25 Oktober 1987 tersebut memimpin enam perusahaan dengan membawahi 250 staff karyawan seperti PT. Perintis Triniti Property, PT. Bong Chandra Success System, PT. Free Car Wash Indonesia, dan PT ABC Kuliner Indonesia.

Meraih kesuksesan di usia muda memang tak semudah mengembalikan telapak tangan. Karena Bong Chandra harus berjuang lebih keras sejak kecil. Terutama saat terjadi krisis moneter tahun 1998, pada saat itu usaha kue keluarganya nyaris bangkrut dan gulung tikar. Bahkan rumah yang ditempati nyaris dijual.

Melihat kondisi tersebut, Bong tak tinggal diam. Ia membantu perekonomian keluarga dengan menjual sisa-sisa produksi kue yang dibuat keluarganya di sekolah. Meskipun awalnya merasa gengsi dan minder karena dirinya memiliki penyakit asma yang membuat badannya lebih ringkih.

Cemohan dari teman-teman kerap kali didapatkannya seperti “Seumuran kita harusnya bersenang-senang”. Namun cemohan tersebut menjadi motivasi besar dalam dirinya untuk bertahan hidup. Dan tak hanya menjual kue, Bong juga menjual keping VCD dan parfum.

Menginjak SMA ia bersama temannya nekat berbelanja pakaian ke Bandung meski tak memiliki uang.  Modalnya hanyalah kepercayaan, ia berangkat pagi-pagi ke Bandung dan pulang ke Jakarta pada sore hari dengan membawa setumpuk baju. Bong membuka lapak pakaiannya di Senayan dan Taman Puring.

Cemohan orang-orang kerap kali membuat semangatnya kendur, namun ia sadar kalau motivasi perlu di pertahankan. Bong sering diberikan masukan oleh orang tuanya, ia juga sering membaca buku-buku biografi dan motivator sukses dunia sehingga keinginannya untuk sukses semakin besar.
Bong juga sering memberikan motivasi kepada teman-temannya yang patah semangat. Kegemaran dalam memotivasi orang ini semakin besar dan ia sadar akan bakatnya tersebut.

Bersama lima orang temannya, Bong mendirikan sebuah event organizer (E.O) untuk program pelatihan dan motivasi. Awalnya Bong memotivasi para karyawan pemasaran pada sebuah perusahaan. Selama tahun-tahun pertama ia hanya memungut biaya operasional dari event yang diadakannya. Namun baginya bisnis tersebut merupakan investasi karena tujuannya bukan mencari uang, melainkan memperluas networking dan pertemanan.

Dari kegiatan memotivator orang lain ini, tak sulit bagi Bong mendapatkan relasi bisnis. Ketika dirinya mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti, Bong diminta untuk mencarikan investor untuk pembangunan properti di daerah Cileduk Tangerang.

Meskipun mengalami kegagalan, Bong malah diminta oleh rekannya tersebut untuk menjalankan bisnis properti. Bong menjadi Developer yang telah menyelesaikan pembangunan perumahan Ubud Village di Selatan Jakarta seluas 5,1 hektar dengan nilai investasi Rp 180 miliar, hanya bermodalkan networking.

Dalam menyempurnakan kariernya menjadi seorang motivator sekaligus pebisnis. Bong membuat buku yang berjudul Unlimited Wealth dan The Sience of Luck yang sudah terjual ribuan copy. Dan dari hasil penjualan buku tersebut, ia sumbangkan ke beberapa yayasan sosial.

Semua kesukesan yang dicapai oleh Bong dimulai dari NOL bahkan hingga berhutang. Akan tetapi hal ini sebagai pembuktian yang terpenting "bukan siapa anda sekarang, tetapi seperti apa anda besok."