Tampilkan postingan dengan label film indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film indonesia. Tampilkan semua postingan

LIFELIKE PICTURES UMUMKAN PEMENANG POSTER COMPETITION

Film Wiro Sableng yang merupakan ko produksi antara Lifelike Pictures dengan 20th Century Fox telah memasuki tahap post-production sejak Desember 2017 lalu. Film yang diangkat dari buku cerita silat karya Alm. Bastian Tito bergenre action, fantasy ini merupakan kerjasama pertama studio Hollywood,20th Century Fox di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Berbekal skala produksi yang besar, Lifelike Pictures mengadakan Sharing Session dalam bentuk roundtable discussion guna memberi kesempatan kepada mahasiswa maupun masyarakat umum untuk mendapatkan insights tentang industri Desain dan Film dari praktisinya secara langsung. Bertempat di Lecture Theatre Gedung D Universitas Multimedia Nusantara (UMN), acara yang diadakan pada 27 Maret 2018 ini dihadiri oleh 5 narasumber, yaitu Chris Lie (Founder Caravan Studio), Alvin Hariz (Movie Poster Designer, Winner of Best Poster Piala Maya 2017), Sheila Timothy (Producer of Wiro Sableng), Angga Dwimas Sasongko (Director of Wiro Sableng), dan Adrianto Sinaga (Production Designer of Wiro Sableng).

Pada kesempatan ini pula, kelima narasumber tersebut akan menceritakan proses kreatif pembuatan film Wiro Sableng dari bidangnya masing-masing, yang diharapkan dapat menjadi ilmu  tambahan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Desain dan Film. Narasumber ini pun akan berbicara mengenai bagaimana IP dan artis lokal dapat menembus pasar Internasional. Chris Lie dengan Caravan Studionya sudah banyak dikenal dan memegang proyek-proyek besar dari luar negeri, sementara Alvin Hariz sudah mendesain berbagai macam poster yang filmnya juga sudah banyak ditayangkan di festival luar negeri. Sheila Timothy, Angga Dwimas Sasongko, dan Adrianto Sinaga berbicara bagaimana ide dari sebuah IP lokal bernama Wiro Sableng, yang sangat Indonesia dapat membuat studio besar Hollywood tertarik dan bagaimana mereka mengemasnya dengan sangat detail agar mampu menembus pasar internasional.

Dalam acara Sharing Session tersebut, Lifelike Pictures dan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) juga mengumumkan pemenang dari Wiro Sableng Poster Competition yang telah digelar pada 12 Oktober 2017 – 6 Februari 2018. Kevin Insan keluar sebagai Juara 1 dan mendapatkan hadiah iPad Pro serta Trip ke headquarter HP di Singapore. Sementara itu, Alodia Yap yang mendapat Juara 2 akan mendapatkan Trip yang sama ditambah dengan 1 buah printer persembahan dari HP. Printer tersebut juga menjadi hadiah bagi desainer Nalta 097 yang menduduki Juara 3 di kompetisi poster ini.

Dengan tiga kriteria seperti Aesthetics, Clarity/Visual Impact, dan Originality, ketiganya mampu keluar sebagai 3 besar di kompetisi Poster Wiro Saleng.“Hasil karya Kevin Memiliki desain yang mampu memberi impact kuat sebagai sebuah poster secara keseluruhan. Peletakan logo Lifelike, 20th Century Fox, dan Wiro Sableng yang tepat menjadi nilai plus.” Ujar Chris Lie sebagai salah satu juri. Selain itu hasil karya Alodia Yap juga dikatkakan memiliki pemilihan warna yang bagus dan kuat secara poster. Dengan secara simbolis, matahari di belakang dan ukiran-ukirannya menyerupai alur kapak yang dibuat oleh Production Designer Adrianto Sinaga. Poster karya Nalta 097 pun juga dianggap bagus secara komposisi dan eksekusi, serta memiliki style desain khas Indonesia.

Film Wiro Sableng yang diproduseri oleh Sheila Timothy, disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan ditulis oleh Tumpal Tampubolon & Sheila Timothy; dan Seno Gumira Ajidarma, serta dibintangi oleh Vino G Bastian, Sherina Munaf, Yayan Ruhian, dan Fariz Alfarizi ini akan rilis di bioskop pada paruh akhir 2018 mendatang.

Kevin Insan

Alodia Yap

Nalta


Riri Riza dan Mira Lesmana Buat Film Kulari Ke Pantai



Film anak-anak terbesar tahun 2018, KULARI KE PANTAI, akan mulai diproduksi pada bulan Maret 2018 oleh duo produser Mira Lesmana, dan sutradara Riri Riza, yang telah berhasil mencetak dua film anak-anak legendaris, yaitu Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi. Setelah melakukan persiapan selama kurang lebih 3 bulan, film KULARI KE PANTAI akan memulai proses pengambilan gambar dari bulan Maret hingga pertengahan April 2018 di lebih dari 20 titik lokasi sepanjang Jakarta-Banyuwangi dan di Rote, Nusa Tenggara Timur. Didukung oleh lebih dari 20 orang aktor dan aktris serta lebih dari 100 orang kru profesional di bidangnya.

Beberapa saat yang lalu, Mira Lesmana memaparkan kekhawatiran akan langkanya film anak-anak. Padahal industri perfilman Indonesia sedang bertumbuh dan meramaikan layar-layar bioskop. “Ini saat yang tepat untuk menggairahkan kembali film anak-anak. Anak-anak perlu melihat film Indonesia yang berkualitas dan menghibur, tapi juga memiliki unsur edukasi yang tidak menggurui, demikian tutur Mira Lesmana. Film-film bioskop semakin banyak diproduksi dengan standar kualitas yang semakin baik. Saya ingin film anak-anak pun demikian, lanjutnya. 

Visi yang disuarakan oleh Mira Lesmana ini berhasil menggaet tiga perusahaan besar sebagai partner dalam pembuatan film KULARI KE PANTAI, mereka adalah Ideosource, BASE, dan GO-JEK. Ideosource, sebagai venture capital pertama yang masuk ke pendanaan film, sangat bangga dapat berpartisipasi dalam film KULARI KE PANTAI. Sudah lama Indonesia tidak memiliki film anak-anak yang besar. Sebagai rumah produksi yang memiliki track record sebagai pencetak film anak-anak box office melalui PETUALANGAN SHERINA dan LASKAR PELANGI, saya yakini Miles Films dapat mengisi kekosongan ini dengan karya yang berkualitas,jelas Andi Boediman dari Ideosource Venture Capital.

Pendapat senada juga disampaikan oleh BASE, studio film yang bergerak dalam pendanaan, produksi, dan distribusi film. "BASE sangat antusias dapat mendukung film KULARI KE PANTAI," kata Shanty Harmayn selaku produser eksekutif dari BASE. Miles Films kembali mempertemukan bakat-bakat Indonesia dalam sebuah cerita keluarga yang seru dan menyenangkan dengan menyentuh tema penting saat ini. Kami merasa bangga KULARI KE PANTAI menjadi proyek film BASE yang pertama."

Sementara itu, menurut GO-JEK, dukungan ini layak diberikan kepada Miles Films, yang selalu konsisten dalam meningkatkan standar dan kualitas produksi film Indonesia. GO-JEK mengapresiasi Miles Films sebagai salah satu pionir dan kontributor terbesar di industri perfilman Indonesia yang secara konsisten meningkatkan standar dan kualitas produksi film tanah air. Sebagai karya anak bangsa, GO-JEK akan terus mendukung para pionir industri film Indonesia,demikian disampaikan oleh Christopher Smith, SVP Content and Distribution GO-JEK.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Bapak Triawan Munaf, turut menyuarakan antusiasmenya untuk film KULARI KE PANTAI. “Beberapa waktu lalu, Pak Jokowi menyatakan kekhawatirannya kepada saya tentang betapa sedikitnya lagu dan film untuk anak-anak yang diproduksi. Saya sangat setuju dengan beliau, dan kondisi ini harus segera diatasi,” ungkapnya. “Mendengar Mira Lesmana dan Riri Riza bersama Miles Films akan kembali membuat film anak-anak tentu membuat saya sangat gembira. Mereka tidak saja telah terbukti berhasil memproduksi film anak-anak yang berkualitas, edukatif dan sangat menghibur, tapi juga sukses di pasaran. Tentu saja saya memberikan dukungan penuh untuk film KULARI KE PANTAI karena untuk menggelindingkan gerakan mempopulerkan lagi Lagu Anak dan Film Anak seperti kepedulian Bapak Presiden, harus dipimpin oleh produk bermutu yang dibuat secara profesional. Tanpa didahului oleh hal itu, mustahil dapat menghidupkan kembali industri Lagu Anak dan Film Anak yang sustainable,” lanjutnya.

Film KULARI KE PANTAI akan bercerita tentang dua tokoh utamanya, SAM (10 tahun) yang diperankan oleh Maisha Kanna, dan HAPPY (12 tahun) yang diperankan oleh Lilli Latisha, dua sepupu dengan karakter yang bertolak belakang. Bersama UCI, ibu SAM yang diperankan oleh Marsha Timothy, mereka akan melewati masa liburan dengan melakukan perjalanan darat sejauh lebih dari 1.000 km dari Jakarta ke Banyuwangi. Perbedaan karakter kedua tokoh utamanya akan membawa kita ke dalam perjalanan yang penuh komedi seru dan menyenangkan, juga drama yang hangat dan mengharukan.

Mengapa film perjalanan? Karena perjalanan itu menyenangkan. Ketika dua karakter yang berbeda terjebak dalam sebuah perjalanan, mau tidak mau mereka akan harus saling berkomunikasi. Melalui komunikasi, mau tidak mau mereka harus belajar untuk kompromi dan saling bertoleransi, demikian jelas Riri Riza mengenai pilihan cerita untuk film KULARI KE PANTAI. “Indonesia adalah ruang yang tepat untuk membuat film perjalanan. Ada banyak cerita dan drama yang bisa digali selama perjalanan, dan itu bisa menggambarkan kita yang sebenarnya,” lanjutnya.

Selain tiga pemeran utama tersebut, film KULARI KE PANTAI juga akan didukung oleh para pemeran pendukung, yaitu Lukman Sardi, Karina Suwandi, Ibnu Jamil, Edward Suhadi, M. Adhiyat, serta deretan komika ternama seperti Dodit Mulyanto, Mo Sidik, Praz Teguh, serta figur yang cukup dikenal di media sosial seperti Ligwina Hananto dan Suku_Dani. Dan sebagai salah satu pengisi soundtrack, Mira Lesmana mempercayakannya kepada RAN, kelompok musisi muda yang warna musiknya dapat mewakili genre film KULARI KE PANTAI.

Film KULARI KE PANTAI rencananya akan tayang di bioskop pada masa liburan sekolah, pertengahan tahun 2018. Semakin tidak sabar ya menanti seperti apa hasilnya? Pantau terus perjalanan syuting film KULARI KE PANTAI melalui akun-akun sosial media Miles Films.Tiga