Tampilkan postingan dengan label keuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keuangan. Tampilkan semua postingan

6 Cara Gampang UMKM Untuk Go Digital

Tren digital dan teknologi saat ini semakin berkembang, banyak teknologi yang memudahkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)  untuk mengembankan bisnisnya secara digital.

Melansir dari beritasatu.com hingga Oktober 2021, ada sebanyak 15.9 juta pelaku UMKM dari 65 juta yang melakukan digitalisasi.  Bahkan Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM untuk digitalisasi hingga 2024.


Bagi Sobat pelaku UMKM yang ingin melakukan digitalisasi. Yuk simak 6 langkah mudah berikut ini :


#1 Membuat Analisis SWOT

Coba Buatlah analisis SWOT sederhana mengenai bisnis kamu yang terdiri  Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). 


Jika sudah mengetahui kelemahan dan juga ancaman apa saja yang ada pada bisnis kamu. Cobalah cari solusi akan ancaman dan kelemahan tersebut, sambil melakukan inovasi dan melihat peluang baru yang bisa kamu lakukan.


#2  Menentukan Identitas Brand 

Sesudah melakukan analis swot, kamu bisa menentukan identitas brand yang kamu miliki ingin dikenal sebagai apa ? Contohnya jika kamu menjual permen kopi maka kamu harus menentukan ingin dikenal sebagai permen atau kopi?


Setelah memiliki identitas yang autentik, kamu harus melakukan konsistensi yang responsif, memiliki strategi yang kuat dan menonjolkan keunikan dari produk atau jasa yang kamu tawarkan.


#3 Menentukan Target Market yang Lebih Spesifik 

Setelah mengetahui brand DNA atau identitas merek yang kamu miliki, maka kamu bisa menentukan target market yang lebih spesifik. Jika diibaratkan sebagai seorang tokoh terkenal, siapa kira-kira orang yang tepat mewakilkan brand yang kamu miliki?


Kemudian riset tokoh tersebut secara mendetail, misalnya brand kamu terwakilkan oleh Dian Sastrowardoyo yang merupakan seorang wanita, pemain film Ada Apa Dengan Cinta, berkeluarga, lulusan s2 Universitas Indonesia dan lainnya.


Setelah dijabarkan secara detail dan spesifik, kamu bisa melakukan percobaan dengan memasukan hasil riset ke dalam target audience yang ada di social media ads. seperti facebook dan lihatlah seberapa banyak jumlah orang yang bisa dijangkau.


#4 Memasarkan Produk Secara Online 

Bagi kamu yang baru memulai usaha dan memiliki dana terbatas untuk promosi, namun ingin memasarkan produk secara online. Kamu bisa mencoba menggunakan facebook ads atau instagram ads, bahkan kamu bisa memasang iklan mulai dari puluhan ribu.


#5 Menggandeng Influencer atau Key Opinion Leader (KOL)

Selain beriklan, kamu juga bisa menggandeng influencer ataupun Key Opinion leader (KOL). Biasanya seorang influencer memiliki audience yang cukup spesifik dan loyal serta seorang influencer memiliki story telling yang menarik untuk mempromosikan produk secara soft selling.


#6 Mencari Pinjaman Untuk Modal Tambahan 

Buat kamu yang bingung mencari modal tambahan, kamu bisa mencoba pinjaman yang aman, cepat dan terpercaya seperti kredit usaha rakyat, koperasi simpan pinjam, ataupun dari lembaga keuangan yang sudah diawasi oleh OJK.

Mengenal Jeni-jenis Fintech di Indonesia


Fintech merupakan singkatan dari financial technology yang menggabungkan teknologi dan keuangan. Sehingga dapat menjadi solusi keuangan di era modern.

Bagi masyarakat umum, fintech identik dengan aplikasi dompet digital atau aplikasi pinjaman online. Padahal ada banyak produk fintech diluar itu, seperti fintech pembiayaan, transfer dana, dan fintech yang dimiliki oleh bank sebagai digital banking yang terpisah dari Bank konvensional.
Berikut jenis-jenis fintech yang sedang berkembang di Indonesia :

Peer to peer lending
Merupakan fintech yang menghubungkan debitur (pihak peminjam) dengan pihak kreditur (pemilik dana).  Untuk pemberi pinjaman nantinya akan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman.

Crowdfunding 
Ini merupakan fintech yang sedang berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Crowd funding mengumpulkan dana maupun donasi untuk suatu kegiatan sosial atau ada juga yang mengumpulkan dana yang digunakan untuk membiayai perusahaan rintisan atau startup.

Dompet Digital (E-Wallet)
Jenis fintech yang satu ini mungkin Sobat Singa cukup familiar, karena bergerak dibidang jasa layanan pembayaran seperti pembelian pulsa, token listrik hingga membayar belanja di merchant-merchant seperti mini market, cafe hingga warung kaki lima.

Market Comparison atau Fintech Aggregator
Begitu banyak jasa layanan keuangan dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Fintech Comparison atau Aggregator berfungsi memberikan informasi dengan cara membandingkan berbagai macam produk dalam satu platform baik dalam bentuk aplikasi maupun website. Menariknya, kamu pun  bisa langsung melakukan pengajuan langsung disana dengan mudah.
 
Microfinancing
Adanya jenis-jenis fintech di Indonesia diharapkan dapat mendukung inklusi keuangan nasional agar bisa mencapai target yang ditetapkan oleh Dewan Nasional Keuangan Inklusi, yakni sebesar 75 persen.
Dari tujuan itulah, layanan financial technology diharapkan dapat berkembang pesat dan memenuhi target, mengingat basis layanan dari lembaga pembiayaan ini adalah online.

6 Tips Mengatur Keuangan Untuk Keluarga Baru

Mengatur keuangan bukanlah perkara mudah, apalagi bagi kamu yang baru menikah. Kebutuhan yang biasa kamu keluarkan untuk seorang diri, sekarang harus memikirkan pengeluaran bersama untuk keberlangsungan rumah tangga.


Agar tidak terjadi defisit keuangan, diperlukan perencanaan keuangan yang matang agar kebutuhan harian dan juga kebutuhan di masa depan dapat terpenuhi dengan baik.


Berikut 6 tips keuangan untuk keluarga baru yang bisa kamu terapkan :

#1 Menghitung jumlah income 

Pertama kamu harus menghitung jumlah pendapatan bulanan yang didapat baik dari gaji ataupun usaha yang kamu jalankan. Jumlah ini nantinya, sangat penting untuk menetapkan anggaran pengeluaran dan mengalokasikan pos-pos anggaran.


#2 Buat skala prioritas

Saat berkeluarga pastinya pengeluaran kamu akan bertambah. Untuk itu cobalah buat skala prioritas dengan memisahkan kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan merupakan hal yang harus segera dipenuhi atau harus dilakukan karena mempengaruhi keberlangsungan hidup misalnya makan dan minum. Sedangkan keinginan merupakan harapan yang tidak harus segera dipenuhi atau bisa ditunda misalnya traveling dan hiburan.

Jika kamu sudah mengetahui dan memisahkan keduanya, maka akan memudahkan kamu untuk menentukan anggaran.


#3 Membuat Anggaran
Selanjutnya kamu harus membuat anggaran karena ini akan memudahkan kamu dan pasangan untuk memonitor pengeluaran keluarga.

Cara paling mudah kamu bisa mencatat total pemasukan dan pengeluaran mulai dari pengeluaran harian hingga pengeluaran bulanan.

Setelah itu, kelompokan  pengeluaran berdasarkan kebutuhannya seperti kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.


#4 Pisahkan Rekening Tabungan dan Operasional

Cobalah pisahkan rekening yang digunakan untuk tabungan dan operasional rumah tangga. Dengan memisahkannya, maka pengeluaran dan pemasukan kamu tidak akan tercampur dan nantinya akan memudahkan kamu dalam memisahkan pos-pos anggaran sesuai kebutuhan.


#5 Melakukan Penghematan

Hemat disini bukan berarti harus pelit, tetapi kamu bisa melakukan pengeluaran dengan cara yang lebih efektif. Misalnya mengurangi makan di luar dengan memasak sendiri, mengurangi nonton ke bioskop dan menggantinya dengan langganan streaming film di rumah.


#6 Rencanakan Keuangan Masa Depan 

Tak hanya merencanakan keuangan yang sedang berlangsung, kamu juga harus merencanakan keuangan keluarga di masa depan. Selain menabung, coba lirik beberapa instrumen investasi yang dapat digunakan untuk biaya pendidikan anak hingga kesehatan keluarga.


#7 Jika Memiliki Cicilan
Saat sudah berumah tangga, tak dipungkiri kebutuhan semakin banyak. Untuk membeli barang atau kebutuhan dengan cicilan diperbolehkan asalkan kamu memiliki kemampuan membayar. Sebaiknya jumlah cicilan tak melebihi 30 persen dari penghasilan kamu dan gunakanlah untuk membeli kebutuhan produktif.

5 langkah penting sebelum menyiapkan dana darurat



Dana darurat merupakan dana terpisah yang tak boleh kita lupa sisihkan tiap bulan dari penghasilan kita. Sebab dana ini, akan dipergunakan untuk keadaan yang benar-benar darurat seperti sakit, pemutusan hubungan kerja (PHK), bencana alam atau musibah lainnya diluar kendali kita. 

Namun sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk memiliki dana darurat masih sangat rendah. Berdasarkan survei yang dikeluarkan Nielsen, hanya 16 persen responden yang memilikinya. 

Sedangkan survei yang dilakukan Lifepal mengungkap 90,7 persen orang Indonesia tidak memiliki dana darurat. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika kamu dalam keadaan darurat tapi tidak ada tabungan sama sekali. Pasti akan bingung bukan ? 

 Nah, agar tidak bingung untuk mempersiapkan dana darurat. Berikut 5 langkah yang harus kamu lakukan : 

1. Hitung besaran pengeluaran rutin dan wajib tiap bulan 
Jumlah menabung ideal untuk dana darurat bagi setiap orang berbeda-beda. Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menghitung pengeluaran rutin yang wajib yang harus dibayarkan setiap bulan. Lalu, apakah cash flow atau arus kas kamu setiap bulan positif (ada sisa) atau tidak ?

2. Kebutuhan Setiap Orang Berbeda
Setelah mengetahui cash flow, coba cek kembali adakah tanggungan yang harus kamu tanggung setiap bulan? Bagi kamu yang single, kamu bisa menyiapkan kira-kira 3 bulan pendapatan atau pengeluaran rutin. Sedangkan bagi yang sudah berkeluarga, dengan dua tanggungan bisa menyiapkan 6 hingga 9 bulan pendapatan atau pengeluaran rutin bulanan. Ingat semakin banyak yang kamu tanggung, semakin besar dana darurat yang harus kamu persiapan. 

3. Jika Memiliki Hutang 
Coba cek kembali apakah kamu memiliki hutang ? Jika kamu memilki hutang konsumtif, sebaiknya harus dilunasi terlebih dahulu. Sedangkan, jika kamu memiliki hutang yang bersifat produktif pastikan jumlahnya tidak lebih dari 30 persen penghasilan kamu. 

4. Simpan Secara Terpisah
Buatlah tabungan secara terpisah yang di khususkan untuk menyimpan dana darurat. Jika ingin menyimpan sebagian dana darurat dalam bentuk investasi pastikan produk investasi yang kamu gunakan bersifat likuid, mudah diakses dan aman. Beberapa instrumen investasi yang cocok untuk menyimpan dana darurat seperti reksadana pasar uang, deposito dan emas.

5. Ajukan Pinjaman untuk dana darurat 
Jika ingin mengajukan pinjaman untuk meminjam secara online, pastikan kamu memiliki kemampuan untuk membayar dan gunakan dana tersebut sebaik-baiknya memang untuk kebutuhan darurat bukan kebutuhan konsumtif semata. 


Selalu Waspada Ketika Memilih Layanan Pinjaman Online ! Cek Dulu 6 Hal ini

Pinjaman online merupakan solusi bagi sebagian orang untuk mendapatkan dana cepat dan mudah karena tanpa menggunakan jaminan. Namun sayangnya, banyak masyarakat yang terjebak dengan platform pinjaman online ilegal. 

Masalah yang timbul akibat pinjaman online ilegal pun sangat beragam. Mulai dari pencurian data pribadi yang diperjual belikan hingga kasus bunuh diri akibat intimidasi yang dilakukan oleh debt collector. 

Nah, agar kamu tidak terjebak dengan pinjaman online ilegal berikut 6 hal yang harus diperhatikan :

#1 Cek legalitas izin perusahaan
Hal pertama yang harus kamu lihat dari perusahaan pinjaman online adalah legalitas perusahaan. Apakah perusahaan tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak?  

Kamu bisa mengecek status izin pinjaman online melalui website resmi OJK atau hubungi Kontak OJK 157 melalui telepon, atau WhatsApp di 081 157 157 157

#2 Jangan Buka Link Sembarangan
Jangan pernah mengklik link download dari email, sms atau whatsapp yang dikirim oleh nomor tidak dikenal. Biasanya aplikasi pinjaman online ilegal tidak ada di toko aplikasi resmi seperti Google Playstore, sehingga harus di download melalui APK yang bisa saja di dalamnya sudah disusupi oleh malware berbahaya.

#3 Fintech Legal Hanya Boleh Mengakses CAMILAN
Berdasarkan ketentuan OJK, fintech legal hanya boleh mengakses CAMILAN (Camera, Microfon, dan Location) sedangkan fintech ilegal bisa mengakses semua data dan kontak yang ada di smartphone kamu yang nantinya digunakan untuk meneror dan mengintimidasi para peminjam saat mereka gagal bayar. 

#4 Bunga dan Biaya Sangat Tinggi
Jangan tergiur dengan iming-iming bunga rendah dan bebas biaya yang ditawarkan oleh pinjaman online ilegal. Biasanya mereka akan menetapkan bunga harian yang jumlahnya 1-4%, dimana kalau dikalikan selama satu bulan jumlahnya akan membengkak di kemudian hari apabila tidak segera dibayarkan.

#5 Jangka Waktu Tidak Sesuai
Selain bunga yang tinggi, fintech illegal memiliki jangka waktu yang singkat bahkan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. 

#6 Tidak ada Layanan Customer Service
Pinjaman online ilegal biasanya tidak memiliki layanan customer service yang dapat dihubungi untuk para nasabahnya. Bahkan, mereka tidak menggunakan alamat kantor dengan jelas sehingga tidak dapat didatangi nasabah.

Mulai sekarang, yuk hati-hati dalam memilih platform pinjaman online. 


6 cara melunasi semua utang kartu kredit


Apakah kamu sedang mengalami masalah dengan kartu kredit?

Gaya hidup kaum milenial yang selalu membelanjakan uangnya untuk sebuah pengalaman seperti traveling, kuliner, gadget dan fashion. Tidak dipungkiri  membuat mereka terjebak dengan perilaku konsumtif.

Kemudahan pemesanan produk dan jasa secara online melalui platform ecommerce dan sejumlah aplikasi. Memudahkan para milenial mendapatkan produk yang mereka inginkan.

Belum lagi pengaruh iklan dan media promosi yang ditawarkan secara masif melalui influencer. Hingga promo cashback dan cicilan 0% hingga 12 bulan yang sayang untuk dilewatkan.

Penggunaan kartu kredit yang tidak dilakukan secara bijak. Bukan tidak mungkin, kamu akan terjerat utang pada kartu kredit. Dan berikut 6 cara mudah untuk melunasi kartu kredit :

1. Hentikan Penggunaan Kartu
Ini adalah langkah pertama yang harus kamu lakukan. Stop penggunaan kartu kredit agar utangmu tidak semakin menumpuk.

2. Menjual Aset yang Dimiliki
Jika tidak memiliki uang atau kemampuan untuk membayar dan sudah terpaksa. Kamu bisa menjual aset yang kamu miliki seperti kendaraan, smartphone, laptop, jam tangan atau lainnya. Kemudian uang dari hasil penjualan bisa kamu gunakan untuk membayar.

3. Bayar Tagihannya Paling Kecil
Jika memiliki lebih dari satu kartu. Bayarlah tagihan kartu kreditmu yang tagihan dan bunganya paling kecil, terlebih dahulu. Baru, setelah memiliki uang kamu membayar tagihan lainnya.

4. Pinjam Uang Kepada Teman atau Keluarga
Bila kamu tidak memiliki uang untuk membayar. Jangan sekali-kali melakukan pinjaman lagi dengan pinjaman online atau KTA kilat karena akan membuat utangmu semakin menumpuk. Mengingat bunga pinjaman online atau KTA cukup besar. Sebaiknya, pinjamlah kepada teman atau keluarga lalu membayar dengan cara dicicil kepada mereka.

5. Mencari Kerjaan Sampingan
Jika kamu memiliki utang kartu kredit cukup banyak, dan penghasilan kamu pas-pasan. Cobalah untuk melakukan pekerkaan sampingan atau side job. Kamu bisa melakukan pekerjaan yang mudah dilakukan. Seperti Jasa titip (jastip), online shop, menjadi blogger/ penulis lepas, menjadi admin sosmed, design grafis, web design atau side job lainnya sesuai dengan kemampuan kamu.

6. Tutup Kartu Kredit Setelah Lunas
Jika sudah melunasi semua kartu kredit. Ada baiknya, kamu tutup semua kartu atau sisakan hanya kartu yang limitnya kecil untuk berjaga-jaga.

Kalau bisa limitnya hanya separuh atau bahkan hanya 30% dari penghasilan kamu.  Sehingga jika terpaksa digunakan, dan limitnya full terpakai kamu masih sanggup membayar tagihan dan tidak mengganggu cash flow bulanan kamu.

Yuk bijak menggunakan kartu kredit. Karena bukan kartu kredit sumber masalahnya tetapi sikap konsumtif kita yang menjadi masalah.

Image: shutter stock