Tampilkan postingan dengan label music. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label music. Tampilkan semua postingan

JGTC 2017 semakin memasyarakatkan musik jazz

Chandra Darusman bersama grup Chaseiro saat jumpa pers di FE UI Depok, Minggu, (27/11/2017) pada acara Jazz Goes To Campus 2017


Jazz Goes To Campus (JGTC) ke-40 kembali digelar kemarin, Minggu (26/11/2017) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia(UI), Depok, Jawa Barat. Tahun ini JGTC mengusung tema "Jazzing Throught Decades", dimana JGTC ingin mengenalkan ciri khas jazz dari waktu ke waktu.

Saat Beritagar.id menyambangi JGTC 2017, acara ini terbagi menjadi empat stage yang bisa disambangi yakni Shopee stage, Nescafe stage, Sprite stage, dan Peruri stage

Sejumlah musisi jazz meramaikan stage-stage tersebut, sebut saja Fariz RM, RAN, Mondo Gascaro, Sentimental Moods, The Groove, Remi Panassion Trio (Perancis), Sri Hanugara feat. Dira Sugandi: Indonesia Vol.1, Chaseiro, Rendy Pandugo, Tulus, Maliq D'Essentials, dan musisi jazz-funk legendaris asal Amerika Serikat Al McKay.

Selain menikmati pertunjukkan musik, para pengunjung JGTC juga bisa menyambangi JGTC Museum untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai musik jazz. Berbagai informasi seperti artikel, audio, video, dan infografik mengenai sejarah dan perkembangan musik jazz dari masa ke masa bisa didapatkan di museum tersebut.

Saat ini, JGTC menjadi festival musik jazz tertua di Indonesia yang tetap eksis setiap tahun. Ide membuat JGTC awalnya diinisiasi oleh tiga mahasiswa FEUI yakni Chandra Darusman, Wismoyo, dan Adi Padmadi.

"Awalnya kami ingin membuat sebuah acara untuk memasyarakatkan musik jazz dan JGTC juga bertujuan melatih para mahasiswa UI untuk membuat event yang dikelola secara profesional. Siapa sangka, JGTC bisa terus berkembang hingga kini yang ke-40", ungkap Chandra Darusman setelah tampil bersama grup Chaseiro.



Vira Talisa si pendatang baru

Ketika menyambangi Nescafe stage, Beritagar.id menyaksikan penampilan musisi pendatang baru bernama Vira Talisa. 

Sebelumnya, wanita yang pernah menempuh pendidikan seni di Perancis tersebut sempat membuat mini album dengan tajuk "Vira Talisa EP" (2016). Album tersebut dapat didengar melalui situs SoundCloud. Setelah kembali ke Indonesia dan satu tahun berkecimpung di industri musik tanah air, saat ini Vira sedang dalam proses pembuatan album baru.

Saat tampil di panggung JGTC, Vira memberikan kejutan spesial kepada para penggemarnya dengan membawakan sebuah lagu yang baru saja selesai dibuat dengan judul 'Janji Wibawa'.

"Maaf ya untuk lagu kali ini, saya nempelin kertas contekan. Karena lagunya baru banget saya buat jam 4.00 pagi khusus untuk JGTC," ungkapnya. 

Selain itu, Vira juga membawakan dua lagu yang terdapat dalam mini albumnya yaitu 'If I See You Tomorrow' dan 'Get Up, Get Down', serta tiga buah lagu lama diantaranya satu lagu milik penyanyi Malaysia berlirik Indonesia, 'So Nice' milik Diana Krall, dan 'Bayang-bayang Jingga' yang dipopulerkan oleh Kiki Maria.




Cuaca tidak bersahabat

Saat JGTC 2017 berlangsung, cuaca di Depok saat itu kurang bersahabat. Depok sempat diguyur hujan lebat sekitar pukul 15.00 WIB dan masih berlanjut hujan gerimis hingga pukul 19.00 WIB. Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan para pencinta jazz untuk menyaksikan penampilan musisi favorit mereka.

Pada area Peruri stage misalnya, penampilan Danilla Riyadi berhasil membuat suasana JGTC 2017 semakin sendu dengan total tujuh lagu dari album Telisik dan album terbarunya 'Lintasan Waktu'. 

Suasana sendu akibat cuaca yang kurang bersahabat seakan turut mendukung penampilan penyanyi berusia 27 tahun itu. Bahkan, Danilla sempat menyapa para penonton dan berterimakasih kepada para mantan kekasih yang telah menyakiti hatinya.

"Jika kalian ingin mendengar lagu yang senang-senang, jangan ke sini karena kesenangan ada di dalam diri kalian sendiri. Saya ucapkan terima kasih untuk orang-orang yang telah menyakiti hati saya, karena saat patah hati, saya menjadi semakin produktif," ujarnya sambil tersenyum.

Penampilan terakhir dari Danilla ditutup oleh lagu 'Ada di Sana'. Sebelum memulai penampilan terakhirnya, Danilla mengucapkan terima kasih kepada JGTC dan para penonton yang sedari awal tetap setiap menyaksikan penampilannya meskipun cuaca sedang hujan.


Al McKay siap tampil di Jazz Goes To Campus ke-40


 Jazz merupakan genre musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20, musik ini merupakan perpaduan antara musik orang Afrika dan Eropa. Dalam perkembangannya di Indonesia, musik jazz saat ini semakin disukai oleh berbagai kalangan.

Sebagai wujud keberlanjutan dari idealisme agar musik jazz dapat dinikmati seluruh kalangan, acara Jazz Goes To Campus (JGTC) akan kembali digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dengan tema "Jazzing Through Decades". 

JGTC Opening and Press Conference, JGTC Roadshow to Yogyakarta, JGTC Gatehering and Charity Night, dan JGTC Community Night akan menjadi rangkaian acara pembuka sebelum puncak acara JGTC dilangsungkan pada 26 November 2017.

Pada pagelaran JGTC yang ke-40, sejumlah musisi dari dalam dan luar negeri turut meramaikan acara ini, di antaranya adalah Fariz RM, RAN, Mondo Gascaro, Sentimental Moods, The Groove, Remi Panassion Trio (Perancis), Sri Hanugara feat. Dira Sugandi: Indonesia Vol.1, Chaseiro, Rendy Pandugo, Tulus, Maliq D'Essentials, dan musisi jazz-funk legendaris Amerika Serikat Al McKay.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Soemantri Brodjonegoro yang hadir dalam pembukaan JGTC ke-40 kemarin (Kamis, 26 Oktober 2017) di Institut Francais d'Indonesie (IFI), Jakarta Pusat, menjelaskan bahwa JGTC bukan hanya sekadar konser musik, tetapi ini adalah festival.

"Kalau boleh dibilang acara ini seperti Java Jazz, tapi versi kampus. Selain menghadirkan musisi-musisi dalam dan luar negeri, JGTC memberikan kesempatan bagi musisi-musisi muda untuk menunjukkan bakatnya sehingga JGTC menjadi wadah untuk melahirkan bibit-bibit baru di industri musik jazz tanah air," ungkap Bambang yang pernah menjadi ketua JGTC 1989.

Arya Prisatria, Project Officer JGTC ke-40, menjelaskan bahwa tahun ini JGTC akan berlangsung di tempat yang lebih besar dengan daya tampung hingga 22.000 pengunjung. Menurutnya, hingga saat ini sudah 13 musisi yang mengkonfirmasi kehadirannya termasuk Al McKay.

"Awalnya saya hanya bermimpi bisa menonton Al McKay secara langsung. Namun tak disangka saya dan tim JGTC bisa mengundang mereka ke Indonesia. Awalnya kami sempat pesimis, namun setelah menghubungi dan menjelaskan konsep acara JGTC akhirnya pihak mereka menyetujui," ujarnya.

Pada acara puncak nanti, JGTC ke-40 akan menghadirkan JGTC Choice Award yaitu penghargaan kepada orang-orang yang membawa pengaruh terhadap musik jazz di Indonesia. Ada pula JGTC museum yang memperkenalkan budaya jazz sehingga mereka yang datang ke acara ini mendapatkan informasi lebih tentang jazz.

Tiket JGTC Festival dijual seharga Rp87.000 dan sudah bisa dibeli melalui situs https://www.jgtc-festival.com/.

Kejar 1 juta Pengguna, Aplikasi Yonder Perbanyak Konten Musik Eksklusif bagi Pengguna



Sebagai strategi dalam mendulang 1 juta pengguna, Yonder Music, layanan musik digital yang berani, kaya akan fitur, bernuansa sosial, mengadakan ragam aktifitas dan program eksklusif bagi para pengguna setianya. Salah satu aktifitas eksklusif yang belum lama ini digelar adalah ajang kompetisi flash mob dance tingkat nasioinal #YonderKebebasan. Hari ini, Yonder menyerahkan hadiah senilai USD10 ribu atau setara dengan Rp135 juta kepada grup flash mob terbaik.

Didukung PT XL Axiata Tbk (XL), kompetisi flash mob dance #YonderKebebasan dan ragam aktifitas serta program eksklusif Yonder lainnya merupakan nilai tambah yang Yonder tawarkan  kepada para penggunanya demi memberikan pengalaman bermusik baru, eksklusif dan menarik. Yonder Music sendiri merupakan jawaban bagi 99% dari populasi yang menolak mengeluarkan biaya demi menikmati musik, dengan menyediakan jutaan musik legal siap unduh tanpa intervensi iklan.

"Yonder sangat mengerti kebutuhan penikmat musik akan akses kepada musik legal yang berkualitas dan tanpa biaya. Namun, Yonder hadir tidak hanya untuk memberikan jawaban atas kebutuhan tersebut,” kata Zico Kemala Batin, Country Manager Yonder Music Indonesia. “Model bisnis kami fokus pada pemberian pengalaman bermusik baru dan eksklusif kepada pengguna dan penikmat musik lewat aplikasi kami. Melalui kompetisi ini, kami menawarkan pengguna kami untuk berkarya dan berkolaborasi dengan musisi papan atas yang terlibat pada lagu Kebebasan eksklusif Yonder secara tidak langsung. Pengalaman dan kedekatan eksklusif antara musisi maupun pengguna aplikasi kami inilah yang kami sebut sebagai pengalaman bermusik baru dan eksklusif.”

Sementara itu, Head of OTT XL, Dr Diana Sulaiman mengatakan, “Dari data pengguna layanan internet 4G LTE XL, kami melihat pemakaian data untuk streaming musik merupakan salah satu yang tertinggi. Bekerja sama dengan Yonder Music merupakan jawaban yang kami tawarkan kepada para pelanggan kami untuk mendapatkan kemudahan akses dan menikmati musik legal tanpa biaya tambahan. Ke depannya, Yonder dan XL tentu akan terus menghadirkan pengalaman bermusik yang lebih eksklusif dan menarik bagi para pelanggan kami. Hal inilah yang sebenarnya menjadi nilai jual kami, bahwa kami tidak hanya menawarkan musik legal, namun juga pengalaman eksklusif dalam bermusik dan menikmati musik.”

Dalam mengikuti kompetisi flash mob dance #YonderKebebasan, setiap kelompok wajib membuat video flash mob danceberdurasi 1 menit, menggunakan lagu Kebebasan Remix. Lagu Kebebasan ini merupakan adaptasi dari lagu "Free" karya Prince dari album klasiknya yang bertajuk "1999". Lirik lagu ini kemudian ditafsir ulang menjadi sebuah persembahan untuk kebebasan dalam berseni dan berbudaya secara apik oleh Rian Ekky Pradipta dari D’Masiv. Lagu yang digubah kemudian dinyanyikan oleh kolaborasi 16 musisi papan atas dari Indonesia - Afgan, Andien, Ariel NOAH, Cita Citata, Chakra Khan, Isyana Sarasvati, Iwan Fals, Iwa-K, Judika, Lesty, Momo GEISHA, Raisa, Rossa, Young Lex, Mike Mohede (Alm) dan 1 musisi asal Malaysia, Jaclyn Victor.

“Senang rasanya melihat lagu yang kuat akan pesan kebebasan akan ekspresi diri dalam berseni dan berbudaya ini, kemudian menginspirasi dan diterjemahkan dalam gerakan dan tari yang penuh semangat,” kata Iwa K. “Hal ini tentu tidak lepas dari upaya Yonder dan XL dalam mendorong pelaku seni untuk terus berkarya serta mendukung kami lewat terobosan eksklusif. Semoga dengan keberadaan dan kolaborasi kekuatan dari Yonder dan XL, semakin banyak musisi dan penikmat musik yang dapat merasakan langsung kebebasan dan pengalaman bermusik yang ditawarkan.”

Perwakilan juri kompetisi flash mob dance #YonderKebebasan, Edwan Handoko menjelaskan indikator dalam menentukan pemenang ajang kompetisi ini, "Keren, unik dan niat. Dari sisi koreografi bagus banget. Idenya brilian, kekompakan juga sangat terjaga. Power dari tiap anggotanya berimbang. Gak ada yang kelihatan saling menonjolkan diri. Team work-nya berasa banget. Terus dengan mereka flash mob di lampu merah nunjukkin bahwa mereka punya keberanian dan niat untuk menampilkan sesuatu yang unik dan beda dari yang lain. Jadi kalau mereka menang ya memang sudah seharusnya."

Yonder Music, sebuah layanan musik digital, menghadirkan pilihan kepada penikmat musik untuk tetap mengapresiasi kerja keras musisi dengan memberikan akses akan jutaan musik legal siap unduh. Melalui aplikasi Yonder, selain menikmati musik legal secara gratis tanpa intervensi iklan, para penikmat musik disuguhi kesempatan untuk mendapatkan konten eksklusif dan undangan ke rangkaian acara musik off air bersama idolanya.

Selain mendukung dan bekerja sama dengan musisi dalam gelaran kompetisi flash mob dance #YonderKebebasan, Yonder Music bersama XL juga terus berupaya menghadirkan program-program menarik bagi para pengguna, yang tidak bisa didapatkan dari aplikasi streaming musik lain, seperti program #XLYonderFlyAway. Dalam program ini, Yonder dan XL menerbangkan pelanggan-pelanggan yang aktif untuk berinteraksi langsung dengan idolanya dan datang ke acara konser-konser mancanegara. Sampai akhir tahun nanti, Yonder dan XL akan menerbangkan pengguna setia Yonder di Indonesia untuk datang ke konser Justin Bieber “Purpose World Tour” di Barcelona November ini dan konser Coldplay yang bertajuk “A Head Full of Dreams Tour” di Sidney pada Desember mendatang.

Aplikasi Yonder Music ini sudah tersedia bagi pelanggan XL dan AXIS yang menggunakan Android melalui Google Playstore di http://bit.ly/1TIo5Ec dan bagi pengguna App Store di http://bit.ly/1OAKgKP. Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai layanan Yonder Music, pelanggan bisa follow Facebook Yonder Music Indonesia, Twitter dan Instagram di @YonderMusicID, dan melalui website www.yondermusic.com.