Tampilkan postingan dengan label peluang usaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label peluang usaha. Tampilkan semua postingan

Mau Belajar Dari Nol, Erika Sukses Lanjutkan Bisnis Ritel ADA Swalayan



Erika Santoso (31) merupakan putri tunggal dari Gunawan Santoso dan Goei Ngiek Hwa pemilik jaringan ADA Swalayan. Dalam menjalankan usaha yang dirintis orang tuanya tersebut, Erika menjalankannya sendiri tanpa panduan orang tuanya secara langsung. Baginya hal itu bagaikan berlayar sendiri dalam lautan luas, mengingat saat itu usianya baru berusia 24 tahun.

“Itu terjadi pada tahun 2008. Ketika papa berpulang menyusul mama yang terlebih dahulu meninggal dunia, pada tahun 2003. Saat itu saya sempat bingung. Hidup seorang diri, tanpa orang tua dan harus meneruskan bisnis yang menghidupi ribuan orang,” kenang Erika Santoso.

Kebingungan yang dirasakan Erika memang cukup beralasan, walaupun sejak kecil ia sudah mengenal bisnis swalayan. Ia baru benar-benar terjun pada tahun 2007, ketika itu ia terjun untuk menangani pembelian dan order barang.

Wanita yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah universitas di Melbourne, Australia dan pendidikan bahasa di Tiongkok, mengaku harus belajar dari nol. Ia pun harus belajar banyak dalam melakukan pengamatan secara detail dari bisnis yang dikelola.

Karena pertama kali Erika terjun ke bisnis retail, ia banyak mengamati seluk beluk pekerjaan dari banyak divisi yang ada di ADA Swalayan. Mulai dari bagian stok, kasir, keuangan, SDM hingga berhubungan dengan para supplier.

Ketika dirinya belum mendapatkan banyak pelajaran dari sang papa yang merupakan guru bisnisnya, ia turun tangan secara total, hal ini dilakukan agar bisnis orang tuanya tetap berjalan dan dapat menghidupi ribuan karyawan yang selama ini sudah setia mengabdi.

Meski sempat ragu, Erika tetap mantap meneruskan bisnis yang dibangun orang tuanya tersebut. Ia melakukan pembelian stok sendiri bahkan melakukan pembelian sampai ke negeri Tiongkok. Hampir 3 kali dalam setahun ia pergi hanya untuk berbelanja stok barang seperti tas dan beberapa barang-barang fashion lainnya.

“Pada akhirnya saya menikmati bisnis ini. Walau sebenarnya cita-cita awal saya bukan berbisnis ritel, melainkan mode dan fashion. Namun, bisnis yang saya geluti sebagian besar juga erat dengan fashion, sehingga terbayar sudah cita-cita masa kecil dan hobi pun tersalurkan” tutur Erika.

Riza Firli : Smart-Money.co / 26 May '15

Rizki Purnadi Berbagi Kunci Sukses Sunda Motor

Industri otomotif seolah tak pernah mati, hal ini terlihat dari jumlah kendaraan atau mobilitas yang terjadi, terutama di kota besar seperti Jakarta yang kian hari kian padat.
Kendaraan bermotor terutama mobil, kini bukan lagi sekedar alat transportasi, namun sudah menjadi bagian dari hobi dan gaya hidup. Tak tanggung-tanggung, orang rela mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk membeli aksesoris atau perlengkapan audio untuk mobil kesayangan.
Sunda Motor merupakan salah satu toko audio dan aksesoris mobil yang sudah 28 tahun menjual produk-produk berkualitas dengan jasa pemasangan oleh teknisi ahli.
Beridiri sejak 1987, Sunda Motor menjadi pelopor toko audio dan aksesoris mobil di kawasan Kelapa Gading – Jakarta Utara. Kini Sunda Motor memiliki tigaworkshop di daerah Gading Kirana, Kelapa Gading, dan Summarecon Bekasi.
Rizki Purnadi (26 tahun) merupakan generasi penerus usaha yang telah dirintis Teddy Supiadi dan Dian Purnamasari. Rizki mengakui, awalnya meneruskan bisnis keluarga  karena paksaan orang tua.
Sejak SMP, ia sudah membantu orang tuanya hingga akhirnya tumbuh kecintaan terhadap dunia otomotif dan akhirnya memutuskan untuk meneruskan usaha orang tuanya.
“Saya anak pertama dari empat bersaudara jadi cukup fair kalau orang tua saya mendidik saya lebih keras agar bisa menjadi contoh yang baik untuk ketiga adik saya,”  katanya kepada Smart Money.
“Sejak kuliah, saya tertarik bekerja di perusahaan besar. Salah satu perusahaan impian saya untuk bekerja adalah Astra, dan ternyata saya bisa masuk program Management Training Astra Credit Companies (ACC).” 
Menurut Rizki, berkarir di ACC merupakan kesempatan baik untuk belajar dan bertemu banyak talenta hebat di sana. Di tahun kedua bekerja di ACC, ia mendapatkan pelatihan yang mengubah karir hidupnya.
Pelatihan tersebut mengingatkan Rizki pada visi, misi dan minat hidupnya. Tiga bulan setelah pelatihan tersebut, pemuda tersebut akhirnya memutuskan meninggalkan karir di Astra, dan meneruskan usaha orang tuanya.
“Sejak Juni 2012, saya mulai fokus di Sunda Motor,” kenang Rizki pada Smart Money.
Bersama sang adik, Aldi Purnadi, Rizki mengelola Sunda Motor hingga saat ini. Selain dibantu sang adik, lulusan Komunikasi Pemasaran London School Public Relation Jakarta ini juga punya tim yang banyak membantu menjalankan usahanya.
Banyak anggapan bila meneruskan usaha keluarga akan lebih mudah, namun bagi Rizki, hal tersebut ada benar dan salahnya. Lebih mudah karena hanya meneruskan bisnis yang sudah punya produk, pasar, tenaga kerja dan sistem penunjang yang sudah mapan. Di sisi lain, tantangannya adalah membawa bisnis keluar dari kebiasaan lama.
“Tentu ada perbedaan di generasi orang tua dan generasi saya. Saya merasa ditantang untuk mampu memberi pemahaman yang tepat ke generasi orang tua, dan ini bagian paling sulit,” kata Rizki.
Saat ini, Sunda Motor melakukan pemecahan divisi untuk beberapa produk dan membuat situs agar dikenal lebih luas. Situs www.sundamotor.com menawarkan paket audio lengkap dan perlengkapan serta aksesoris lain.
Lewat situs ini, konsumen bisa melakukan transaksi pembelian secara online. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Sunda Motor menyediakan jasa pengiriman dan pemasangan di tempat, khusus untuk pelanggan di area Jabodetabek.
Dalam berbisnis, Rizki percaya bahwa tiap kesuksesan selalu disertai doa dan kerja keras, namun tak lupa bahwa dalam prosesnya harus tetap menyenangkan.
Selain memiliki prinsip dalam pekerjaan yang selalu ia pegang, Sunda Motor juga memiliki 4 pilar utama dalam berbisnis, yaitu Customer Satisfaction, Quality, Teamwork, dan Integrity. Empat pilar ini menjadi bekalnya mengelola dan membesarkan Sunda Motor.
Untuk urusan perbankan, Rizki sudah lama menjadi nasabah BCA baik pribadi maupun bisnis. Untuk urusan bisnis, banyak konsumen memilih pembayaran dengan kartu debit dan kredit BCA karena lebih mudah dan aman. Selain itu, Sunda Motor memiliki program cicilan BCA 0% yang membantu pelanggan melakukan pembelian.
Riza Firli : Smart-Money.co / 28 Apr '15

Tangan Dingin Albert Santoso Sukses Benahi Perusahaan Warisan



Meneruskan usaha keluarga dan membenahinya memang memiliki tantangan tersendiri, itulah yang dialami Albert Santoso (25) putra sulung Lukas Santoso pengusaha coating thinner dan plywood Semarang Jawa Tengah.
Darah pengusaha yang dimiliki Albert dari sang Ayah juga begitu kental, sejak kecil Ayahnya sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi pengusaha.
Salah satu cara yang dilakukan sang Ayah dengan menyekolahkan Albert pada jurusan bisnis di Singapura. Beruntunglah Albert yang masih mencari jati dirinya itu patuh pada arahan orang tua.
Ia berpikir positif, bahwa apa yang disarankan orang tuanya itu adalah untuk kebaikan dan kemudahan dia di masa mendatang.
Ternyata apa yang dipikirkan Albert terjawab, kepatuhannya pada orang tua, kini menjadikannya sebagai putra andalan Lukas Santoso dalam menjalankan dua perusahaannya yang terus berkembang yakni CV Makmur Lestari yang bergerak di bidang produksi thinner dan coating serta PT Alam Citra Lestari yang bergerak di bidang plywood.
Setelah selesai studi di Newcastle, di Singapura, Albert diminta orang tuanya untuk pulang ke Indonesia. Dan ia mengurus perusahaan plywood yang saat itu tidak tertata. Pada awal tahun 2012, PT Alam Citra Lestari, baru beroperasi pada November 2011. Karena tidak adanya orang yang dipercaya dan memiliki kemampuan dibidang plywood, maka usaha tersebut jadi berantakan.
Awal 2012 menjadi awal saya terjun pada dunia bisnis, tanpa pengalaman dan hanya bermodal ilmu serta teori yang didapat dari Newcastle. Ternyata membenahi lebih berat dari pada memulai bisnis sendiri” Cerita Albert.
Belum lagi ia harus menghadapi para karyawan senior yang saat itu memandangnya sebagai anak muda yang belum mengetahui apa-apa. Albert harus ekstra sabar dalam menghadapi para karyawan yang tidak mau begitu saja menerima ide dan perintah dari orang baru yang belum berpengalaman, meskipun dirinya adalah anak dari pemilik perusahaan.
“Saya tidak mau menang sendiri dan tetap mendengar masukan serta mengambil  sisi positif sekalipun itu masukan dari karyawan”
Berkat kegigihannya, Albert yang saat ini menjabat sebagai Managing Direktor PT Alam Citra Lestari. Berhasil membawa perusahaan tersebut menjadi lebih baik dalam 4 tahun. Dirinya berhasil melakukan ekspor plywood ke berbagai negara seperti Singapura, Korea, dan Hongkong. Sedangkan di perusahaan CV Makmur Lestari, Albert membantu pada pembukuan.  Prinsip yang sealu ia pegang dalam berbisnis yaitu mau belajar dan sabar, melakukan bisnis dari hati, berani basah dan harus total. Tandasnya.
Riza Firli: Smart-Money.co /25 May '15

Tari Dan Bisnisnya yang Mengangkat Jajanan Cimol

Tari Agustin Founder Cemil Cimol
Cimol merupakan sebuah makanan ringan yang dibuat dari tepung kanji. Kata cimol berasal dari bahasa Sunda yang artinya aci digemol, cimol terbuat dari tepung kanji yang dibentuk bulat-bulat. Cimol biasanya dijual di sekolah atau di pedagang kaki lima, dengan bumbu tambahan seperti kacang atau bubuk cabai dan dimakan selagi hangat

Tari Agustin wanita kelahiran 27 Agustus 1988 melirik bisnis cimol sejak tahun 2009. Ketertarikannya memilih usaha cimol, lantaran kegemarannya dengan makanan ini. Dan ia merasa agak kesulitan menemukan jajanannya sewaktu kecil terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, selain itu tambahan bahan pengawet juga sangat menghawatirkan.
Awal mula Tari memulai usaha cimol dari grobak keliling, dan ketika dirinya mempromosikan cimolnya di sosial media, banyak teman-teman yang memesan cimol buatannya. Sampai akhirnya ia membuat akun twitter sendiri yang diberi nama Cemil Cimol @cemil_cimol dan mulai di jual secara online.
Dalam pembuatan cimol, Tari mendapatkan resep tersebut dari sang ibu. Dan cimol yang dijualnya tanpa menggunakan bahan pengawet, pengenyal dan pemutih.  Sehingga cimol tersebut dikirim di hari yang sama dengan kurir dan untuk keluar kota dikirim dalam bentuk mentah menggunakan paket kilat khusus.

Sebelum memulai bisnis Tari juga sempat bekerja di sebuah perusahaan photography sebagai brand marketing. Namun ia memutuskan berhenti bekerja dan fokus untuk mengembangkan usaha yang dirintisnya hingga sekarang.
Pevita Pearce 
Selain di jual secara online, Cemil Cimol eksis dijual di berbagai event bazar kuliner  seperti Market Museum, Local Taste, Local Fest dan bazar kuliner lainnya. Kesuksesan Tari dalam bisnis cimol juga tak semudah yang dibayangkan. Karena dibutuhkan konsistensi  untuk selalu menjaga kualitas rasa, dan melakukan berbagai macam inovasi ditengah maraknya persaingan bisnis kuliner yang banyak mengadopsi makanan luar  ketimbang makanan dengan cita rasa lokal.
Bermula menjalankan bisnis cimol dari gerobak keliling, menjual secara online dan event bazar. Di tahun ke-6 barulah ia memiliki tempat permanen  yang bertempat di Food Lab, Kapten Tendean No. 41 Jakarta Selatan.

Selain menjalankan bisnis, Tari tak lupa akan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus tetap mengurus anak dan keluarga. Dalam pendidikan, Tari juga tetap semangat melanjutkan kuliah S2 di Universitas Bina Nusantara dengan konsentrasi Creative Marketing disela-sela kesibukannya.

Bagi Tari dalam berbisnis janganlah terlalu banyak teori dan planning. Mulailah sekarang juga, karena kalau  bisnis hanya dipikirkan itu namanya ide, dan bila dijalankan itu baru namanya bisnis.  Dalam berwirausaha juga tak harus menunggu memiliki modal yang besar  karena Cemil Cimol dimulai hanya dengan Rp 2 Juta.