Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

Bisakah Sukses Tanpa Perlu Kuliah dan Ijazah?



Pendidikan formal seperti Sekolah masih di anggap sebagai pendidikan yang harus dipenuhi. Padahal faktanya tidak semua anak yang sekolah bisa menjadi sukses, tidak semua anak yang sekolah dapat memiki kepribadian dan sifat yang terpuji seperti yang diajarkan oleh guru-guru mereka di kelas.

Banyak pelajaran yang diajarkan disekolah ternyata hanya 20-30% saja yang terpakai pada dunia kerja. Contohnya pelajaran sulit dan memusingkan seperti matematika.

Pelajaran menghitung tersebut tidak banyak terpakai kecuali penambahan, pengurangan, pembagian dan perkaliaan. Atau bagi mereka yang bekerja di bidang khusus yang membutuhkan perhitungan teknis lebih dalam.

Belajar itu bukan hanya sekedar mementingkan pengetahuan, tetapi mencakup materi lain yang menjadi bagian dari kemanusiaan anak. Sebab belajar itu mencakup banyak aspek seperti belajar untuk menjadi (Learn to be)
belajar untuk mengetahui (learn to know)
belajar agar menjadi terampil (learn to do)
dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together)

Membangun budaya pada anak untuk menjadi pembelajar mandirijuga lebih penting, karena apabila anak sudah bisa menjadi pembelajar mandiri, maka kelar sudah fungsi orang tua, guru dan sekolah untuk membimbing mereka.

Namun tidak dipungkiri saat ini ijazah dari pendidikan formal melalui sekolah, universitas atau sekolah tinggi masih lebih dihargai dan diakui untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang lebih layak. Dari pada mereka yang menempuh pendidikan informal seperti kursus ataupun mereka yang mengejar ijazah melalui program persamaan atau paket.

Sebenarnya patokan inilah yang sering salah, karena banyak orang sukses yang lahir tidak memiliki ijazah. Seperti Mark Zuckerberg dan kawan-kawannya yang memutuskan meninggalkan pendidikannya di Hardvard dan fokus mengembangkan jejaring sosial yang dibuatnya yaitu Facebook. Selain Mark ada juga Steve Job pendiri Apple yang tidak pernah lulus kuliah karena di D.O pada semester pertama.

Sedangkan di Indonesia ada juga Inul Daratista penyanyi dangdut dari Pasuruan Jawa Timur yang sekolahnya tidak tamat tapi saat ini ia memiliki jaringan bisnis karaoke yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

Maka hal ini membuktikan pada dunia, kalau bangku pendidikan atau sekolah tidak menjamin kesuksesan seseorang, asalkan sobat Lintas berani memiliki kreativitas dan ide untuk mewujudkannya. Jangan membelenggu pikiran kamu dengan keterbatasan!

Riza Firli/ Lintas.Me/ 30 Apr 2015

10 Kiat lulus ujian SNMPTN

Peserta seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) mengikuti ujian di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (12/6/2012) | Hariandi Hafid /Tempo

SNMPTN adalah singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dulunya dikenal dengan SPMB. Bagi siswa-siswi kelas XII atau 3 SMA pasti ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Syukur-syukur bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).

Meskipun, saat ini kampus swasta sudah banyak yang berkualitas dan tak kalah dengan perguruan tinggi negeri. SNMPTN ramai diikuti oleh siswa-siswi untuk memperebutkan kursi setiap tahunnya.

Berikut 10 tips yang harus kamu lakukan agar lolos SNMPTN dan mendapatkan PTN impian, selain tentu saja berdoa agar tujuan bisa tercapai.

1. Niat dan keinginan
Segala sesuatu yang akan dikerjakan baiknya selalu ada niat atau keinginan untuk mendapatkannya. Jika sudah memiliki niat yang kuat biasanya halangan apapun pasti akan berhasil dilewati. Yakinkan diri untuk mengikuti ujian ini, bukan karena paksaan.

2. Minat
Pilihlah jurusan sesuai minat dan ukurlah kemampuan diri sendiri. Jangan memaksakan masuk ke satu jurusan hanya karena pilihan orang tua atau ikut-ikutan orang lain, namun sebenarnya belum tentu disukai.

3. Tujuan
Sebelum memilih universitas dan jurusan yang akan diambil, sebaiknya tahu betul apa tujuan mempelajari ilmu tersebut. Saat ini banyak sekali orang yang bekerja tak sesuai dengan jurusan yang ia pilih saat kuliah. Meski belum tentu jadi masalah, tetapi akan lebih baik jika mendapat pekerjaan sesuai dengan apa yang bertahun-tahun dipelajari.

4. Latihan soal
Belilah buku-buku latihan soal SNMPTN untuk dipelajari. Biasanya dengan banyak latihan soal akan semakin terbiasa saat ujian nanti. Hal ini bisa mengurangi ketegangan saat berhadapan dengan soal yang sebenarnya. Ketegangan dan kepanikan adalah salah satu sumber "bencana" saat ujian.

5. Belajar kelompok
Sekali-sekali belajarlah secara kelompok dan mendiskusikan soal bersama teman-teman. Dengan belajar bersama, banyak hal akan lebih mudah dimengerti. Saling berbagi pengalaman juga penting untuk mendapatkan tip dan trik menghadapi soal ujian.

6. Ikut bimbingan belajar
Memang terkadang pembelajaran di sekolah terbatas dan kurang efektif karena jumlah siswa ataupun mata pelajaran yang banyak. Karena itu mengikuti bimbingan belajar atau bimbel bisa membantu belajar lebih mendalam, dan lebih fokus pada mata pelajaran tertentu.

7. Ikut uji coba 
Ikutlah uji coba atau try out yang sering diselenggarakan universitas-universitas atau lembaga-lembaga tertentu. Dengan sering melakukan uji coba, bisa menjadi simulasi untuk mengukur kemampuan dalam menghadapi ujian yang sesungguhnya. Saat ini, banyak pula try out online, gratis hanya bermodalkan koneksi internet.

8. Nilai yang konsisten
Perhatikanlah nilai rapot dari semester pertama hingga terakhir pada mata pelajaran. Nilai sebaiknya konsisten, lebih baik mengalami kenaikan, atau minimal tetap konsisten. Jika mengalami penurunan nilai pada mata pelajaran tertentu, yakinkan ulang apakah bidang itu adalah yang disukai.

9. Lintas jurusan
Harap berhati-hati bagi yang memilih lintas jurusan. Misalnya, dari jurusan IPS ingin kuliah di jurusan IPA. Sebaiknya lihatlah kebijakan universitas tersebut karena tak semua universitas memperbolehkan hal tersebut.

10. Survei lokasi
Menjelang hari H ujian sebaiknya lokasi sudah diketahui. Perhitungkan jarak dan waktu tempuh menuju lokasi. Pastikan jenis transportasi apa yang akan dipakai. Dengan cara ini, saat hari H tiba bisa tetap berkonsentrasi pada materi, bukan hal-hal teknis seperti bagaimana mencapai lokasi, atau khawatir terlambat.

by: riza firli/20 Feb 2014