Strategi Häagen-Dazs Menjadi Es krim Premium

shares


source: singpromos

Berbicara tentang es krim, makanan yang satu ini cukup  favorit bagi anak-anak hingga orang dewasa. Bagi kaum urban, es krim pun sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Banyak kafe atau gerai yang menyajikan es krim sebagai menu utama, Häagen-Dazs adalah salah satunya.

Häagen-Dazs merupakan merek es krim Amerika yang dibuat oleh Reuben Mattus dan Rose Mattus pada 1961. Sepintas nama Häagen-Dazs mirip dengan bahasa Jerman atau Perancis. Namun sebenarnya, Häagen-Dazs tidak berasal dari bahasa apapun melainkan kombinasi huruf yang disukai oleh Mattus dan ayahnya.

Awalnya Häagen-Dazs hanya memiliki tiga macam rasa, yaitu cokelat, vanilla dan kopi. Kemudian Mattus  membuka ritel pertamanya di Broklyn, New York pada 1976.

Malltus menjual merek Häagen-Dazs kepada Pillsburry Company tahun 1983. Setelah itu Häagen-Dazs menjadi bisnis waralaba yang tersebar di lebih 50 negara seperti sekarang.

Häagen-Dazs masuk ke Indonesia pada 1995, dibawa oleh PT Rahayu Arumdhani International (RAI), anak usaha dari PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Group. Kafe pertamanya berlokasi di Plaza Indonesia dan kini  sudah tersedia lebih dari 30 cabang yang tersebar di berbagai kota.

RAI tidak saja mengelola Häagen-Dazs kafe, tetapi  juga mendistribusikan Häagen-Dazs dalam cup maupun stickbar.

Untuk menjaga mutunya, Häagen-Dazs  hanya dibuat dari bahan-bahan yang 100 persen alami tanpa perasa, pewarna buatan, dan tanpa stabilizer. Es krim super premium ini memiliki kandungan udara berkisar 10-40 persen sehingga teksturnya benar-benar padat dan halus.

Dalam produksinya, Häagen-Dazs hanya membuat es krim berdasarkan pesanan. Es krim dibuat langsung dari 3 pabrik Häagen-Dazs yang berada di Amerika, Jepang dan Perancis. Untuk Indonesia, Häagen-Dazs dikirim 2-3 minggu dari pabriknya yang berada di Perancis.

Selama perjalanan, suhu es krim tetap terjaga pada minus 21 derajat Celcius. Setelah sampai di gudang hingga di sajikan di kafe, suhu selalu dicek. Proses terberat adalah ketika es krim berada di kafe karena kondisinya dalam keadaan terbuka.

Dalam melakukan aktivitas promosi, strategi yang digunakan tak jauh berbeda yakni memanfaatkan aktivitas ATL (above the line) dan BTL (below the line). Akan tetapi, promosi difokuskan pada media khusus wanita karier dan gaya hidup.

Pemanfaatan media sosial juga tidak ketinggalan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan seperti twitter, facebook dan instagram. Mengingat kaum hawa gemar bersosialisasi dengan teman-temannya.
source: delish


Related Posts