Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan

Hermes, Pelana Kuda yang Menjadi Tas Mewah

Pelana kuda di Hermes Museum, Pacific Place Jakarta, Riza Firli /2018

Bagi pencinta fashion, terutama para wanita, pasti sudah tak asing dengan brand premium Hermes. Brand asal Paris yang sudah ada sejak 1837 itu, menghadirkan produk tas dan aksesoris mewah berkualits tinggi.

Produk Hermes prestige karena tas Hermes edisi tertentu bisa dijadikan investasi. Berdasarkan penelitian dari penjual barang bekas online, Bag Hunter, nilai Hermes  seri Birkin harganya meningkat lebih dari 500 persen dalam 35 tahun terakhir. Sehingga tas Hermes dianggap memiliki nilai investasi lebih bagus ketimbang pasar saham.

source: Baghunter

Merek Hermes pertama kali muncul dari keluarga Hermes yang menetap di Prancis. Pada 1837, Thierry Hermes memperkenalkan merek Hermes pada publik di The Grand Boulevard of Paris.
Awalnya Hermes tidak memproduksi tas atau aksesoris fesyen. Saat itu mereka hanya memproduksi sepatu, tali kekang dan pelana kuda untuk para bangsawan Eropa.
Dari situ, Hermes muncul dengan logo kuda yang menarik kereta dan sangat khas dengan gaya bangsawan.

Pada 1855 produk buatan Hermes mendapatkan pujian dari pemerintah karena memenangkan expostition universelle di Paris. Kemudian, Hermes memenangkan kembali medali emas di tahun 1867 pada kontes yang sama.

Thierry Hermes lahir pada 1801 dan tutup usia di tahun 1878. Kemudian, bengkel Hermes diwariskan kepada anaknya, Charles-Emile. Hermes  berpindah lokasi ke Rue Faubourg Saint Honore pada 1880.

source: baghunter 

Di tangan Charles, Hermes mengalami perkembangan dengan dibuatnya tas Courroies a hut pada 1900. Tas tersebut dirancang khusus bagi pengendara yang membawa pelana.
Setelah Charles-Emile pensiun, anak-anaknya Adolphe dan Emile Maurice mengambil alih perusahaan dan mengubah nama perusahaan menjadi Hermes Freres.

Hermes mendapatkan hak ekslusif untuk produk kulit dan pakaian pertama di Perancis yang menggunakan ritsleting. Mereka juga banyak mempekerjakan pengrajin hingga 80 pengrajin.
Hermes memasuki pasar Amerika pada 1930 dan  menawarkan produknya pada sebuah department store Marcus Neiman, New York. Pada 1935, Hermes juga mulai dikenal secara luas setelah membuat tas tangan.

Pada 1950 Hermes makin digandrungi oleh kaum sosialia di Eropa dan menjadi brand mewah yang sangat terkenal di dunia hingga sekarang.

Di Indonesia, Hermes memiliki dua butik yakni di Pacific Place Jakarta dan Galleria Grand Hyatt, Plaza Indonesia.

source: baghunter

Dalam menjaga brand Hermes sejak 1837 hingga sekarang, Hermes tetap memegang filosofi pembuatan tasnya tanpa menggunakan mesin. Semua tas dibuat oleh tangan pengrajin, dimana dibutuhkan kulit buaya asli berkualitas tinggi.

Untuk produksi tas Birkin misalnya, seniman tas profesional mengerjakannya dalam waktu 48 jam di rumah produksi Hermes. Setiap satu tas, dikerjakan oleh satu seniman dan masing-masing bagian tas akan dikerjakan oleh orang yang berbeda-beda.


source: businesstimes.com.sg


Meski waktu 48 jam seperti dua hari, namun untuk membuat satu tas memakan waktu selama satu minggu. Dilansir dari Telegraph, para seniman membuatnya menggunakan peralatan pribadi dan tidak ada yang menggunakan alat-alat dari kantor.

foto: Riza Firli / 2018


Apple Setelah Dipimpin Tim Cook

source: recode


Ketika mendengar  perusahaan Apple Inc. Sahabat Prioritas pasti terngiang dengan mendiang Steve Jobs. Pendiri perusahaan teknologi tersebut tidak hanya mewakili sebuah brand,tetapi juga mewakili generasi para penggunanya.Iphone menjadi salah satu peninggalan Jobs yang paling dikenang.

Jobs menghembuskan nafas terakhirnya pada 5 Oktober 2011 karena kanker pankreas. Setelah itu Apple dipimpin oleh Tim Cook, seorang pria berkebangsaan Amerika yang sudah bekerja untuk Apple sejak 1988.

Sebelum menggantikan Jobs sebagai CEO, Cook bekerja sebagai chief operating office (COO) . Ia bertanggung jawab mengelola penjualan dan pengoperasian Apple di seluruh dunia. Selain itu, Cook juga memimpin divisi Machintosh untuk mengembangkan strategi dengan pemasok.

Lima tahun setelah kepergian Jobs, di bawah kepemimpinan Cook, Apple mampu menghasilkan keuntungan milliaran dollar. Padahal, satu tahun awal kepemimpinannya, saham Apple sempat merosot 50 persen pada 2013.

Dalam 10 tahun terakhir, produk iPhone menjadi produk terpenting dari Apple. Meskipun awalnya Apple lebih fokus pada komputer desktop dan laptop.
Pada siaran persnya Minggu (8/1/2017) Cook mengungkapkan iPhone sudah menjadi gaya hidup orang di seluruh dunia. Dengan total penjualan lebih dari 1 miliar unit.

Kenaikan dan Penurunan
Apple pernah mencatat sejarah sebagai perusahaan pertama yang menyentuh kapitalisasi pasar 700 miliar dollar AS. Setelah sahamnya berada di level 122,02 dollar AS pada Februari 2015.
Setelah itu Apple juga mengalami penurunan, terutama pada penjualan iPhone sebesar 16 persen pada kuartal pertama 2016. Akibatnya profit Apple turun sebesar 22,5 persen.

Meski demikian, Apple tercatat ke dalam 10 perusahaan paling bernilai di dunia. Dengan kapitalisasi pasar  mencapai 586 miliar dollar AS seperti yang dilaporkan Telegraph Juni 2016.

 Kepemimpinan Tim Cook
Tim Cook berbeda dengan Steve Jobs, dalam biografinya Jobs merupakan seorang yang pendiam dan hanya sering berbagi dengan orang terdekatnya saja. Sedangkan di bawah kepemimpinan Cook, karyawan tidak ada yang merasa takut dan mereka menaruh respek besar terhadapnya.

Seperti dilansir dari Inc, Cook lebih menginginkan ide beragam dan gaya yang berbeda. Setiap orang harus menjadi dirinya sendiri. Cook melihat transparansi sebagai kunci dalam menjalankan bisnis. Ia membuka pintu Apple lebar-lebar agar orang tahu standar yang diterapkan.

Saat Jobs memimpin perusahaan, ia tidak pernah bertemu secara langsung dengan para pemegang saham. Sedangkan pada era Cook, investor secara langsung dapat mengetahui perkembangan investasi mereka.

Jobs kurang agresif menjual produknya di negara-negara berkembang seperti Tiongkok dan India. Padahal kedua negara tersebut memiliki potensi pasar telekomunikasi yang berkembang pesat. Melihat hal ini Apple akhirnya masuk ke pasar Tiongkok dan India dengan menggandeng operator di negara tersebut.

Kini penjualan iPhone memang tengah mengalami penurunan dan membuat  pendapatan Apple menurun untuk pertama kalinya sejak 2001. Akibatnya gaji Cook tahun lalu harus di pangkas 15 persen menjadi 8,7 juta dollar AS.

Mengawali 2017, Apple akan mengurangi produksi iPhone. Di tengah badai yang sedang menimpa, Apple dikabarkan mencoba bangkit dengan memperkenalkan ponsel terbaru mereka pada ulang tahun iPhone ke-10.

Rumornya kemungkinan besar ponsel tersbut akan dinamai iPhone 8. Pada peluncurannya September nanti, ponsel tersebut akan menjadi ponsel tercanggih di dunia dengan layar OLED melengkung di kedua sisi.

Yuk Cari Tahu Perbedaan Pebisnis dan Pedagang

source : yourstory.com


Tahukah kamu? Kalau teori ekonomi  yang dipelajari di sekolah ternyata kurang mampu membuat kita untuk bisa memahami perbedaan “pebisnis” dan “pedagagang”.

Sering kali kita beranggapan berdagang adalah bagian dari bisnis ataupun sebaliknya. Padahal sebenarnya berdangang dan berbisnis dua hal yang berbeda.

Hal serupa juga pernah disampaikan oleh financial adviser Aakar Abyasa Fidzuno “Suatu ketika saya pernah memiliki seorang klien yang memiliki tujuh cabang usaha. Namun ternyata sebenarnya klien saya tersebut bukanlah seorang pebisnis melainkan hanya pedangang”, ungkapnya.

Lalu, apa yang membedakan seorang pebisnis dan pedagang ? Berikut beberapa hal yang harus kamu pahami : 

Memiliki Seorang Akuntan
Cara mudah untuk membedakan pedagang dan pebisnis yang pertama adalah apakah ditempat usahanya tersebut memiliki seorang akuntan atau bagian keuangan tersendiri.
Jika ya, berarti orang tersebut sudah bisa dibilang pebisnis karena seorang pebisnis harus memiliki perhitungan yang matang, memiliki laporan keuangan yang lengkap dan rapih sehingga ia bisa tahu kondisi keuangan perusahaannya saat ini dan masa mendatang.

Memiliki Visi Misi Jauh Kedepan
Berdagang memiliki sifat mengambil keuntungan secara instan. Sedangkan berbisnis memiliki sifat jangka panjang sehingga dibutukan visi misi dan perencanaan jauh kedepan.

Banyak orang mampu berdagang, tetapi hanya sedikit yang memiliki visi besar menjadi pebisnis. Dan inilah yang membuat pengusaha kaya jumlahnya sangat sedikit tetapi mereka mampu menguasai 80% perputaran uang dan pengusaha kecil memperebutkan 20% sisanya.

Tidak Bekerja Sendirian
Seorang pedagang biasanya bekerja seorang diri atau jika memiliki pegawai, pegawai tersebut hanya membantu kegiatan penjualan atau produksi semata. Bukan membantu, untuk pengembangan bisnis.
Sedangkan seorang pebisnis, membentuk organisasi dan merekrut orang-orang profesional untuk mengembangkan bisnisnya. Bahkan mereka melakukan go public dengan melakukan IPO di lantai bursa.

Kegiatan Pemasaran
Baik pebisnis dan pedagang sama-sama melakukan kegiaan pemasaran, namun cara dan strateginya yang berbeda.  Jika pedagang melakukan pemasaran di satu tempat dan dengan cara berteriak-teriak.

Seorang pebisnis lebih berpikir bagaimana produknya bisa menarik perhatian. Seperti menggunakan packaging yang bagus, melakukan  kegiatan pemasaran online dan offline untuk meningkatkan brand awareness, hingga menggunakan creative agency atau advertising untuk memenangkan posisinya di industri tersebut.




Bisnis-bisnis yang Semakin Meredup Ditengah Perkembangan Teknologi

Teknologi memberikan banyak kemudahan dalam kehiduapan sehari-hari. Seperti saat berkomunikasi menjadikan jarak yang semakin dekat, memudahkan kegiatan bisnis serta transaksi Perbankan dengan cepat dan aman. Hingga dengan bantuan teknologi dapat memudahkan kita menyelesaikan berbagai pekerjaan.

Namun karena perkembangan teknologi juga, dapat membuat bisnis-bisnis berikut ini semakin meredup :

Wartel

Pada era 1990an hingga awal 2000an warung telekomunikasi atau wartel merupakan bisnis yang cukup banyak diminati. Apalagi saat regulasi kepemilikan wartel kala itu semakin mudah, banyak wartel berdiri bahkan jaraknya sangat berdekatan.

Wartel sempat ramai karena dahulu harga sebuah ponsel masih terbilang cukup tinggi dan tarifnya masih belum terjangkau seperti sekarang. Banyak orang menggunakan wartel seperti anak-anak mahasiswa yang berada di perantauan untuk mengabarkan keluarga di kampung halaman.

Sekarang bisnis wartel mulai terseok-seok krena semua orang sudah memiliki handphone..


Warnet

Setelah wartel, bisnis warnet atau warung internet juga memiliki nasib yang sama. Ditengah pengguna internet dengan ponsel pintar sudah semakin murah, banyak orang lebih memilih browsing dan chatting menggunakan ponsel karena bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Fasilitas w-ifi gratis yang disediakan diberbagai tempat seperti restoran dan café juga membuat orang-orang dengan mudah dapat mengakses internet melalui laptop atau gadget yang mereka miliki.

Toko Musik


Industri musik di Indonesia memang mengalami banyak penurunan, sejak makin berkembangnya dunia digital dan pembajakan melalui internet sulit dihindari. Toko musik terbesar di Indonesia seperti Aquarius contohnya, toko musik yang berdiri sejak tahun 1987 ini terpaksa harus menutup semua tokonya pada tahun 2013.

Meski banyak toko musik yang tutup, banyak musisi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang menjual albumnya tidak hanya di toko musik, tetapi mereka menjualnya melalui jaringan mini market dan restoran siap saji.

Rental VCD/DVD

Kapan terakhir kali kamu menyewa film dalam bentuk VCD atau DVD? Bisnis penyewaan film atau rental video ini dahulu menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Bahkan kamu tak perlu memiliki tempat yang besar sudah bisa membukanya, karena yang terpenting sebuah rental video harus menyediakan koleksi film yang beragam.

Bisnis penyewaan DVD semakin meredup sejak pembajakan film di Indonesia sudah tidak bisa dihindari. Bayangkan satu film bajakan yang dijual dalam bentuk DVD dipinggir jalan hanya dijual  Rp.5000 – 7.000 . Selain sudah sangat murah, kamu dapat menonton film langsung melalui Youtube atau mengunduhnya dariberbagai situs dan bertukar film melalui hardisk eksternal.

Counter Pulsa

Jumlah pengguna ponsel Indonesia menurut data US Census Bureau pada 2014 mencapai 281 juta pengguna, itu artinya jumlah pengguna pinsel sudah melebihi jumlah penduduk. Melakukan pengisian pulsa sudah pasti menjadi kebutuhan wajib yang rutin dilakukan. Maka banyak masyarakat terutama mereka yang berada dikota-kota besar lebih memilih mengisi pulsa melalui ATM, Internet Banking dan Mobile Banking karena lebih praktis dibanding harus mencari counter pulsa ketika pulsa kita habis.

Kisah Hendy Setiono Lahirkan Waralaba Kebab Turki Baba Rafi


Kisah Hendy Setiono Lahirkan Waralaba Kebab Turki Baba Rafi
Kisah Hendy Setiono Pendiri Baba Rafi 


Kebab merupakan kudapan khas Timur Tengah yang kini mudah dijumpai di Indonesia. Di Turki sendiri, kebab biasanya terbuat dari daging kambing. Di Indonesia, kebab umumnya terbuat dari daging sapi giling yang diolah dengan bumbu-bumbu khusus.
Baba Rafi merupakan salah satu merek kebab terkenal di Indonesia. Baba Rafi kini juga sudah menggunakan sistem franchise atau waralaba. Saat ini, ada lebih dari 1.200 outlet kebab di seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, Sri Langka, Tiongkok, hingga Belanda.

Hendy Setiono dan istri, Nilam Sari, merupakan orang dibalik suksesnya Kebab Turki Baba Rafi. Pasangan yang menikah muda di usia 19 tahun ini mulai bisnis dengan modal Rp4 Juta.

Saat itu, Hendy masih duduk di bangku kuliah di ITS, Surabaya sebelum akhirnya memutuskan berhenti kuliah pada semester 4 dan fokus memulai usaha. Pasangan ini sebenarnya bukan berasal dari keluarga pengusaha, atau berlatar kuliner.

Meski demikian, keduanya kerap mengikuti seminar dan pelatihan, baik soal wirausaha maupun kuliner. Pertama kali berbisnis, hotdog dan burger menjadi produk pertama mereka.

Bermodal bahan-bahan yang mereka beli di supermarket yang tinggal dipanaskan, omzet harian pasangan ini pada 2003 mencapai Rp400 Ribu. Setelah setahun berbinis, bisnis ini akhirnya berkembang menjadi 6 outlet.

Tiba-tiba, muncul pesaing yang bisnisnya berkembang sangat pesat dan mempengaruhi omzet mereka. Terpaksa, 6 outlet burger dan hotdog yang mereka miliki, tutup satu persatu.

Saat mengalami kegagalan dalam bisnis, Nilam dan Hendy tak merenungi nasib begitu saja. Mereka memilih mengunjungi orang tua mereka di Qatar. Tiket ke Qatar mereka dapat dari orang tua mereka yang memiliki 2 kali jatah tiket pesawat.

Saat berada di Qatar, Nilam dan Hendy banyak melihat tukang kebab berjualan di pinggir jalan. Dari situ, mereka terinspirasi menjual kebab di Indonesia. Awalnya, mereka mencoba membuat kebab dengan bumbu yang mendekati rasa aslinya, seperti rasa kapulaga dan cengkeh.

Sayangnya, harga pokok untuk kedua rasa ini sangat mahal. Kemudian, pasangan ini memodifikasi cita rasa yang lebih lokal agar sesuai dengan lidah orang Indonesia dan memiliki harga jual lebih murah.

Setelah menemukan resep yang cocok, mereka kembali membuka Kebab dengan gerobak yang kemudian diberi nama Kebab Turki Baba Rafi. Rafi adalah nama anak pasangan ini, dan baba memiliki arti ayah. Jadi, Kebab Turki Baba Rafi memiliki arti, Kebab Turki Ayahnya Rafi.

Pada 2005, kebab Turki Baba Rafi menggunakan sistem franchise atau waralaba. Untuk menunjang SDM karena turn over pegawai yang tinggi, Kebab Turki Baba Rafi mendirikan Baba Rafi Academy.

Lulusan akademi ini sudah terlatih membuat kebab dan ditempatkan di outlet-outlet yang membutuhkan karyawan. Dalam menjalankan bisnis, pasangan memiliki moto LETAM, Lihat peluang, Evaluasi peluang, Tiru cara yang mungkin bisa diadopsi, Amati caranya dan lakukan, Modifikasi cara yang telah dipilih.

PT Kebab Baba Rafi Indonesia juga memiliki merek lain seperti Ayam Bakar Mas Mono, Bebek Garang, Cokro Tela Cake, Piramizza, dan Voila yang dikembangkan menjadi bisnis waralaba.


by: Riza/ smart-money.co / Sep 2015

Tangan Dingin Albert Santoso Sukses Benahi Perusahaan Warisan



Meneruskan usaha keluarga dan membenahinya memang memiliki tantangan tersendiri, itulah yang dialami Albert Santoso (25) putra sulung Lukas Santoso pengusaha coating thinner dan plywood Semarang Jawa Tengah.
Darah pengusaha yang dimiliki Albert dari sang Ayah juga begitu kental, sejak kecil Ayahnya sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi pengusaha.
Salah satu cara yang dilakukan sang Ayah dengan menyekolahkan Albert pada jurusan bisnis di Singapura. Beruntunglah Albert yang masih mencari jati dirinya itu patuh pada arahan orang tua.
Ia berpikir positif, bahwa apa yang disarankan orang tuanya itu adalah untuk kebaikan dan kemudahan dia di masa mendatang.
Ternyata apa yang dipikirkan Albert terjawab, kepatuhannya pada orang tua, kini menjadikannya sebagai putra andalan Lukas Santoso dalam menjalankan dua perusahaannya yang terus berkembang yakni CV Makmur Lestari yang bergerak di bidang produksi thinner dan coating serta PT Alam Citra Lestari yang bergerak di bidang plywood.
Setelah selesai studi di Newcastle, di Singapura, Albert diminta orang tuanya untuk pulang ke Indonesia. Dan ia mengurus perusahaan plywood yang saat itu tidak tertata. Pada awal tahun 2012, PT Alam Citra Lestari, baru beroperasi pada November 2011. Karena tidak adanya orang yang dipercaya dan memiliki kemampuan dibidang plywood, maka usaha tersebut jadi berantakan.
Awal 2012 menjadi awal saya terjun pada dunia bisnis, tanpa pengalaman dan hanya bermodal ilmu serta teori yang didapat dari Newcastle. Ternyata membenahi lebih berat dari pada memulai bisnis sendiri” Cerita Albert.
Belum lagi ia harus menghadapi para karyawan senior yang saat itu memandangnya sebagai anak muda yang belum mengetahui apa-apa. Albert harus ekstra sabar dalam menghadapi para karyawan yang tidak mau begitu saja menerima ide dan perintah dari orang baru yang belum berpengalaman, meskipun dirinya adalah anak dari pemilik perusahaan.
“Saya tidak mau menang sendiri dan tetap mendengar masukan serta mengambil  sisi positif sekalipun itu masukan dari karyawan”
Berkat kegigihannya, Albert yang saat ini menjabat sebagai Managing Direktor PT Alam Citra Lestari. Berhasil membawa perusahaan tersebut menjadi lebih baik dalam 4 tahun. Dirinya berhasil melakukan ekspor plywood ke berbagai negara seperti Singapura, Korea, dan Hongkong. Sedangkan di perusahaan CV Makmur Lestari, Albert membantu pada pembukuan.  Prinsip yang sealu ia pegang dalam berbisnis yaitu mau belajar dan sabar, melakukan bisnis dari hati, berani basah dan harus total. Tandasnya.
Riza Firli: Smart-Money.co /25 May '15