Bukalapak Sabet 3 Piala Citra Pariwara 2017
Gramedia Luncurkan Novel Kedua LEILA S. CHUDORI, “LAUT BERCERITA”.
Laut Bercerita merupakan novel kedua Leila yang berkisah tentang tokoh Biru Laut dan para aktivis 98 lainnya serta Asmara Jati, adik Biru Laut, dalam mencari jejak kakaknya yang hilang di saat negara tengah mengalami gejolak politik. Di dalam novel ini, Leila tak hanya mengungkapkan kekelaman dan kekejian yang dialami para aktivis yang diculik dan disekap, namun juga persahabatan antar aktivis, roman di antara mereka dan pengkhianatan di dalam kelompok.
“Novel Laut Bercerita dibuat berdasarkan riset yang dalam dengan tokoh-tokoh nyata yang terlibat pada peristiwa tahun 98. Seperti novel saya sebelumnya, saya berusaha memaparkan peristiwa bersejarah dengan sedetil mungkin, agar pembaca mampu merasakan apa yang sebenarnya terjadi. Meski karakter-karakter utama dalam novel adalah fiktif, namun penggambaran pengalaman mereka terinspirasi oleh kisah yang dipaparkan para aktivis 98 dan kawan-kawannya,” demikian Leila mengenai Laut Bercerita. Mewakili KPG, Christina M. Udani, Editor Senior Kepustakaan Populer Gramedia menyatakan,”Kami selalu mendukung karya-karya para penulis terbaik seperti Leila S. Chudori dengan menjadi mitra penerbitnya. Tujuannya adalah untuk memperkaya dunia sastra Indonesia dengan karya yang berkualitas serta memanjakan para pecinta karya Leila yang sudah tidak sabar menunggu novel berikutnya.”
Seperti pada peluncuran karya Leila sebelumnya yang selalu disertai presentasi yang menarik, kali ini Laut Bercerita pun menawarkan hal yang berbeda. Jika pada peluncuran kumpulan cerpen 9 Dari Nadira (2009) Leila menampilkan theatrical reading, untuk novel Pulang, Leila menampilkan pementasan dramatic reading. Pada kesempatan peluncuran novel Laut Bercerita kali ini, Leila akan menampilkan film pendek yang diangkat dari novel dan pemutaran video di balik layar pembuatan film.
Film pendek Laut Bercerita yang diproduksi oleh Cineria Films dan Yayasan Dian Sastrowardoyo ini, dibintangi oleh Reza Rahadian, Ayushita Nugraha, Dian Sastrowardoyo, Tio Pakusadewo, Aryani Willems, Lukman Sardi, Tanta Ginting, Ade Firman Hakim, Haydar Salihz dan Adjie N.A. Naskah film berdurasi 30 menit ini ditulis oleh Leila sendiri serta disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan diproduseri oleh Wisnu Darmawan dan Gita Fara. Film ini juga melibatkan para pekerja film ternama Indonesia, antara lain: Batara Goempar (penata kamera), Lilik Subagyo (penyunting), Retno Ratih Damayanti (penata kostum), Khikmawan Santosa (penata suara) Thoersi Argeswara (penata musik) dan pembuatan video di balik layar yang dikerjakan oleh tim videografi Third Eye Space, di bawah arahan Anton Ismael.
Mengenai pembuatan film pendek ini, Pritagita Arianegara selaku sutradara mengatakan, “Karena ini merupakan film pendek dimana ada keterbatasan durasi dan hal teknis lainnya, maka saya mengambil intisari novel dan menerjemahkannya kedalam bahasa visual serta memilih untuk mengangkat sisi yang lebih universal seperti kejadian yang dialami oleh Biru Laut, serta bagaimana keluarga dan kekasihnya menghadapi kehilangan orang yang dicintai.” Sedangkan, produser Wisnu Darmawan menambahkan, “Film ini dibuat agar para pembaca buku dan juga masyarakat luas dapat menikmati isi novel secara visual. Selain diputar pada acara peluncuran kali ini, rencananya film pendek ini akan diputar menyertai tur novel Laut Bercerita ke beberapa kota di Indonesia ataupun tur buku di beberapa negara dan dapat diputar di berbagai kesempatan terpisah.”
Dunia film sendiri bukanlah hal baru bagi Leila, yang sebelumnya bekerja sebagai redaktur senior majalah Tempo serta bertanggung jawab untuk menulis berbagai resensi film. Leila juga telah menulis berbagai naskah film, antara lain film pendek Drupadi (produksi Miles Films) serta serial televisi Dunia Tanpa Koma (produksi Sinemart)
Novel Laut Bercerita sudah beredar di semua toko buku tanah air sejak November 2017 dan sudah memasuki cetak ulang ke 2. Dengan tebal 389 halaman dan harga Rp 100.000, novel ini juga bisa dipesan melalui: www.gramedia.com
JGTC 2017 semakin memasyarakatkan musik jazz
Chandra Darusman bersama grup Chaseiro saat jumpa pers di FE UI Depok, Minggu, (27/11/2017) pada acara Jazz Goes To Campus 2017 |
Jazz Goes To Campus (JGTC) ke-40 kembali digelar kemarin, Minggu (26/11/2017) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia(UI), Depok, Jawa Barat. Tahun ini JGTC mengusung tema "Jazzing Throught Decades", dimana JGTC ingin mengenalkan ciri khas jazz dari waktu ke waktu.
Saat Beritagar.id menyambangi JGTC 2017, acara ini terbagi menjadi empat stage yang bisa disambangi yakni Shopee stage, Nescafe stage, Sprite stage, dan Peruri stage.
Sejumlah musisi jazz meramaikan stage-stage tersebut, sebut saja Fariz RM, RAN, Mondo Gascaro, Sentimental Moods, The Groove, Remi Panassion Trio (Perancis), Sri Hanugara feat. Dira Sugandi: Indonesia Vol.1, Chaseiro, Rendy Pandugo, Tulus, Maliq D'Essentials, dan musisi jazz-funk legendaris asal Amerika Serikat Al McKay.
Selain menikmati pertunjukkan musik, para pengunjung JGTC juga bisa menyambangi JGTC Museum untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai musik jazz. Berbagai informasi seperti artikel, audio, video, dan infografik mengenai sejarah dan perkembangan musik jazz dari masa ke masa bisa didapatkan di museum tersebut.
Saat ini, JGTC menjadi festival musik jazz tertua di Indonesia yang tetap eksis setiap tahun. Ide membuat JGTC awalnya diinisiasi oleh tiga mahasiswa FEUI yakni Chandra Darusman, Wismoyo, dan Adi Padmadi.
"Awalnya kami ingin membuat sebuah acara untuk memasyarakatkan musik jazz dan JGTC juga bertujuan melatih para mahasiswa UI untuk membuat event yang dikelola secara profesional. Siapa sangka, JGTC bisa terus berkembang hingga kini yang ke-40", ungkap Chandra Darusman setelah tampil bersama grup Chaseiro.
Vira Talisa si pendatang baru
Ketika menyambangi Nescafe stage, Beritagar.id menyaksikan penampilan musisi pendatang baru bernama Vira Talisa.
Sebelumnya, wanita yang pernah menempuh pendidikan seni di Perancis tersebut sempat membuat mini album dengan tajuk "Vira Talisa EP" (2016). Album tersebut dapat didengar melalui situs SoundCloud. Setelah kembali ke Indonesia dan satu tahun berkecimpung di industri musik tanah air, saat ini Vira sedang dalam proses pembuatan album baru.
Saat tampil di panggung JGTC, Vira memberikan kejutan spesial kepada para penggemarnya dengan membawakan sebuah lagu yang baru saja selesai dibuat dengan judul 'Janji Wibawa'.
"Maaf ya untuk lagu kali ini, saya nempelin kertas contekan. Karena lagunya baru banget saya buat jam 4.00 pagi khusus untuk JGTC," ungkapnya.
Selain itu, Vira juga membawakan dua lagu yang terdapat dalam mini albumnya yaitu 'If I See You Tomorrow' dan 'Get Up, Get Down', serta tiga buah lagu lama diantaranya satu lagu milik penyanyi Malaysia berlirik Indonesia, 'So Nice' milik Diana Krall, dan 'Bayang-bayang Jingga' yang dipopulerkan oleh Kiki Maria.
Cuaca tidak bersahabat
Saat JGTC 2017 berlangsung, cuaca di Depok saat itu kurang bersahabat. Depok sempat diguyur hujan lebat sekitar pukul 15.00 WIB dan masih berlanjut hujan gerimis hingga pukul 19.00 WIB. Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan para pencinta jazz untuk menyaksikan penampilan musisi favorit mereka.
Pada area Peruri stage misalnya, penampilan Danilla Riyadi berhasil membuat suasana JGTC 2017 semakin sendu dengan total tujuh lagu dari album Telisik dan album terbarunya 'Lintasan Waktu'.
Suasana sendu akibat cuaca yang kurang bersahabat seakan turut mendukung penampilan penyanyi berusia 27 tahun itu. Bahkan, Danilla sempat menyapa para penonton dan berterimakasih kepada para mantan kekasih yang telah menyakiti hatinya.
"Jika kalian ingin mendengar lagu yang senang-senang, jangan ke sini karena kesenangan ada di dalam diri kalian sendiri. Saya ucapkan terima kasih untuk orang-orang yang telah menyakiti hati saya, karena saat patah hati, saya menjadi semakin produktif," ujarnya sambil tersenyum.
Penampilan terakhir dari Danilla ditutup oleh lagu 'Ada di Sana'. Sebelum memulai penampilan terakhirnya, Danilla mengucapkan terima kasih kepada JGTC dan para penonton yang sedari awal tetap setiap menyaksikan penampilannya meskipun cuaca sedang hujan.