McDonalds’s adalah salah satu restoran waralaba siap saji
terbesar di dunia. Restoran ini didirikan oleh dua bersaudara Dick dan Mac
McDonald pada 1940 di San Bernardino, California.
Keduanya memperkenalkan speedee service system pada tahun 1948,
dan sistem tersebut menjadi prinsip dasar restoran siap saji modern.
Pada 1954, Ray Kroc yang merupakan penjual mesin multi mixer
milkshake mendengar bahwa Richard dan Maurice (Dick dan Mac) McDonald
menggunakan delapan multi mixer berteknologi tinggi di restoran mereka.
Rasa penasaran Kroc terusik, ia pergi ke San Bernardino untuk
melihat restoran McDonald’s. Kemudian ia membeli lisensi waralaba McDonald’s
dari Dick dan Mac pada 15 April 1955 di Plaines, Illinois. Tanggal tersebut,
juga digunakannya sebagai hari kelahiran restoran McDonald’s.
Kroc bersifat agresif, bertentangan dengan keinginan McDonald
bersaudara. Ini mengakibatkan keduanya berselisih dalam mengontrol bisnis ini.
Namun, McDonald bersaudara memilih untuk meninggalkan restoran yang mereka
dirikan tersebut.
Pada 1960, Kroc memiliki hak ekslusif atas merek McDonald’s. Ia
mengembangkan bisnis secara agresif dan melakukan ekspansi ke seluruh dunia.
Maskot awal McDonald’s yang bernama Speede, seorang pria dengan kepala
hamburger menggunakan topi koki, digantikan dengan Ronald McDonald pada 1963.
Di tangan Kroc, McDonald’s berhasil menjual 100 juta hamburger
pertamanya pada 1964. Kesuksesan ini berawal dari idenya membangun jaringan
restoran yang identik dengan kualitas tinggi, konsisten dan memiliki keseragaman
pada metode produksi.
Ekspansi agresif ke seluruh dunia menjadikan McDonald’s sebagai
simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika. Sahamnya mulai dijual
kepada publik tahun 1965.
Kroc tutup usia pada 1984 dan hingga akhir hayatnya ia tetap
bekerja untuk McDonald’s. Bahkan saat duduk di kursi roda, Kroc masih tetap
bekerja.
Saat ini, McDonald’s memiliki lebih dari 33.000 gerai diseluruh dunia. Dengan rata-rata 50.000.000
jumlah pengunjung, 420.000 karyawan dan memiliki pendapatan sebesar 25,413 juta
dollar AS pada 2016.
Pelana kuda di Hermes Museum, Pacific Place Jakarta, Riza Firli /2018
Bagi pencinta
fashion, terutama para wanita, pasti sudah tak asing dengan brand premium
Hermes. Brand asal Paris yang sudah ada sejak 1837 itu, menghadirkan produk tas
dan aksesoris mewah berkualits tinggi.
Produk
Hermes prestige karena tas Hermes edisi tertentu bisa dijadikan investasi.
Berdasarkan penelitian dari penjual barang bekas online, Bag Hunter, nilai
Hermesseri Birkin harganya meningkat
lebih dari 500 persen dalam 35 tahun terakhir. Sehingga tas Hermes dianggap
memiliki nilai investasi lebih bagus ketimbang pasar saham.
Merek
Hermes pertama kali muncul dari keluarga Hermes yang menetap di Prancis. Pada
1837, Thierry Hermes memperkenalkan merek Hermes pada publik di The Grand
Boulevard of Paris.
Awalnya
Hermes tidak memproduksi tas atau aksesoris fesyen. Saat itu mereka hanya
memproduksi sepatu, tali kekang dan pelana kuda untuk para bangsawan Eropa.
Dari situ,
Hermes muncul dengan logo kuda yang menarik kereta dan sangat khas dengan gaya
bangsawan.
Pada 1855
produk buatan Hermes mendapatkan pujian dari pemerintah karena memenangkan
expostition universelle di Paris. Kemudian, Hermes memenangkan kembali medali
emas di tahun 1867 pada kontes yang sama.
Thierry
Hermes lahir pada 1801 dan tutup usia di tahun 1878. Kemudian, bengkel Hermes
diwariskan kepada anaknya, Charles-Emile. Hermesberpindah lokasi ke Rue Faubourg Saint Honore
pada 1880.
Di tangan
Charles, Hermes mengalami perkembangan dengan dibuatnya tas Courroies a hut
pada 1900. Tas tersebut dirancang khusus bagi pengendara yang membawa pelana.
Setelah
Charles-Emile pensiun, anak-anaknya Adolphe dan Emile Maurice mengambil alih
perusahaan dan mengubah nama perusahaan menjadi Hermes Freres.
Hermes
mendapatkan hak ekslusif untuk produk kulit dan pakaian pertama di Perancis
yang menggunakan ritsleting. Mereka juga banyak mempekerjakan pengrajin hingga
80 pengrajin.
Hermes
memasuki pasar Amerika pada 1930 danmenawarkan produknya pada sebuah department store Marcus Neiman, New
York. Pada 1935, Hermes juga mulai dikenal secara luas setelah membuat tas
tangan.
Pada 1950
Hermes makin digandrungi oleh kaum sosialia di Eropa dan menjadi brand mewah
yang sangat terkenal di dunia hingga sekarang.
Di
Indonesia, Hermes memiliki dua butik yakni di Pacific Place Jakarta dan
Galleria Grand Hyatt, Plaza Indonesia.
Dalam
menjaga brand Hermes sejak 1837 hingga sekarang, Hermes tetap memegang filosofi
pembuatan tasnya tanpa menggunakan mesin. Semua tas dibuat oleh tangan
pengrajin, dimana dibutuhkan kulit buaya asli berkualitas tinggi.
Untuk
produksi tas Birkin misalnya, seniman tas profesional mengerjakannya dalam
waktu 48 jam di rumah produksi Hermes. Setiap satu tas, dikerjakan oleh satu
seniman dan masing-masing bagian tas akan dikerjakan oleh orang yang
berbeda-beda.
Meski waktu
48 jam seperti dua hari, namun untuk membuat satu tas memakan waktu selama satu
minggu. Dilansir dari Telegraph, para seniman membuatnya menggunakan peralatan
pribadi dan tidak ada yang menggunakan alat-alat dari kantor.
Ingatkah Anda dengan The Oprah Winfrey Show? Sebuah acara
bincang-bincang (talkshow) yang dibawakan oleh Oprah Winfrey. Acara ini
termasuk acara yang memiliki rating paling tinggi dalam sejarah televisi
Amerika, dan telah tayang selama 25 tahun. Episodenya resmi berakhir pada 25 Mei
2011 dan ditonton sebanyak 16,4 juta pemirsa.
Oprah tidak hanya dikenal sebagai pembawa acara, ia juga dikenal
sebagai aktris, produser, pebisnis dan seorang yang dermawan. Nama Oprah pun,
masuk dalam daftar miliarder dunia dengan nilai kekayaan 3,9 miliar dollar AS
pada 2015.
Oprah lahir di Mississipi, Amerika 29 Januari 1954, dari
pasangan Afro-Amerika. Ayahnya merupakan seorang serdadu yang menjadi tukang
cukur. Sedangkan, Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Sejak orang tuanya bercerai, Oprah dibesarkan oleh sang nenek di
lingkungan peternakan. Meski hidup serba kekurangan, nenek Oprah mengajarinya
membaca sejak kecil. Saat masih berusia 3 tahun, Oprah mulai tampil di muka
umum dengan membaca pusi dan ayat Alkitab di gereja setempat.
Menginjak usia 6 tahun, Oprah kembali dirawat sang Ibu yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Milwaukee. Di sana, kehidupan Oprah
masih serba kekurangan. Dirinya tinggal dalam satu kamar bersama ibu dan dua
saudara tirinya.
Ibu Oprah yang setiap hari bekerja sering meninggalkan Oprah
dari pagi hingga malam. Bahkan, sang Ibu tidak memiliki waktu untuk keluarga.
Demi menarik perhatian Ibunya, Oprah sering kabur dari rumah.
Suatu hari di umur 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan seksual
yang dilakukan saudara laki-laki dan teman ibunya. Kejadian tersebut, bahkan
tejadi berulang kali dan Oprah hanya bisa merahasiakannya.
Beranjak remaja, perilaku Oprah semakin tidak terkendali karena
tidak ada seorang pun yang membimbingnya. Ia juga sempat hamil dan mengalami depresi
di usia 14 tahun. Sayangnya bayi yang dikandungnya meninggal dunia karena lahir
secara prematur. Setelah itu, Oprah tingga di Nashville bersama ayah dan ibu
tirinya.
Di sana, ayahnya sangat disiplin untuk urusan sekolah maupun
pekerjaan rumah. Bahkan, Ayah Oprah mewajibkannya untuk membuat laporan buku
yang telah dibaca setiap minggu. Tidak lupa, sang Ayah menanyakannya kosa kata
baru.
Meski sempat membenci peraturan tersebut. Tetapi, itulah bentuk
perhatian dan cinta yang membuat Oprah bangkit dari kepahitan masa lalunya.
Bukan saja nilai-nilainya yang tinggi saat SMA, Oprah pun terpilih mewakili
sekolahnya pada suatu konferensi pemuda di Gedung Putih.
Ia juga memenangkan beasiswa sebesar 1000 dollar AS atas
pidatonya yang berjudul “Orang Negro, Konstitusi, dan Amerika Serikat”
Pada usia 17 tahun, Oprah mendapatkan pekerjaan pertamanya
menjadi penyiar radio lokal. Ia mendapatkan honor sebesar 100 dollar AS selama
satu minggu. Angka tersebut, cukup besar bagi siswa sekolah di era 1970-an.
Meskipun memperoleh beasiswa saat masuk perguruan tinggi, Oprah
tetap mempertahankan pekerjannya sebagai penyiar. Setelah dua tahun mengudara,
kemampuannya dilirik oleh sebuah stasiun televisi yang menjadikannya sebagai
reporter dan penyiar berita.
People Are Talking adalah debut talkshow pertama Oprah di
televisi. Keputusannya pindah ke Chicago, mengantarkannya kepada sebuah
kesuksesan. Berkat pengalaman hidupnya yang inspiratif, Oprah cepat dikenal di
seluruh Amerika.
Puncak karirnya, ketika ia dibuatkan sebuah acara khusus bernama
The Oprah Winfrey Show. Acara ini, mendapatkan rating berskala nasional di
Amerika dan ditonton oleh jutaan pemirsa di 126 negara.
Oprah juga memiliki kemampuan untuk berakting. Pada 1998, ia
memproduksi dan membintangi film Beloved, diadaptasi dari buku yang
ditulis oleh Toni Morrison yang merupakan pemenang hadiah nobel Amerika.
Pada tahun 2000, Oprah membuat majalah bernama O dan The Oprah
Magazine. Sebuah majalah yang membahas dunia wanita dan inspirasi. Majalah
tersebut juga sukses dalam sejarah penerbitan dengan sirkulasi 2,3 juta pembaca
tiap bulan dan popularitasnya hingga benua Afrika.
Sekalipun telah menuai kesuksesan, Oprah tidak melupakan
komitmennya terhadap kemanusiaan dan mendukung kesetaraan. Berkat masa lalunya
yang suram, Oprah tergerak untuk membantu sesama. Bersama yayasannya, Oprah
membantu rumah sakit, lembaga riset, pendidikan, hingga kaum minoritas.
Business Week mencatat Oprah sebagai dermawan kulit hitam terbaik dalam
sejarah Amerika. Oprah bersama yayasannya berhasil mengumpulkan lebih dari 51
juta dollar AS untuk program amal.
Melihat kisah hidup Oprah Winfrey menjadi sukses karena kerja
kerasnya, nilai apa yang dapat Anda ambil?
Sebelum situs e-commerce bermunculan di Indonesia seperti
sekarang, Bhinneka.com merupakan pelopor situs e-commerce di Indonesia sebelum
Abad 21 (1996-1999). Awalnya, PT. Bhinneka Mentari Dimensi didirikan pada 1993,
sebagai toko biasa yang berjualan secara offline.
Fokus utama perusahaan ini adalah sebagai distributor produk IT
seperti PC build up dan PC compatible, perangkat lunak jasa jaringan (LAN/WAN),
video editing hingga pusat servis. Pada saat krisis 1998, Bhinneka nyaris
lumpuh hingga kemudian Nicholas Tio dan Hendrik Tio melihat perkembangan
internet yang luar biasa di Amerika.
Mereka membuat website Bhinneka.com sebagai profil perusahaan,
yang kemudian digunakan sebagai model bisnis toko online. Dampak krisis ekonomi
1998 bagi Bhinneka cukup terasa, dari 129 karyawan yang dimiliki Bhinneka hanya
tersisa 24 karyawan.
Pada 1 Juni 1999, Bhinneka menggalang semangat untuk bangkit
dari keterpurukan. Bermodal 24 karyawan yang tersisa, Bhinneka membuat model
bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer yang di jual
melalui internet, meski para karyawan Bhinneka saat itu tidak mengerti
internet.
Pada tahun-tahun pertama, berbagai keraguan terhadap masa depan
terus menghantui. Bagaimana tidak? Koneksi internet masih mengandalkan dial-up yang sangat lambat dan website
Bhinneka masih berbasis HTML sederhana.
Namun karena sudah terlanjur, Bhinneka terus maju dan melakukan
berbagai cara untuk tetap survive.
Setelah satu tahun, banyak bermuculan perusahaan e-commerce dengan investasi besar baik lokal maupun luar negeri.
Bubble economic of e-commerce membuat banyak raksasa bisnis saat
itu berjatuhan dalam waktu singkat. Melihat situasi tersebut, Bhinneka sadar
bisnis murni online belum mampu bertahan karena masyarakat belum percaya untuk
berbelanja online.
Ditambah, sistem pembayaran daring belum canggih seperti
sekarang. Infrastruktur pendukung e-commerce seperti jasa pengiriman,
infrastruktur internet, perangkat komputer dan lainnya pun terbilang cukup
mahal.
Dalam meningkatkan transaksi pembelanjaan, Bhinneka membuka toko
berkonsep agar citra mereka tetap terjaga. Mereka melakukan pelayanan sepenuh
hati , bekerja dengan senangdan
menggunakan selera humor pada waktu kerja, terutama saat masa sulit. Hal-hal
tersebut kemudian menjadi nilai budaya perusahaan.
Sebagai e-commerce pertama di Indonesia, Bhinneka memberikan
kemudahan dan kenyamanan berbelanja. Misalnya menyediakan fasilitas COD (cash
on delivery) tanpa perlu khawatir barang tidak sesuai keinginan, karena
Bhinneka memiliki beberapa store di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Bhinneka memiliki bisnis model B2B (business to business) maupun
B2C (business to customer), walaupun banyak transaksi yang terjadi merupakan
B2C.
Kemudahan metode pembayaran juga menjadi perhatian Bhinneka.
Jika awalnya hanya menggunakan layanan transfer dan COD, kini Bhinneka memiliki
banyak metode seperti pembayaran internet banking, kartu kredit, cicilan 0%,
dan uang elektronik dihadirkan demi kenyamanan konsumen.
Perusahaan yang didirikan oleh 5 orang dengan modal Rp 100 juta
ini tumbuh menjadi situs e-dagang dengan nilai transaksiRp 806 miliar pada 2015. Seiring akan
dilakukannya IPO (Initial Public Offering) pada 2018, Bhinneka akan menggandeng
para investor besar.
Sebelumnya Bhinneka telah mendapat suntikan dana senilai
Rp 300 miliar dari Ideosource, perusahaan pemodal ventura asal Jakarta.
Barbie merupakan boneka yang diproduksi perusahaan mainan
Amerika, Mattel Inc. Perusahaan ini didirikan pada1945 oleh Harold Matson
dan Elliot Handler. Istri dari Elliot Handler, Ruth Handler terinspirasi
membuat Barbie dari boneka kertas yang dimainkan anaknya pada awal 1950-an.
Ruth melihat anak perempuannya, Barbara,bermain boneka kertas
bersama teman-temannya. Gadis-gadis kecil tersebut mendandani boneka kertas
dengan baju-baju dan mengarang percakapan layaknya orang dewasa.
Ruth melihat boneka kertas yang terbuat dari karton dan hanya
satu dimensi, kurang menarik untuk perkembangan imajinasi anak-anak. Dari situ,
Ruth berpikir pangsa boneka perempuan dewasa memiliki prospek yang bagus.
Pada era tersebut boneka fesyen memang sudah ada, namun
ukurannya kurang pas bahkan terlihat lebih kekanak-kanakan atau memiliki wajah
terlalu seram. Boneka Barbie juga terinspirasi dari boneka Jerman bernama Bild
Lilli.
Barbie awalnya dibuat di Jepang. Saat itu, upah produksi
pengrajin Jepang lebih murah dengan hasil yang sangat teliti.
Dalam pengerjaannya, meskipun berpindah-pindah tangan empat
hingga lima kali,boneka dan baju yang dibuat pengrajin Jepang tidak pernah
kotor.
Bagi Mattel Ink, pengrajin Jepang yang murah dan berkualitas
saat itu dapat mengimbangi tarif impor Mattel sebesar 35 persen.
Pada 1959 di sebuah acara American International Fair,
Barbie diperkenalkan untuk pertama kalinya. Membutuhkan waktu tiga
tahun bagi Ruth untuk menyiapkan boneka Barbie agar dapat dijual. Ruth juga
terjun langsung dalam aktivitas pemasaran.
Satu tahun pertama, boneka dan aksesoris Barbie yang dibuat 1/6
dari ukuran sesungguhnya. Terjual sebanyak 350.000 unit. Ruth menekankan,
detail adalah kunci yang membuat boneka ini unik dan laku dijual.
Namun, tubuh barbie yang sangat kurus dianggap tidak realistis.
Tubuhnya berukuran 36-18-38, menuai banyak kritik karena memberikan gambaran
tidak sehat pada perempuan muda.
Di luar kontroversi tersebut, brand yang merupakan singkatan
dari nama pendirinya Matt dan Elliot, menjadi perusahaan mainan terbesar di
dunia. Dilansir dari Forbes, (Mei 2016) nilai bisnis Mattel
Inc. mencapai 10,9 milyar dollar AS dengan jumlah 31.000 karyawan.
Sedangkan Mattel Indonesia adalah anak usaha Mattel Inc. yang
sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Mattel Indonesia memiliki pabrik di
Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.
Dilansir dari laman Kemenprin.go.id, Mattel Indonesia memiliki
angka produksi mencapai 60 juta unit pertahun dan mengekspor lebih dari 3 juta
unit boneka setiap bulan dengan jumlah 10.000 karyawan.
Pasar terbesar Mattel Indonesia adalah AS dan Kanada (40
persen), Eropa (35 persen), Amerika Latin (20 persen) dan Asia Pasifik (5
persen). Pabrik Mattel di Cikarang memproduksi 50 persen Barbie yang beredar di
seluruh dunia dan memproduksi 2 juta pakaian boneka per minggu.
Dalam lima tahun terakhir, Mattel Indonesia telah mengekspor
boneka dengan nilai antara 150 juta- 200 juta dollar AS per tahun. Angka ini tiga
kali lipat dibanding pencapaian Mattel pada 1995.
Dalam bisnisnya, Babrie tidak hanya fokus pada produksi
boneka dan aksesoris saja. Tetapi juga memproduksi buku, pakaiaan, kosmetik
hingga video game. Barbie juga muncul pada serial animasi dan sebagai karakter
pendukung pada film Disney Pixar Toys Story 2 dan 3.
Bong Chandra pria kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1987 ini dikenal
sebagai pebisnis, pembicara, dan motivator sukses di Indonesia. Putra kedua
dari pasangan Aditya dan Bong Sugo ini pernah menyandang gelar motivator
termuda se-Asia 2010 di usia 23 tahun.
Dalam usia yang masih muda, Bong juga memimpin beberapa
perusahaan seperti PT. Perintis Triniti Property (Triniti Property Group), PT.
Bong Chandra Success System, PT. Free Car Wash Indonesia, dan PT ABC Kuliner
Indonesia dengan total lebih dari 250 karyawan.
Kesuksesan Bong, merupakan buah kerja kerasnya sejak ia duduk di
bangku SMP. Kala itu usaha Ayahnya terkena dampak krisis moneter 1998. Pabrik
kue keluarganya terancam bangkrut dan rumah mereka nyaris terjual.
Untuk membantu perekonomian keluarga, Bong kecil menjual sisa-sisa
kue yang dibuat parbrik ayahnya ke sekolah. Selain berjualan kue, Bong juga
pernah berjualan parfum, baju, bisnis multilevel marketing (MLM), menjadi guru
les privat dan lain-lain.
Hobinya membaca buku-buku biografi dan motivator sukses dunia
membuat keinginannya untuk sukses bertambah besar. Bong sering memberikan
motivasi kepada sesama teman yang mengalami patah semangat.
Menyadari bakatnya dalam memberikan motivasi kepada orang lain,
akhirnya Bong mendirikan perusahan event organizer (EO) untuk pelatihan dan
motivasi bersama lima temannya. Awalnya ia memberikan seminar secara gratis ke
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan motivasi untuk sales dan marketing.
Selama bertahun-tahun ia tidak mengambil keuntungan dan hanya
memungut biaya operasional dari acara-acara yang diadakan. Bong menganggap
bisnis ini menjadi investasinya untuk membangun networking di
kemudian hari
Suatu hari di tahun 2009 ketika mengisi seminar di Surabaya,
Bong betemu dengan Matius Jusuf, CEO Podomoro Land. Dengan bermodal negoisasi
akhirnya mereka membeli sebuah lahan seharga 30 miliar rupiah dengan cara
mencicil. Ubud Village perumahan yang berlokasi di Ciledug, Tangerang
merupakan proyek properti pertama Bong dengan modal seadanya. Saat memasarkan
Ubud Village yang belum dibangun, Bong memberikan kelas seminar kepada 100
orang. Dari 100 orang, 8 diantaranya meninjau lokasi dan 4 diantaranya menjadi
pembeli pertama.
Saat peninjauan lokasi, Ubud Village masih berupa kebun dan
belum ada rumah contoh. Namun dengan kemampuannya, Bong berhasil meyakinkan
calon pembeli untuk berinvestasi pada proyeknya yang belum terlihat. Setelah
pembeli pertama, Bong mulai membangun dan setahun kemudian berhasil menjual 300
rumah dan 65 ruko.
Bisnis yang dijalani Bong tidak selamanya berjalan mulus. Pada
2010 hingga beberapa tahun setelahnya Bong sempat mengalami sepi proyek. Sampai
akhirnya proyek apartemen Brooklyn yang dibangun di Jalan Boulevard, Alam
Sutera menjadi lonjakan kesukesannya kembali.
Apartemen tersebut laris terjual 900 unit hanya dalam waktu 45
hari (Januari – Maret 2014) dengan total penjualan 1,2 triliun.
Dalam memasarkan produk, Bong memanfaatkan ribuan networking yang
sudah dimilikinya saat menjadi trainer dan motivator.
Bong juga banyak merekrut para sales agent properti. Namun karena
perusahaan developernya tergolong baru, tidak banyak agen properti
berpengalaman yang mau bergabung. Bong lebih banyak mendapatkan agen yang belum
berpengalaman dalam menjual produk properti. Ternyata hal tersebut membawa
keuntungan tersendiri. Para sales yang belum berpengalaman di properti lebih
mudah dibentuk dan diarahkan. Mereka juga tidak membeda-bedakan calon klien
dari penampilan dan melayaninya dengan sebaik mungkin.
Pernah suatu ketika, ada calon pembeli dengan penampilan kurang
meyakinkan datang melihat-lihat. Pakaian yang dikenakan pria paruh baya
tersebut sangat sederhana dan memiliki bekas luka di kaki karena terjatuh dari
motor. Merasa mendapatkan pelayanan sangat baik dan penawaran menarik, akhirnya
pria tersebut langsung mengambil apartemen sebanyak empat unit.
Berdasarkan pengalaman Bong mempromosikan apartemen Brooklyn
melalui radio, aspek kejujuran adalah hal penting yang harus dijunjung.
Bong mengakui kalau perusahaannya adalah developer baru yang sedang berkembang.
Meski demikian, lokasi yang dimilikinya sangat strategis dan Ia bisa memberikan
harga lebih murah dibanding developer lain di lokasi yang sama.
Harga lebih murah dan tempat strategis memang menjadi
pertimbangan penting bagi calon pembeli properti. Selain itu, Bong menyadari
kekurangannya sebagai pengembang baru. Ia pun berinovasi dengan menyediakan
beragam fasilitas.
Misalnya, jika para
developer hanya menyediakan lahan parkir kendaraan 50 persen dari total unit.
Apartemen Brooklyn menyediakan fasilitas parkir hingga 900 unit. Meski
pembuatannya bukan hal yang mudah, tetapi nantinya setiap penghuni akan merasa
nyaman karena memiliki tempat parkir untuk kendaraannya.
Berbicara tentang fashion, pastinya tak lepas dari tangan dingin
para desainer yang membuatnya. Karya para desainer Indonesia saat ini sudah
mampu bersaing dan diperhitungkan di kancah International.
Mereka tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi banyak
orang ternama dunia dengan bangga menggunakan hasil rancangan desainer
Indonesia. Siapa saja mereka? Berikut 5 desainer yang karyanya berhasil
mendunia :
Meskipun namanya tidak seperti orang Indonesia, Tex Saverio
adalah desainer asli Indonesia. Kecintaannya dengan fashion sudah terlihat
sejak duduk di bangku SMP. Bahkan saking cintanya dengan fashion Tex lebih
memilih berhenti dari SMAK I BPK Penabur dan melanjutkan ke Bunka School of
Fashion Jakarta, yang didirikan oleh Siah Tjen Lan, Anggota Organization
Fashion Teacher of Japan.
Desain-desain yang dibuatnya tidak mengikuti perkembangan mode,
bahkan melawan arus. Tex mengedepankan tampilan dramatis, teatrikal, dan
Fantasi. Melalui panggung Jakarta Fashion Week karya Tex mulai diperhatikan
media asing dan ia adalah desainer dengan label Indonesia pertama yang tampil di
Paris Fashion Week.
Selain penyanyi Lady Gaga, karya Tex juga digunakan oleh
Jennifer Laurance pada film The Hunger Games: Catching Fir, Kim Kadarshian dan
penyanyi asal Jepang Ayumi Hamasaki dalam video klipnya yang berjudul Angel.
Desainer multitalenta yang satu ini, membawa angin segar bagi
busana muslim Indonesia maupun mancanegara. Dian Pelangi yang lahir di
Palembang tahun 1991. Namanya tercantum dalam daftar 500 orang paling
berpengaruh dalam dunia mode versi majalah dan situs Business of Fashion.
Saat Lulus SMA, kedua orang tua Dian menyuruhnya untuk mengelola
butik busana muslim dengan label Dian Pelangi di di Pekalongan dan Jakarta.
Ingin semakin serius menekuni bidang fashion, akhirnya Dian melanjutkan studi
di ESMOD dan namanya semakin melambung sejak mengikuti fashion show di
Melbourne dan Jakarta Fashion Week pada 2009 silam.
Kini selain sebagai desainer, Dian juga menjadi
seorang entrepreneur yang telah memiliki 14 cabang butik yang
tersebar di berbagai kota di Indonesia hingga Kuala Lumpur, Malaysia.
Bila anda seorang wanita dan pencinta tas,
tentu tahu sosok desainer yang satu ini. Nancy Go adalah desainer Indonesia
yang sukses mempopulerkan brand tas buatannya “Bagteria” di kancah mode dunia.
Tas Bagteria buatan Nancy telah melanglang buana ke
berbagai departement storeterkemuka seperti Neiman Marcus New York,
Melium Grup Malaysia, Fortnum & Mason London, Isetan Jepang dan beberapa
negara lain. Bagteria juga digunakan oleh orang-orang terkenal seperti Emma
Thomson, Zara Phillips cucu dari Ratu Elizabeth, bahkan Paris Hilton rela
membeli tas Bagteria yang didisplay di New York Fashion Week.
Fahrani Empel dikenal sebagai model Indonesia yang sudah Go
International. Wanita kelahiran 27 September 1984 ini juga pernah mendapat
predikat sebagai pemeran wanita utama terbaik FFI (2008) melalui fim Radit dan
Jani.
Kini Fahrani sibuk menggeluti dunia bisnis, Ia memproduksi kacamata yang
bernama “Cast Eyewear”. Produknya pun berhasil menembus pasar Amerika dan
Eropa. Beberapa selebriti dunia juga telah memakainya seperti Lady Gaga,
Rihana, dan Gisele bundchen. Produknya banyak diulas di berbagai majalah mode
international.