Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan

Antara Bisnis dan Misi Sosial Pendiri Go-Jek

Jakarta merupakan kota yang terkenal dengan kemacetannya. Salah satu cara menembus kemacetan ini, ojek motor bisa menjadi salah satu solusinya. Perusahaan peranti lunak PT Go-Jek Indonesia (Go-Jek) yang menyediakan layanan penghubung dari konsumen dengan ojek motor membuat kegiatan mencari tukang ojek lebih mudah.
Bagaimana tidak, awal tahun ini, Go-Jek meluncurkan aplikasi ponsel pintar untuk menghubungkan konsumen dengan tukang ojek. Tak butuh waktu lama, aplikasi ini pun ramai menjadi perbincangan di masyarakat.
Bahkan, aplikasi Go-Jek kini sudah mendapat unduhan lebih dari dua juta kali. Adalah Nadiem Makarim, pria dibalik kesuksesan Go-Jek. Pria lulusan Harvard Business School ini sebelumnya pernah bekerja di perusahaan e-commerce ZALORA.
Sayangnya, ia akhirnya memutuskan untuk membangun usahanya sendiri. Nadiem mendapat ide bisnis ini ketika sedang bercakap-cakap dengan tukang ojek motor. Ternyata, lebih dari 70% waktu para tukang ojek ini habis hanya untuk menunggu pelanggan di pangkalan.
Nadiem pun memutar otak mencari cara membantu para tukang ojek mendapat penghasilan lebih banyak. Tak hanya itu, Nadiem juga melakukan inovasi dalam layanan ojek yang kini tak hanya sekadar untuk sarana transportasi, juga untuk kurir, membeli makanan dan berbelanja.
Nadiem juga memiliki misi sosial lewat Go-Jek yang ia dirikan. Ia ingin menciptakan lapangan kerja serta menaikkan status ekonomi para tukang ojek. Saat ini, para supir Go-Jek bisa mendapat penghasilan Rp6-12 juta per bulan, tergantung seberapa keras kerja mereka.
Dalam kurun 7 bulan terakhir, Go-Jek sudah memiliki 25 ribu supir, dan dua juta unduhan. Bukan tak mungkin, pada akhir tahun Go-Jek mampu mengalahkan jumlah taksi di Jakarta.
Riza Firli/Smart-money.co / 21 Aug 2015

Bebas rasa khawatir, ini 8 hal yang bisa bikin kamu bahagia


Apakah saat ini kamu sedang merasa khawatir?

Khawatir adalah sikap berpikir berlebihan atau terlalu cemas dalam situasi dan kondisi tertentu.

Saat khawatir, kita pun menjadi tidak nyaman dan bila itu semakin semakin berlebihan bukan tidak mungkin dapat menyebabkan stress dan depresi.

Berikut 8 hal yang bisa membuatmu bahagia dan bebas rasa khawatir :

1. Berpikir Positif

Yuk, jangan biarkan pikiran negatif menghatuimu. Coba deh buang jauh-jauh pikiran tersebut apalagi saat menghadapi sebuah masalah. Karena belum tentukan masalah tersebut sesulit yang kamu bayangkan.

2. Berprasangka Baik

Nah, sama halnya dengan berpikir positif. Jika berpikir positif sudah bisa kamu lakukan coba berprasangka baik terhadap orang lain. Jangan berpikiran jelek terhadap orang lain atau menaruh rasa curiga karena belum tentu orang tersebut demikian.

3. Coba Ubah Sudut Pandang

Dalam menghadapi segala permasalahan. Coba kamu ubah sudut pandang kamu dalam menilai sesuatu. Misalnya saat menghadapi kemacetan, gara-gara macet banyak hal yang bisa kita lakukan loh. Misalnya mendengarkan podcast, membaca berita atau bahkan menyelesaikan episode drama Korea yang belum sempat kamu tonton.

Oh ya, gara-gara macet saat jam pulang kerja. Kamu bisa loh mampir dulu ke tempat gym untuk melakukan latihan, berenang atau mengikuti kelas-kelas yang ada disana. Dengan berolahraga badan menjadi sehat dan bugar serta pikiran  menjadi fresh kembali.

4. Mensyukuri Nikmat Hari Ini

Kadang kita lupa loh untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Nah, setelah lelah beraktivitas seharian coba deh sebelum memejamkan mata untuk tidur. Kamu bisa ingat-ingat kembali dan sebutkan 10 hal yang bisa kamu syukuri hari itu mulai dari bangun pagi.

5. Berdoa dan Mengandalkan Tuhan

Saat melakukan suatu pekerjaan, kadang kita lupa untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan. Kita sebagai manusia, kadang hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri padahal kemampuan kita terbatas dan itu yang dapat membuat kita kecewa bila mengalami kegagalan karena diluar ekspektasi kita.

6. Ceritakan Masalah Kamu Dengan Teman Terdekat

Jika kamu memiliki kekhawatiran secara berlebih. Jika masalah yang kamu hadapi cukup berat. Cobalah untuk share atau cerita masalah kamu  ke teman terdekat.

Meski temanmu tidak dapat membantu banyak. Paling tidak kamu akan merasa lebih baik karena sudah mengeluarkan rasa kekhawatiran kamu. Dan teman yang baik biasanya akan memberikan kamu saran atau sudut pandang yang lain sehingga kamu dapat berpikir jernih untuk mengambil keputusan.

7. Hidup Adalah Pilihan

Karena hidup adalah pilihan. Maka kamu jharus memilih ketika memiliki masalah. Kamu mau happy atau sedih? Jika kamu happy, masalah akan terasa lebih ringan dan kamu bisa berpikir jernih. Tapi, jika kamu memilih untuk bersedih maka kesedihan itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

8. Segala Masalah Pasti Ada Jalan

Walau terdengar klasik, tapi ingatlah segala masalah yang kita hadapi pasti ada solusinya. Segala masalah pasti ada jalan. Terkadang kita terlalu fokus dengan satu masalah yang membuat diri kita merasa khawatir.

Coba lihat para gelandangan atau orang gila yang berada dijalan. Mereka tetap bisa hidup dengan santai, bahkan tanpa rasa khawatir padahal sebenarnya diri mereka memiliki banyak keterbatasan.

Maka sebesar apapun masalah yang kita hadapi. Kekhawatiran hanya ada dalam pikiran dan hati kita. Dan jika kita membuang rasa  khawatir tersebut, maka semuanya akan terasa ringan dan baik-baik saja.

Image: shutter stock.

Yuk, simak 7 fakta menarik mengenai Marionjola

Marion Rambu Jola Pedy, lahir di Kupang 12 Juni 2000. Gadis bekulit sawo matang ini, merupakan penyanyi  yang lahir dari ajang Indonesian Idol musim Kesembilan (2018).

Meski, hanya keluar sebagai lima besar. Kehadirannya di industri musik memberikan warna tersendiri dan ia begitu menyita perhatian para netizen.

Berikut, 7 fakta mengenai Marionjola (Lala) yang menarik untuk kamu simak :

1. Dipuji juri saat audisi 
via: Youtube
Saat audisi Indonesian Idol, para juri begitu terpukau dengan penampilan Lala. Saat itu, Lala menyanyikan lagu "That's What I Like" yang dinyanyikan oleh Bruo Mars. Judika menilai, Lala sangat enjoy dalam bernyanyi, ia sangat menikmati lagunya dan itu terlihat pula dari body language yang ia tunjukan.


2. Mengisi sountrak film "Menunggu Pagi"
via: suara
Single perdana Lala "Jangan" feat. Rayi Putra (Rayi RAN) dipilih sebagai ost. film Menunggu Pagi. Film tersebut disutradarai olehTeddy Soerimadja. Berceita tentang kisah satu malam, tiga cerita, dan ketiganya mempunyai satu tujuan yaitu ke festival musik Djakarta Warehouse Project (DWP).

Video clip "Jangan", yang di unggah di akun Youtube miliknya sejak 14 Juni 2018 pun mendapat respon  positif dari  penikmat musik tanah air. Selama tiga bulan, video tersebut telah di tonton sebanyak 20 juta viewers dan mendapat kan lebih dari 19 ribu komentar.


3. Wajah polos tanpa make-up
via: dream.co.id
Inilah wajah polos Lala, sebelum menggunakan mak-up. Foto ini diunggah oleh make-up artist (MUA) Meima. Wajah Lala nampak lebih muda, lebih girly dan terlihat polos.

4. Makin cantik dengan makeup
via: dream.co.id
Namun, setelah di make-up wajahnya  berubah dan terlihat lebih dewasa dibanding umurnya. Mengingat, saat ini ia baru berusia 18 tahun. Meski demikian, Lala memiliki wajah cantik khas Indonesia. Riasan wajah seperti lipstik ombre, eye shadow gradasi  dan eye liner berbentuk eye cat membuat dirinya semakin tampil mempesona ketika perform diatas panggung.

5. Heboh video panas yang mirip dirinya
via: Tribunnews

Perjalanannya di ajang Indonesian Idol, sempat mendapatkan pemberitaan yang kurang mengenakan. Pasalnya ada video syur berdurasi 45 detik yang dikatikan dengan wajah dirinya.

Sontak, netizen pun heboh dengan video yang beredar melalui media sosial tersebut. Akhirnya, Lala mengklarifikasi dan angkat bicara soal video tersebut, yang tak lain itu bukanlah dirinya.


6. Keluarga Pejabat Daerah
via: Tribunnews
Tak disangka, Marion Jola ternyata datang dari keluarga pejabat daerah. Ayah Lala, Ari Umbu beberapa kali pernah berganti jabatan. Pertama, Ari Umbu menjabat sebagai staf SIE PMD pada kantor pemerintah Kec. Ngabada Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua, ia naik menjadi staf Bidang Produksi dan Pemasaran pada Badan Penanaman Modal Daerah Provisinsi NTT. Ketiga, ia menjabat Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol pada Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sumba Tengah, NTT.

Keempat, Ayah Lala diangkat  sebagai Kepala Bidang Produksi dan Pemasaran pada Badan Penanaman Modal Daerah Provisinsi NTT.

Terakhir, dirinya menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM pada Pemda Sumba Tengah, NTT.

7. Komentar Pedas Para Netizen 
via: Tribunnews
Marionjola lahir ketika teknologi dan pengguna internet di Indonesia sedang berkembang. Maka, sama dengan artis senior lainnya, Lala kerap ditimpa komentar dan cibiran negatif dari netizen di instagram.

Banyak netizen yang mengomentari cara Lala ber-makeup seperti tante-tante, terlalu tua, terlalu lebay dan lain-lain.

Sebelumnya, Lala sering membalas komentar negatif yang masuk. Namun, sekarang ia hanya membaca komentar negatif tersebut dan tidak mau ambil pusing dengan apapun yang dikatakan netizen.

Sebab baginya "Make-up itu semacam art", ungkap Lala seperti dilansir Liputan6.

6 penyebab orang Indonesia malas membaca buku


Jika berbicara mengenai budaya membaca, saat ini literasi Indonesia sangat jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara.

Bahkan, sejumlah penelitian yang dilakukan lembaga nasional maupun internasional. Literasi orang Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Penelitian tersebut, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World yang dilakukan Central Connecticut State University (2016).

Sedangkan peniliatn UNESCO, menunjukan minat baca di Indonesia hanya 0,001.

Lalu, apa  sebenanya yang membuat orang Indonesia malas membaca? Berikut 6 hal penyebabnya :

1. lebih senang menonton
Youtuber Indonesia via IDN TIMES
Orang Indonesi gemar sekali menonton dibanding membaca, hal ini nampaknya tidak pelu bukti-bukti penelitian. Coba saja tengok berapa jumlah viewers  video yang diunggah Ria Ricis, Awkarin dan Raditya Dhika di channel Youtube mereka. Bahkan, jumlahnya subscriber mereka sudah menembus jutaan bukan?

Belum lagi, tayangan televisi seperti reality show hingga sinetron. Setiap hari stasiun televisi berlomba-lomba meningkatkan rating pada jam-jam prime time. Bahkan, pada bulan Ramadan acara sahur yang ditayangkan pada dini hari menjadi acara paling seru yang banyak ditonton.


2. Lebih senang bersosial media
Social media platform via: BBC

Data APJII menunjukan jumlah pengguna internet Indonesia (2017) sudah menembus angka 143 juta. Sedangkan, jumlah penduduk kita hanyalah 265,4 juta.

Hootsuite dan We are social pun mengungkap data jumlah pengguna aktif social media di Indonesia. Hingga Januari 2018, jumlahnya mencapai 130 juta dan mereka aktif menggunakan facebook, twitter, instagram dan lainnya.

Coba saja kamu tengok  seleb atau public figure yang berasal dari Indonesia. Jumlah follower Instagram mereka bisa menembus belasan hingga puluhan juta. Diantaranya seperti Ayu Ting-ting, Laudya Cintya Bella, Agnez Mo dan masih banyak lagi.

Banyaknya pengguna aktif media sosial di negeri ini, kerap membuat para seleb pusing tujuh keliling. Pasalnya, selain mendapat pujian mereka juga sering mendapatkan hujatan dari para netizen di instagram.

2. Lebih suka bergosip
Syahrini via : Detik
Orang Indonesia senang bergosip, sepertinya ini ada benarnya. Coba saja tengok pada pagi, siang hingga sore hari. Berapa jumlah tayangan televisi yang menyajikan acara infotaiment news? Pastinya cukup banyak bukan dan berita yang disajikan mirip-mirip.

Kehiduapan para selebritis nampaknya memang sangat sayang untuk dilewatkan. Bahkan acara infotaiment news, sering membagikan award kepada para artis yang sering menjadi pemberitaan terpanas hingga selebriti yang paling banyak dibenci.


3. Harga buku mahal dan semakin tidak terjangkau
 via: thinkstock
Coba kamu cek berapa harga buku-buku anak SD saat ini, rasanya lumayan mahal bukan? Tidak semua orang tua loh mampu membeli buku pelajaran sekolah untuk anak mereka. Jika buku pelajaran sekolah yang wajib masih sulit terjangkau, bagaimana buku-buku bacaan lainnya.

Mahalnya harga buku biasanya disebabkan oleh bahan baku kertas yang terus naik. Belum lagi ongkos produksi, biaya pengiriman dan lainnya.

4. Minimnya fasilitas perpustakaan
via: Pexels
Selain membeli, meminjam atau membaca buku di perpustakaan bisa menjadi solusi. Akan tetapi, tidak semua sekolah memiliki fasilitas perpustakaan yang memadai. Beruntunglah bagi kamu yang tinggal di kota besar, karena biasanya kota-kota besar memiliki perpustakaan umum atau perpustakaan daerah dengan koleksi beragam.

5. Tidak dibiasakan dari kecil
via: Pexels
Membiasakan budaya membaca memang harus ditanamkan sejak kecil. Banyak orang tua mungkin tidak sadar, mereka lebih memilih membelikan anak-anaknya sepeda atau mainan ketika anak mereka naik kelas.

Padahal, hadiah buku bisa menjadi kado yang baik dan itu mengenalkan mereka pada dunia membaca sejak dini.

6. Stigma kutu buku
 via: informasi 212

Stigma mengenai anak kutu buku di Indonesia juga sangat kuat. Biasanya tipe orang seperti ini sering dianggap culun, tidak mudah bergaul atau bersosialisasi dan bersifat membosankan.

Padahal tidak semua orang yang hobi membaca seperti itu. Sebab hobi membaca buku memiliki berbagai manfaat yang sangat positif misalnya kita bisa belajar dan memiliki daya berpikir yang lebih baik.


Bhinneka.com, Pelopor E-Commerce yang Bangkit dari Krisis Ekonomi


source: satujam.com

Sebelum situs e-commerce bermunculan di Indonesia seperti sekarang, Bhinneka.com merupakan pelopor situs e-commerce di Indonesia sebelum Abad 21 (1996-1999). Awalnya, PT. Bhinneka Mentari Dimensi didirikan pada 1993, sebagai toko biasa yang berjualan secara offline.

Fokus utama perusahaan ini adalah sebagai distributor produk IT seperti PC build up dan PC compatible, perangkat lunak jasa jaringan (LAN/WAN), video editing hingga pusat servis. Pada saat krisis 1998, Bhinneka nyaris lumpuh hingga kemudian Nicholas Tio dan Hendrik Tio melihat perkembangan internet yang luar biasa di Amerika.

Mereka membuat website Bhinneka.com sebagai profil perusahaan, yang kemudian digunakan sebagai model bisnis toko online. Dampak krisis ekonomi 1998 bagi Bhinneka cukup terasa, dari 129 karyawan yang dimiliki Bhinneka hanya tersisa 24 karyawan.

Pada 1 Juni 1999, Bhinneka menggalang semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Bermodal 24 karyawan yang tersisa, Bhinneka membuat model bisnis dari agensi distribusi menjadi ritel produk komputer yang di jual melalui internet, meski para karyawan Bhinneka saat itu tidak mengerti internet.

Pada tahun-tahun pertama, berbagai keraguan terhadap masa depan terus menghantui. Bagaimana tidak? Koneksi internet masih mengandalkan dial-up yang sangat lambat dan website Bhinneka masih berbasis HTML sederhana.

Namun karena sudah terlanjur, Bhinneka terus maju dan melakukan berbagai cara untuk tetap survive. Setelah satu tahun, banyak bermuculan perusahaan e-commerce dengan investasi besar baik lokal maupun luar negeri.

Bubble economic of e-commerce membuat banyak raksasa bisnis saat itu berjatuhan dalam waktu singkat. Melihat situasi tersebut, Bhinneka sadar bisnis murni online belum mampu bertahan karena masyarakat belum percaya untuk berbelanja online.

Ditambah, sistem pembayaran daring belum canggih seperti sekarang. Infrastruktur pendukung e-commerce seperti jasa pengiriman, infrastruktur internet, perangkat komputer dan lainnya pun terbilang cukup mahal.

Dalam meningkatkan transaksi pembelanjaan, Bhinneka membuka toko berkonsep agar citra mereka tetap terjaga. Mereka melakukan pelayanan sepenuh hati , bekerja dengan senang  dan menggunakan selera humor pada waktu kerja, terutama saat masa sulit. Hal-hal tersebut kemudian menjadi nilai budaya perusahaan.

Sebagai e-commerce pertama di Indonesia, Bhinneka memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja. Misalnya menyediakan fasilitas COD (cash on delivery) tanpa perlu khawatir barang tidak sesuai keinginan, karena Bhinneka memiliki beberapa store di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Bhinneka memiliki bisnis model B2B (business to business) maupun B2C (business to customer), walaupun banyak transaksi yang terjadi merupakan B2C.

Kemudahan metode pembayaran juga menjadi perhatian Bhinneka. Jika awalnya hanya menggunakan layanan transfer dan COD, kini Bhinneka memiliki banyak metode seperti pembayaran internet banking, kartu kredit, cicilan 0%, dan uang elektronik dihadirkan demi kenyamanan konsumen.

Perusahaan yang didirikan oleh 5 orang dengan modal Rp 100 juta ini tumbuh menjadi situs e-dagang dengan nilai transaksi  Rp 806 miliar pada 2015. Seiring akan dilakukannya IPO (Initial Public Offering) pada 2018, Bhinneka akan menggandeng para investor besar. 

Sebelumnya Bhinneka telah mendapat suntikan dana senilai Rp 300 miliar dari Ideosource, perusahaan pemodal ventura asal Jakarta.



Ruth Handler dan Bisnis Boneka Barbie

source: investors.com

Barbie merupakan boneka yang diproduksi perusahaan mainan Amerika, Mattel Inc. Perusahaan ini didirikan pada1945 oleh Harold Matson dan Elliot Handler. Istri dari Elliot Handler, Ruth Handler terinspirasi membuat Barbie dari boneka kertas yang dimainkan anaknya pada awal 1950-an.
Ruth melihat anak perempuannya, Barbara,bermain boneka kertas bersama teman-temannya. Gadis-gadis kecil tersebut mendandani boneka kertas dengan baju-baju dan mengarang percakapan layaknya orang dewasa.
Ruth melihat boneka kertas yang terbuat dari karton dan hanya satu dimensi, kurang menarik untuk perkembangan imajinasi anak-anak. Dari situ, Ruth berpikir pangsa boneka perempuan dewasa memiliki prospek yang bagus.
Pada era tersebut boneka fesyen memang sudah ada, namun ukurannya kurang pas bahkan terlihat lebih kekanak-kanakan atau memiliki wajah terlalu seram. Boneka Barbie juga terinspirasi dari boneka Jerman bernama Bild Lilli.
Barbie awalnya dibuat di Jepang. Saat itu, upah produksi pengrajin Jepang lebih murah dengan hasil yang sangat teliti.
Dalam pengerjaannya, meskipun berpindah-pindah tangan empat hingga lima kali,boneka dan baju yang dibuat pengrajin Jepang tidak pernah kotor.
Bagi Mattel Ink, pengrajin Jepang yang murah dan berkualitas saat itu dapat mengimbangi tarif impor Mattel sebesar 35 persen.
Pada 1959 di sebuah acara American International Fair,  Barbie diperkenalkan untuk pertama kalinya.  Membutuhkan waktu tiga tahun bagi Ruth untuk menyiapkan boneka Barbie agar dapat dijual. Ruth juga  terjun langsung dalam aktivitas pemasaran.


Satu tahun pertama, boneka dan aksesoris Barbie yang dibuat 1/6 dari ukuran sesungguhnya. Terjual sebanyak 350.000 unit.  Ruth menekankan, detail adalah kunci yang membuat boneka ini unik dan laku dijual.
Namun, tubuh barbie yang sangat kurus dianggap tidak realistis. Tubuhnya berukuran 36-18-38, menuai banyak kritik karena memberikan gambaran tidak sehat pada perempuan muda.
Di luar kontroversi tersebut, brand yang merupakan singkatan dari nama pendirinya Matt dan Elliot, menjadi perusahaan mainan terbesar di dunia. Dilansir dari Forbes, (Mei 2016) nilai bisnis Mattel Inc. mencapai 10,9 milyar dollar AS dengan jumlah 31.000 karyawan.
Sedangkan Mattel Indonesia adalah anak usaha Mattel Inc. yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Mattel Indonesia memiliki pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.
Dilansir dari laman Kemenprin.go.id, Mattel Indonesia memiliki angka produksi mencapai 60 juta unit pertahun dan mengekspor lebih dari 3 juta unit boneka setiap bulan dengan jumlah 10.000 karyawan.
Pasar terbesar Mattel Indonesia adalah AS dan Kanada (40 persen), Eropa (35 persen), Amerika Latin (20 persen) dan Asia Pasifik (5 persen). Pabrik Mattel di Cikarang memproduksi 50 persen Barbie yang beredar di seluruh dunia dan memproduksi 2 juta pakaian boneka per minggu.
Dalam lima tahun terakhir, Mattel Indonesia telah mengekspor boneka dengan nilai antara 150 juta- 200 juta dollar AS per tahun. Angka ini tiga kali lipat dibanding pencapaian Mattel pada 1995.
 Dalam bisnisnya, Babrie tidak hanya fokus pada produksi boneka dan aksesoris saja. Tetapi juga memproduksi buku, pakaiaan, kosmetik hingga video game. Barbie juga muncul pada serial animasi dan sebagai karakter pendukung pada film Disney Pixar Toys Story 2 dan 3.