Kevin Systrom, Pria Dibalik Kesuksesan Instagram
source : fortune |
Berbagi foto ke media sosial saat ini sudah
lumrah dilakukan oleh siapa saja. Instagram merupakan media sosial favorit yang
digunakan untuk berbagi foto dan video. Bahkan kini, Instagram memiliki fitur
stories hingga live streaming.
Berdasarkan data yang dilansir blog Instagram, pada Desember
2016 jumlah penggunanya telah mencapai 600 juta. Sedangkan jumlah pengguna
aktif Instagram di Indonesia mencapai 22 juta pengguna dan terus meningkat.
Kevin Systrom merupakan orang di balik suksesnya aplikasi
Instagram. Pria kelahiran 1983 ini, dibesarkan di Holliston, sebuah kota kecil
di Massacahusetts, Amerika Serikat. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan
pendidikannya di Stanford University dengan jurusan Management Science and
Engineering.
Saat kuliah di Standford, Kevin pernah bekerja paruh waktu di
perusahaan startup benama Odeo. Perusahaan ini terkenal sebagai penyedia
layanan microblogging Twitter.
Setelah lulus dari Standford pada 2006, Kevin bergabung dengan
Google sebagai manajer pemasaran produk. Produk-produk Google yang ia tangani
seperti Gmail, Google Calender, Docs, dan Spreadsheet.
Tak lama kemudian, ia meninggalkan Google dan bergabung pada
perusahaan startup yang didirikan oleh mantan karyawan Google yaitu Nextop.
Meski dirinya fokus pada bidang pemasaran, Kevin juga sering membantu
menuangkan ide-ide untuk pemrograman.
Memiliki pengalaman di perusahaan seperti Twitter, Google dan
startup. Akhirnya, Kevin bersama Mike Krieger mendirikan startup bernama Burbn
Inc. yang berfokus pada pembuatan
aplikasi mobile.
Awalnya, Burbn Inc. membuat aplikasi yang memungkinkan
orang-orang untuk check-in lokasi dan berinteraksi dengan sesama pengguna.
Namun sayang, Facebook telah membuat aplikasi check-in seperti Foursquare. Agar
tidak bentrok dengan milik Facebook, maka mereka menciptakan aplikasi
Instagram.
Terciptanya Instagram karena mereka menyadari bahwa suatu hal
yang besar akan terjadi. Mengingat, semua orang
membawa ponsel berkamera dan menjadikan foto sebagai alat komunikasi
yang kuat.
Namun sayangnya saat itu, aplikasi dan jaringan internet masih
cukup lambat. Kevin dan Mike berusaha memastikan, agar foto-foto dapat
diposting lebih cepat menggunakan format kotak berukuran 1:1.
Selain itu, banyak orang mengunggah foto dengan platform media
sosial yang berbeda-beda dan kurang
efisien. Maka, terciptalah tombol agar
foto dapat dibagikan ke berbagai platform secara bersamaan.
Namun, Kevin melihat
banyak orang enggan memotret karena kualitas foto kala itu belum terlalu baik.
Hal ini, melatarbelakangi Instagram menciptakan beragam filter agar hasil foto
lebih bagus ketika diposting.
Instagram diluncurkan pertama kali Oktober 2010 dan berhasil
mengumpulkan 1 juta pengguna dalam satu bulan. Setelah satu tahun, Instagram
tembus di angka 10 juta pengguna.
Cepatnya pertumbuhan jumlah pengguna Instagram, membuat Facebook
tertarik untuk mengakuisisi Instagram dengan nilai 1 miliar dollar AS pada
2012. Hal ini, membuat Kevin dan Mike menjadi miliarder baru dalam waktu
singkat.
Pembelian Instagram oleh facebook juga bukan tanpa alasan. Di
tangan Facebook, kini Instagram juga menjadi media sosial yang efektif untuk
beriklan.
Menurut laporan yang dirilis Cowen & Co, pendapatan
Instagram pada 2020 diperkirakan dapat mencapai 5,8 Miliar dollar AS per tahun.
Mengingat banyak pemasang iklan yang mulai bermigrasi dari televisi ke media
digital.
Riza 2017/